28 C
Semarang
Monday, 16 June 2025

Metode Tutor Sebaya untuk Membangun Kemampuan Berbicara Peserta Didik

Oleh : Wartono, S.Pd., M.A.

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM- Keterampilan berbicara (speaking skill) merupakan salah satu kompetensi yang bisa dicapai oleh peserta didik kelas VII, VIII, maupun kelas IX. Kompetensi ini kompleks karena pada kompetensi ini peserta didik dituntut mampu menyampaikan tentang suatu hal atau topik permasalahan di hadapan orang banyak.

Pada materi congratulation and hope peserta didik diharapkan bisa menyampaikan ide-idenya dengan menggunakan bahasa lisan maka peserta didik harus mampu berbicara dengan menggunakan bahasa Inggris. Di SMP Negeri 1 Comal, peserta didik kelas IX khususnya, banyak yang mengalami kesulitan dalam berbicara menggunakan bahasa Inggris.

Ketidakmampuan peserta didik disebabkan berbagai faktor. Di antaranya karena keterbatasan kosakata yang mereka miliki, serta kurangnya rasa percaya diri.

Melihat permasalahan tersebut, penulis tergerak berusaha semaksimal mungkin untuk dapat meningkatkan kemampuan berbicara peserta didik dengan mencoba menerapkan metode pembelajaran yang tepat.

Penulis mencoba menggunakan metode tutor sebaya dalam melaksanakan pembelajaran dengan materi congratulation and hope. Penerapan metode ini karena penulis melihat kondisi psikologis dan kemampuan peserta didik yang berbeda-beda.

Dengan menerapkan metode ini, peserta didik lauh lebih santai, tidak grogi, tidak merasa takut ataupun minder kepada teman-temannya dan juga terhadap guru ketika mereka ingin menyampaikan ide-idenya.

Metode tutor sebaya (peer teaching) adalah kegiatan belajar mengajar di kelas yang memberi kesempatan pada siswa untuk mengajarkan dan berbagi ilmu pengetahuan atau keterampilan pada siswa yang lain untuk membantu temannya yang mengalami kesulitan dalam belajar agar temannya tersebut bisa memahami materi dengan baik. Pada pelaksanaannya penulis memilih beberpa peserta didik sebagai pengajar dan pembelajar.

Sebagai pengajar biasanya diambil dari peserta didik yang lebih pandai dari peserta didik lain) dan peserta didik yang lain berperan sebagai pembelajar. Langkah-langkah yang penulis terapkan sebagai berikut yaitu langkah pertama penulis menyeleksi peserta didik untuk kami jadikan sebagai tutor dengan kriteria peserta didik tersebut mempunyai kemampuan lebih dari peserta didik yang lainnya.

Hal ini bertujuan agar peserta didik yang berperan sebagai tutor mampu membantu, memotivasi dan berbagi ilmu pada peserta didik lain yang berperan sebagai pembelajar.

Setelah menentukan tutor, langkah selanjutnya membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok kecil dengan satu tutor di dalamnya. Sedangkan posisi penulis dalam kegiatan ini berperan sebagai fasilisator selama pembelajaran.

Di akhir kegiatan pembelajaran pemberian reward sangat diperlukan untuk diberikan sebagai bentuk apresiasi guru terhadap pada peserta didik.

Hasil dari pengamatan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode tutor sebaya (peer teaching) terlihat bahwa peserta didik begitu antusias mengikuti pembelajaran. Peserta didik yang berperan sebagai pembelajar sangat aktif mengamati, bertanya, dan bahkan meniru mempraktikkan berbicara dengan menggunakan bahasa Inggris yang baik.

Peserta didik tidak merasa canggung lagi untuk mengutarakan ide-idenya dengan bahasa Inggris yang benar. Dengan adanya interaksi antarsesama anggota kelompok, rasa percayadiri dan berani berbicara dengan bahasa Inggris di depan kelompoknya semakin tertanam. Hasil akhir dari penerapan metode tutor sebaya berdampak positif pada peningkatan kemampuan berbicara pada peserta didik.

Kesimpulannya, dari penerapan metode tutor sebaya (peer teaching) pada materi congratulation and hope sangat efektif. Karena selain dapat meningkatkan kemampuan berbicara peserta didik juga dapat berimbas pada pencapaian nilai di atas KKM. (ps1/lis)

Guru SMP Negeri 1 Comal, Kabupaten Pemalang


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya