RADARSEMARANG.COM, Proses pembelajaran IPA yang berlangsung di dalam kelas maupun di luar kelas harus melibatkan keaktifan peserta didik agar kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran pada materi yang sedang dipelajari dapat tercapai dengan baik.
Namun pada kenyataannya sering dijumpai kondisi peserta didik pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung lebih cenderung pasif.
Peserta didik terlihat tidak bersemangat, mengantuk, kurang peduli dengan hasil belajar, kurang fokus dan konsentrasi saat guru sedang menjelaskan, dan tidak aktif pada saat proses pembelajaran.
Hal ini disebabkan karena kurangnya keterampilan guru mengadakan variasi dalam proses pembelajaran, penyajian kegiatan belajar yang monoton, pembelajaran hanya berpusat pada guru (teacher center), kurangnya media pembelajaran yang digunakan, penerapan model pembelajaran yang belum optimal dan inovatif, guru masih menggunakan model pembelajaran yang bersifat konvensional, dan pemanfaatan IT yang kurang optimal.
Proses pembelajaran yang monoton membuat peserta didik merasa bosan dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas. Untuk itu, guru harus bisa menciptakan proses pembelajaran yang menarik bagi peserta didik.
Pemilihan model, media dan metode pembelajaran yang tepat harus disesuaikan dengan materi pembelajaran dan karakteristik peserta didik menjadi cara untuk dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik dan ketercapaian hasil belajar peserta didik. Salah satunya dengan penerapan model pembelajaran Discovery Learning dan penggunaan media pembelajaran Power Point Interaktif. Hal itu penulis terapkan di SMP Negeri 5 Comal, Kabupaten Pemalang.
Penerapan model pembelajaran Discovery Learning merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk belajar mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis, sehingga mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku.
Kelebihan model pembelajaran Discovery Learning adalah mendukung partisipasi aktif peserta didik dalam proses pembelajaran, menumbuhkan rasa ingin tahu peserta didik, memungkinkan perkembangan keterampilan-keterampilan belajar sepanjang hayat dari peserta didik, dan membuat pengalaman belajar menjadi lebih bersifat personal.
Sintak model pembelajaran Discovery Learning diantaranya pemberian rangsang (Stimulation), pernyataan/identifikasi masalah (Problem Statement), pengumpulan data (Data Collection), pengolahan Data (Data Processing), pembuktian (Verification) dan menarik simpulan/generalisasi (Generalization).
Penerapan media pembelajaran Microsoft Power Point menjadi media guru untuk menyampaikan materi pelajaran menjadi lebih menarik, sehingga peserta didik lebih paham dan menguasai materi.
Kelebihan penggunaan media pembelajaran Power Point interaktif adalah mudah diaplikasikan sehingga dapat digunakan untuk semua ukuran kelas, mempunyai variasi teknik penyajian yang menarik sehingga tidak membosankan, bisa menyajikan berbagai kombinasi gambar, warna, animasi dan suara serta clipart yang menarik perhatian dan bisa digunakan berulang – ulang.
Dalam menerapkan program Microsoft Power Point ini guru juga dapat menyisipkan audio untuk memperjelas konsep dari materi yang dipelajari, sehingga peserta didik tidak cepat bosan. Menurut Saifudin (2018) dalam Febrianti, F (2019) Media grafis/visual berupa slide power point memiliki fungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Pesan yang disampaikan dituangkan kedalam bentuk- bentuk visual.
Selain itu, fungsi media visual juga untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, menggambarkan fakta yang mungkin dapat mudah untuk dicerna dan diingat. Lebih lanjut Jelita (2010) dalam Kamil, PM (2018) menyatakan Microsoft Power Point adalah suatu software yang akan membantu dalam menyusun sebuah presentasi yang efektif, professional, dan juga mudah. (*)
Guru SMP Negeri 5 Comal, Kabupaten Pemalang