RADARSEMARANG.COM, Pembelajaran laporan hasil observasi membutuhkan pengamatan baik di lingkungan sekolah maupun luar sekolah. Juga membutuhkan konsentrasi yang lebih. Maksudnya tidak sekadar melihat objek yang diamati tapi perlu melakukan pengamatan detil.
Tapi kenyataannya, dalam pembelajaran di kelas peserta didik kurang begitu mengena. Ketika diberi tugas mengamati lingkungan sekitar ternyata peserta didik kurang antusias.
Pengamatan yang sudah dilakukan berkali-kali di lingkungan sekolah membuat peserta didik kurang tertarik. Model pembelajaran Laporan Hasil Observasi dengan pengamatan di lingkungan sekolah, sudah biasa bagi siswa. Sehingga kurang tertantang untuk mengadakan pengamatan. Nilai yang didapatkan kurang maksimal.
Suharsimi Arikunto (2010:199) mengatakan observasi adalah proses pengamatan langsung suatu objek yang ada di lingkungan. Baik yang sedang berlangsung ataupun masih dalam tahapan, dengan menggunakan penginderaan. Observasi dilakukan secara sengaja sesuai urutan yang ditentukan.
Pengamatan yang dilakukan oleh peserta didik melalui tahapan-tahapan yang sesuai sehingga hasil maksimal tadak sekadar pendapat. Tapi benar-benar hasil dari kerja indra penglihatan yang dituangkan dalam laporan secara tertulis.
Maka perlu metode baru untuk pembelajaran Laporan Hasil Observasi supaya lebih menarik bagi peserta didik. Cara mengarahkan peserta didik supaya menarik dengan metode baru yaitu metode Obsesi (Observasi Sekolah Sekitar).
Peserta didik lebih tertantang untuk mengamati di sekolah sekitar. Karena peserta didik perlu mempersiapkan mental untuk berkunjung ke sekolah lain. Di samping itu berlatih bersilaturahmi ke sekolah sekitar. Dan mempersiapkan proposal sederhana untuk izin melaksanakan pengamatan sekolah.
Proposal menurut Rieefky adalah bentuk rancangan kegiatan yang dibuat dalam bentuk formal dan standar. Peserta didik mempunyai langkah-langkah yang tepat untuk merencanakan pengamatan sekitar sekolah. Sehingga data-data yang nanti akan didapatkan benar-benar sesuai yang diamati.
Peserta didik diberi kebebasan mengamati sekolah yang dipilih. Baik SMA maupun SMK di sekitar sekolah terdekat. Hal-hal yang diamati meliputi tata usaha, letak geografis sekolah, kantor BK, kesiswaan, maupun seputar lingkungan sekitar.
Pendidik membagi setiap kelompok 4 peserta didik. Penentuan objek yang diamati diundi. Setiap ketua kelompok mengambil undian yang sudah dipersiapkan oleh pendidik. Setelah mengambil undian objek yang diamati, peserta didik diberi kesempatan satu minggu untuk mengamati objek yang sudah ditentukan berdasarkan undian tersebut.
Selama mengadakan pengamatan setiap kelompok mencatat apa yang diamati secara lengkap dan detil. Data-data yang sudah diperoleh dari hasil pengamatan dibuat suatu laporan hasil observasi. Laporan yang sudah jadi dipresentasikan di kelas.
Menurut Keraf (2001:284) laporan adalah salah satu cara komunikasi dimana penulis bisa menyampaikan informasi kepada orang lain atau organisasi karena tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.
Laporan yang dibuat mampu mengomunikasikan informasi yang didapat dari hasil pengamatan di sekitar sekolah terdekat. Peserta didik bisa berlatih membuat rencana laporan dan laporan hasil observasi secara benar dan sistematis.
Di samping itu, peserta didik mampu merancang laporan, bersilaturahmi, maupun melatih komunikasi lisan kepada pihak lain. Juga memperoleh nilai laporan.
Hasil nilai yang didapatkan ternyata sangat baik dibandingkan dengan model pengamatan di lingkungan sekolah. Pengamatan di sekitar sekolah membuat peserta didik kurang antusias dibandingkan dengan pengamatan di sekitar sekolah.
Jadi metode “Obsesi” (Observasi Sekolah Sekitar) sangat tepat digunakan pendidik dalam pembelajaran Laporan Hasil Observasi bagi peserta didik kelas X Fase E di SMAN 1 Muntilan.
Pembelajaran dengan metode obsesi dapat menumbuhkan siswa menjadi aktif, kritis, berkolaborasi, dan bertanggung jawab tehadap laporan yang dibuat. (ut/lis)
Guru SMAN 1 Muntilan, Kabupaten Magelang