26 C
Semarang
Thursday, 17 April 2025

Experiential Learning Metode Berkualitas dalam Pembelajaran IKM Procedure Text

Oleh : Madinatun Minawati, S.Pd.

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Kebijakan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) yang merujuk pada Permendikbud Ristek No. 56 Tahun 2022 Tentang Pedoman Penerapan Kurikulum dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran, dalam implementasinya diharapkan dapat benar-benar berjalan seperti yang diinginkan. Namun kenyataannya masih banyak guru terkendala dalam menerapkannya. Kendala tersebut dapat berasal dari dalam diri guru yang bersangkutan maupun dari luar.

Salah satunya adalah dalam memilih metode yang digunakan dalam pembelajaran. Kendala tersebut juga dialami oleh beberapa guru di SMPN 2 Kandangan, Kabupaten Temanggung. Oleh karena itu guru perlu menentukan metode yang tepat dan berkualitas.

Dalam implementasinya, kurikulum merdeka mempunyai tujuan belajar bukan semata-mata berorientasi pada penguasaan materi dengan menghapal fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi atau materi pelajaran. Lebih jauh dari itu, orientasinya sesungguhnya dari proses belajar adalah memberikan pengalaman untuk jangka panjang. Dengan konsep ini, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa.

Proses pembelajaran berlangsung secara alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan tansfer pengetahuan dari guru ke siswa. Alternatif metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk menjawab permasalahan di atas salah satunya dengan menggunakan metode experiential learning.

Fathurrohman (2015:129) mengemukakan experiential learning merupakan proses pembelajaran, sebuah proses perubahan yang memanfaatkan pengalaman sebagai media pembelajaran. Jadi belajar bukan hanya dari materi yang sumbernya dari buku atau dari pendidik saja.

Fathurrohman (2015:130) menjelaskan lebih lanjut bahwa pengalaman belajar akan menjadi sangat efektif, jika menggunakan semua roda belajar, dari mengatur tujuan, melakukan observasi dan percobaan, memeriksa kembali, dan merencanakan tindakan.

Hamalik (2001:213) mengemukakan 3 langkah dalam metode pembelajaran experiential learning. Yakni kegiatan persiapan, kegitan inti (eksplorasi dan elaborasi) dan kegiatan penutup.

Metode experiential learning ini telah dipakai dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris di SMPN 2 Kandangan pada materi procedure text atau teks prosedur. Menurut Anderson dan Anderson, (1997:52), teks prosedur adalah teks yang memiliki struktur generik pengantar pernyataan yang memberi tujuan akhir, daftar bahan-bahan yang diperlukan, serta urutan langkah yang dibutuhkan.

Langkah-langkah yang dipakai dalam proses pembelajaran sebagai berikut: Pertama pada kegiatan persiapan, guru memberikan contoh beberapa teks prosedur berbahasa Inggris yang bertema tentang membuat kerajinan tangan dari bahan bekas dan kemudian memutarkan videonya. Setelah itu siswa diminta untuk berkelompok 2-3 orang kemudian berdiskusi menganalisis bagian-bagian dari teks prosedur yang telah diamati sebelumnya.

Guru memberikan tugas kepada setiap kelompok untuk mencari teks lain bertema sama dan bersama kelompoknya siswa mempersiapkan alat dan bahannya. Kedua, berkelompok membuatnya dengan mengikuti perintah dan langkah-langkah yang ada di teks sampai menghasilkan produk yang sesuai petunjuk.

Siswa mempresentasikan cara membuat produk tersebut langkah demi langkah di depan kelas dengan menggunakan Bahasa Inggris. Ketiga, bersama-sama membuat kesimpulan dan refleksi tentang pembelajaran procedure text.

Jadi metode experiential learning menjadi salah satu metode belajar yang efektif dan berkualitas. Metode ini menjadikan para siswa belajar dengan memenuhi seluruh aspek penting dalam proses pembelajaran, yakni kognitif, afektif, dan emosi.

Terpenuhinya seluruh aspek penting dalam proses pembelajaran ini kemudian dapat membuat pemahaman yang lebih mendalam bagi siswa yang melakukannya. (ut/lis)

Guru Bahasa Inggris SMPN 2 Kandangan, Kabupaten Temanggung


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya