RADARSEMARANG.COM, Salah satu kompetensi dasar pada pelajaran seni budaya kelas VIII semester 2 adalah memperagakan tari tradisional berdasarkan pola lantai dengan menggunakan unsur pendukung tari sesuai iringan.
KD ini menitikberatkan teknik dan kaidah menarikan tari tradisional yaitu unsur pendukung dan iringan tari. Untuk dapat mencapai kualitas tampilan yang baik, peserta didik memerlukan proses latihan yang cukup.
Hal ini dikarenakan dalam prinsip tari tradisional ada beberapa hal mendasar yang harus dikuasai. Yaitu wiraga, wirama, dan wirasa. Ketiga hal itu ketika sudah dikuasai dengan baik maka kualitas tampilan tari juga baik.
Di SMP Negeri 15 Surakarta sebagian peserta didik minat dan semangatnya dalam pembelajaran memperagakan tari tradisional masih kurang. Salah satu penyebabnya adalah model pembelajaran yang dipakai adalah klasikal dan masih monoton.
Peserta didik hanya menerima materi dari guru pengampu dengan mendengarkan ceramah serta latihan menirukan peragaan tari yang dicontohkan guru pengampu.
Model pembelajaran ini dianggap kurang efektif. Karena proses pembelajaran hanya berjalan satu arah dan kurang mengasah peserta didik untuk kreatif, kolaboratif serta komunikatif dalam proses pembelajaran.
Peserta didik hanya terfokus pada materi yang disampaikan guru pengampu dan belum memaksimalkan sumber belajar lain. Proses pembelajaran berdampak pada hasil pembelajaran yang belum sesuai dengan capaian materi yang diharapkan.
Kokom Komalasari dalam bukunya “Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi” (2010:57) Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
Tujuan penggunaan model pembelajaran sebagai strategi bagaimana pembelajaran yang dilaksanakan dapat membantu peserta didik mengembangkan dirinya baik berupa informasi, gagasan, keterampilan nilai dan cara-cara berpikir dalam meningkatkan kapasitas berpikir secara jernih, bijaksana dan membangun keterampilan sosial serta komitmen menurut Joice & Wells dalam buku Saifuddin, A ( 2015: 48).
Penulis melakukan perubahan model pembelajaran yang dirasa cocok dengan materi serta karakteristik peserta didik. PjBL yang dimaksud adalah Projek Based Learning.
PjBL merupakan pendekatan pembelajaran yang memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk merencanakan aktivitas belajar, melaksanakan proyek secara kolaboratif, dan akhirnya menghasilkan produk kerja yang dapat dipresentasikan kepada orang lain.
Model pembelajaran ini diterapkan untuk materi memperagakan tari tradisional sesuai dengan sintak dalam PjBL. Adapun proses pembelajaran diawali dengan 1) Menetapkan tema proyek (peragaan tari tradisi), 2) Menetapkan konteks belajar (tari golek), 3) Merencanakan aktivitas-aktivitas (menyusun jadwal latihan terbimbing dan mandiri), 4) Memproses aktivitas-aktivitas (latihan terbimbing dan mandiri), 5) Penerapan aktivitas-aktivitas untuk menyelesaikan proyek (presentasi dan refleksi).
Dengan model pembelajaran ini lebih mudah dilaksanakan, peserta didik lebih termotivasi berlatih, tertarik mencoba teknik yang dirasa sulit. Selain itu, dengan model PjBL peserta didik termotivasi dan lebih semangat, mempermudah proses pembelajaran. Dilihat dari hasil sajian tari tradisi, PjBL mampu mengasah dan mengembangkan skill menari tradisi peserta didik yang diterapkan pada peragaan tari tradisi. Manfaat berikutnya yaitu meningkatkan kepekaan dan keberanian peserta didik dalam menyajikan tari tradisi daerah.
Dengan PjBL, peserta didik sangat terbantu. Karena apabila ada bagian yang kurang jelas dan kurang baik akan dengan mudah dilatih kembali. Hal ini juga dibuktikan dari meningkatnya hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Surakarta. Dari semula terendah nilai 70 menjadi 75, jadi nilai terendah siswa sudah mencapai KKM mapel seni budaya yaitu 75.
Sedangkan bagi guru manfaat dari model pembelajaran ini adalah guru lebih mudah dalam melaksanakan proses pembelajaran, menyenangkan, dan guru mendapatkan pengalaman baru dalam mengajar.
Pembelajaran memperagakan tari tradisi berdasarkan pola lantai dengan menggunakan unsur pendukung tari sesuai iringan yang menurut sebagian peserta didik dianggap sulit ternyata dengan PjBL menjadi lebih mudah. Terbukti dari hasil belajar meningkat, motivasi dan minat belajar peserta didik turut meningkat. (ips1/fth)
Guru Mapel Seni Budaya SMPN 15 Surakarta