RADARSEMARANG.COM- SAAT ini, gawai dan media sosial (medsos) merupakan hal paling ngetren di semua kalangan, termasuk siswa. Ini dapat memalingkan siswa, sehingga kegiatan belajar kurang diperhatikan.
Pelajar sibuk dengan gawai dan media sosial hingga kegiatan belajar kurang mendapat perhatian.
Hal ini menjadi tantangan bagi guru. Jangan sampai pembelajaran biasa-biasa saja, bahkan kalah menarik dari media sosial. Guru harus terus berinovasi dalam pengembangan media pembelajaran.
Pemilihan dan penyiapan media pembelajaran yang sesuai akan berpengaruh signifikan terhadap proses dan hasil pembelajaran.
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau bahan pembelajaran, sehingga mampu merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan belajar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan (Arsyad, 2009).
Sementara itu, Suryani dan Leo (2012:146) menyatakan, media pembelajaran berfungsi sebagai, 1) alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif, 2) bagian integral dari keseluruhan situasi belajar mengajar, 3) meletakkan dasar-dasar yang konkret dari konsep yang abstrak sehingga mengurangi pemahaman yang bersifat verbalisme, 4) membangkitkan motivasi belajar peserta didik, dan 5) mempertinggi mutu belajar mengajar.
Penggunaan media pembelajaran yang tepat, diharapkan mampu membangkitkan minat siswa untuk mengikuti proses pembelajaran. Terlebih lagi untuk materi yang memerlukan kemampuan berpikir produktif, seperti menulis puisi.
Dengan media pembelajaran yang tepat, mampu menulis puisi dengan mudah, sehingga dapat mengikis anggapan siswa bahwa menulis puisi itu susah.
Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan adalah puzzle. Darmawan (2019) menyatakan, media pembelajaran puzzle mampu meningkatkan konsentrasi belajar siswa. Menurut Jannah (2018:121), permainan puzzle adalah sebuah permainan yang bertujuan untuk melatih anak untuk lebih berpikir kreatif dalam merangkai gambar puzzle yang sudah disiapkan. Permainan puzzle memiliki tujuan sebagai berikut, 1) permainan puzzle bertujuan melatih anak untuk berpikir kreatif, dan 2) permainan puzzle dapat mengembangkan aspek kognitif dan motorik halus pada anak.
Pembelajaran menulis puisi di SMP Negeri 3 Karangmoncol menggunakan puzzle. Puzzle dibuat dari kertas kardus yang ditempeli gambar. Gambar digunting per objek/bagian gambar hingga berbentuk puzzle. Pada bagian belakang gambar juga ditempel kertas putih. Potongan-potongan kertas itulah yang digunakan untuk menulis kata-kata atau kosakata pilihan siswa sesuai objek, misalnya, nama objek, sifat, manfaat, denotasi-konotasi, dan sebagainya.
Dengan media puzzle, siswa belajar menulis puisi secara bertahap. Siswa mengamati dan menghayati gambar, sehingga bisa memahami isi dan maksud gambar.
Selanjutnya, siswa memilah tiap objek/bagian gambar dan mengeksplorasi kata-kata, istilah yang mewakili gambar. Kata atau kosakata tersebut menjadi modal siswa menulis puisi.
Selanjutnya, siswa menulis puisi di buku catatan. Tulisan disunting beberapa kali hingga tercipta puisi yang bagus. Langkah terakhir adalah memberi judul yang tepat.
Penggunaan media puzzle untuk menulis puisi di SMP Negeri 3 Karangmoncol terbukti mampu meningkatkan minat siswa dalam menulis puisi. Demikian halnya, kemampuan siswa dalam menulis puisi juga meningkat.
Hal itu terlihat dari puisi hasil karya siswa yang meningkat dan berkualitas. Salah satu bentuknya adalah telah diterbitkannya buku antologi puisi karya siswa SMP Negeri 3 Karangmoncol. (ds1/ida)
Guru Bahasa Indonesia SMPN 3 Karangmoncol, Kabupaten Purbalingga