RADARSEMARANG.COM, Pembelajaran IPS di SD yang merupakan potensi utama untuk tingkat selanjutnya tidak boleh salah dalam pemahaman, sehingga menuntut guru untuk lebih berhati-hati dan kreatif dalam mengajarkan IPS di SD. Namun kemampuan siswa untuk dapat mengingat materi yang sudah disampaikan atau diajarkan sangat rendah, khususnya pada materi karakterisktik geografis dan kehidupan sosial budaya, ekonomi, politik di wilayah ASEAN.
Hal ini dapat dibuktikan pada tahap evaluasi. Berdasarkan hasil evaluasi yang diberikan kepada 16 siswa kelas VI SDN 02 Ponolawen Kesesi, hanya 6 siswa yang memperoleh hasil yang baik. Hanya 37,5% siswa yang mengalami ketuntasan dalam belajar dan yang belum mencapai ketuntasan mencapai 62,5%. Maka guru harus segera mengambil langkah-langkah pembelajaran yang mampu mendongkrak pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkannya tersebut.
Peningkatan kualitas dan kuantitas pendidikan di sekolah dapat ditempuh dengan berbagai cara. Antara lain: peningkatan kurikulum, peningkatan kompetensi guru, peningkatan kualitas pembelajaran, efektivitas metode pembelajaran, peningkatan sarana dan prasarana belajar dan bahan ajar yang memadai.
Berdasarkan pemahaman yang muncul, ada beberapa upaya yang dapat dilakukan guru untuk membangkitkan belajar siswa salah satunya menggunakan cara, metode, dan media yang bervariasi. Pembelajaran IPS umumnya membutuhkan kemampuan siswa untuk menghafal materi, sehingga dibutuhkan metode pembelajaran yang membuat siswa menghafal tanpa ada rasa bosan. Salah satunya adalah dengan penerapan metode index card match dalam proses pembelajaran.
Menurut Silberman Mel. (2010:246), index card match merupakan cara yang menyenangkan dan aktif untuk mengkaji materi pembelajaran. Metode index card match dengan alasan selain siswa dapat aktif dalam proses pembelajaran siswa juga akan belajar menyampaikan sesuatu pemahaman pada teman serta dapat menjadi pendengar yang baik saat teman lain menyampaikan suatu pemahaman. Index card match juga dapat dimaknai sebagai salah satu teknik instruksional dari belajar aktif yang termasuk dalam berbagai reviewing strategis (strategi perulangan).
Selain itu dengan menggunakan metode index card match, siswa diajak bermain dalam sebuah kuis dan berpasangan. Siswa memiliki antusiasme yang tinggi dalam proses pembelajaran untuk berlomba-lomba mencari pasangan dari setiap kartu yang dia miliki baik kartu yang berisi pertanyaan maupun kartu yang berisi jawaban. Dengan demikian mereka akan menemukan suasana yang menyenangkan sehingga keberhasilan pembelajaran diharapkan dapat lebih maksimal.
Dengan penerapan metode index card match pada pembelajaran IPS khususnya materi karakterisktik geografis dan kehidupan sosial budaya, ekonomi, politik di wilayah ASEAN di kelas VI SDN 02 Ponolawen Kesesi, siswa menjadi lebih bersemangat, interaktif dan aktif serta proses pembelajaran berjalan lebih menyenangkan dan tidak membosankan.
Hal tersebut mampu mendongkrak dan memudahkan siswa dalam memahami dan menguasai materi. Dibuktikan dengan persentase peningkatan pada perolehan nilai evaluasi siswa yaitu sebesar 87,5 % siswa memperoleh nilai di atas standar kriteria ketuntasan minimum yang telah ditetapkan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada satu materi pelajaranpun yang sukar, jika kita mampu menemukan solusi dan mengaplikasikannya dengan tepat. Seperti penerapan metode index card match pada pembelajaran mupel IPS khususnya pada materi karakterisktik geografis dan kehidupan sosial budaya, ekonomi, politik di wilayah ASEAN sangatlah tepat dalam membantu mendongkrak dan meningkatkan pemahaman siswa. (db2/ton)
Guru Kelas SDN 02 Ponolawen Kesesi, Kab. Pekalongan