30.4 C
Semarang
Sunday, 22 June 2025

Implementasi Pembelajaran Berdiferensiasi pada Mapel Sosiologi

Oleh: Ana Susanti, S.Pd.

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Setiap siswa memiliki kebutuhan dan cara belajar yang berbeda-beda. Maka, guru harus memberikan pelayanan sesuai kebutuhan siswa.

Jika hal tersebut tidak dilakukan, akan menghambat kemajuan dan perkembangan siswa dalam belajar. Perlu diketahui pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang mengakomodasi kebutuhan belajar siswa.

Guru dapat menerapkan berbagai cara dalam proses pembelajaran, konten dan produk yang akan ditampilkan siswa. Agar siswa dapat bereksplorasi sesuai kemampuan masing-masing.
Menurut Tomlinson (2001: 45), pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap siswa.

Langkah yang dilakukan dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi antara lain: pertama, melakukan pemetaan kebutuhan belajar siswa berdasarkan tiga aspek. Yaitu kesiapan belajar, minat belajar dan profil belajar siswa.

Kedua, merencanakan pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan hasil pemetaan. Ketiga, melakukan evaluasi dan refleksi pembelajaran yang sudah berlangsung.

Pembelajaran berdiferensiasi diterapkan pada siswa kelas XII SMA Negeri 1 Candiroto mata pelajaran Sosiologi pada materi “Ketimpangan Sosial”. Guru melakukan asesmen diagnostik terlebih dahulu. Guru meminta siswa kelas XII IPS menuliskan harapan, keinginan dan metode belajar yang dibutuhkan dan diinginkan siswa pada selembar kertas.

Kemudian hasilnya dibahas bersama menjadi kesepakatan kelas. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari hasil pemetaan, guru melakukan berbagai upaya agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Upaya yang dilakukan mulai dengan menentukan strategi pembelajaran yang mampu mengakomodasi kebutuhan siswa, menyusun RPP berdiferensiasi serta menyusun asesmen dan refleksi pembelajaran.

RPP yang disusun mencakup diferensiasi proses, konten dan produk serta menggunakan model pembelajaran problem based learning (PBL). Pembelajaran PBL mampu menciptakan pembelajaran bermakna karena siswa dapat menyelesaikan dan memecahkan masalah sesuai pengalaman dan pengetahuannya.

Pada kegiatan apersepsi, guru melakukan tanya jawab dengan siswa berkaitan dengan kehidupan dan lingkungan tempat tinggalnya untuk mengetahui profil siswa. Sedangkan terkait dengan diferensiasi proses, guru melakukan berbagai strategi pembelajaran seperti tanya jawab, pengamatan, literasi dan berdiskusi secara berkelompok.

Diferensiasi konten berkaitan dengan pengetahuan dan keterampilan yang ingin disampaikan kepada siswa. Guru menayangkan materi berupa slide presentasi, artikel, gambar dan video agar siswa dapat mengeksplorasi materi pembelajaran sesuai kebutuhan masing-masing.

Diferensiasi produk berkaitan dengan hasil pembelajaran yang harus ditunjukkan siswa kepada guru. Guru memberikan berbagai pilihan kepada siswa mengenai produk yang akan dihasilkan.

Dalam pembelajaran ketimpangan sosial, siswa diberi pilihan untuk membuat produk sesuai kemampuan dan kebutuhan berupa infografis, video pembelajaran, buletin, komik, dan slide presentasi.

Di akhir pembelajaran, guru melakukan asesmen formatif dan refleksi. Refleksi merupakan umpan balik dari siswa kepada guru setelah melakukan pembelajaran. Berfungsi untuk mengetahui kepuasan siswa terhadap pembelajaran yang sudah dilaksanakan.

Hasil dari refleksi ini dapat digunakan sebagai bahan dalam merancang pembelajaran selanjutnya agar lebih optimal. Kegiatan refleksi dapat dilakukan secara lisan maupun menggunakan angket. Pada kegiatan evaluasi atau asesmen dilakukan selama pembelajaran untuk mengetahui keberhasilan proses belajar siswa pada materi ketimpangan sosial.

Implementasi pembelajaran berdiferensiasi pada mata pelajaran sosiologi berdampak positif terhadap pembelajaran di SMA Negeri 1 Candiroto. Pembelajaran berdiferensiasi tetap berpusat pada siswa, guru hanya sebagai fasilitator, membimbing, memotivasi dan memimpin pembelajaran.

Penerapan pembelajaran berdiferensiasi berdampak terhadap meningkatnya minat dan hasil belajar siswa pada pembelajaran sosiologi khususnya pada materi Ketimpangan Sosial. (ips1/lis)

Guru Sosiologi SMAN 1 Candiroto, Kabupaten Temanggung


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya