RADARSEMARANG.COM- Kemampuan memecahkan masalah merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi, siswa harus benar-benar menguasai konsep yang telah dipelajari sehingga digunakan siswa untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
Melalui penggunaan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa matematika materi pecahan di kelas IV SD.
Berdasarkan rendahnya ketuntasan siswa ini, maka penelitian difokuskan pada penggunaan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan minat dan prestasi siswa pada mata pelajaran matematika materi pecahan tentang memecahkan masalah.
Proses pembelajaran yang masih memberikan dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dalam proses berpikirnya.
Berdasarkan hasil analisis, rendahnya prestasi belajar siswa disebabkan oleh dominannya proses pembelajaran konvensional. Pada proses pembelajaran selama ini suasana kelas cenderung teacher centered sehingga peserta didik menjadi pasif.
Untuk itulah dilakukan rencana pembelajaran yang ditetapkan adalah menggunakan model pembelajaran Berbasis Masalah.
Dari hasil observasi terhadap siswa dalam proses pembelajaran diketahui bahwa siswa semakin antusias mengikuti mata pelajaran matematika dengan model pembelajaran berbasis masalah.
Peningkatan tersebut dapat terjadi karena dengan model pembelajaran berbasis masalah dapat menciptakan lingkungan belajar yang memungkinkan berkembangnya aktivitas siswa.
Pembelajaran matematika siswa dengan model pembelajaran berbasis masalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan konsep dari materi yang diajarkan.
Selain itu juga siswa diberi kebebasan berpikir untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi. Siswa juga diberi kesempatan sebanyak mungkin untuk berperan aktif dalam aktivitas diskusi.
Dengan motivasi dan dorongan yang diberikan oleh guru, diharapkan dapat menumbuhkan keberanian siswa dalam mengutarakan dan mempertahankan pendapat.
Hal ini terlihat ketika banyak siswa yang mengacungkan jarinya untuk berpendapat atau menjawab pertanyaan. Siswa juga semakin serius dalam memperhatikan penjelasan dari guru, hal tersebut terlihat ketika berdiskusi, suasana kelas menjadi kondusif karena sudah berkurangnya siswa yang berbuat gaduh atau bermain.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas IV SDl materi pecahan.
Dari hasil penelitian diperoleh hasil bahwa model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Model pembelajaran berbasis masalah dapat dijadikan sebagai model pembelajaran alternatif khususnya pada materi pecahan.
Model pembelajaran berbasis masalah memerlukan waktu yang cukup lama sehingga guru harus bisa memadukan waktu yang tersedia dengan kegiatan belajar mengajar. (ips2/ton)
Guru SD Negeri 02 Walangsanga Moga, Pemalang