32 C
Semarang
Sunday, 11 May 2025

Belajar IPS Efektif dengan Jigsaw Berbantuan Media Pop-Up Book

Oleh : Siti Nasroh S.Pd.SD

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, ILMU Pengetahuan Sosial (IPS) adalah mata pelajaran yang mempelajari berbagai disiplin ilmu sosial aktivitas manusia yang disajikan secara ilmiah dalam rangka menambah pemahaman dan wawasan yang lebih luas kepada siswa. Mata pelajaran (Mapel) IPS diajarkan pada tingkat dasar dan menengah.

Dengan belajar IPS diharapkan generasi muda dapat menjadi orang yang bijak dan cerdas dalam menjalani kehidupan bermasyarakat.

Penulis sebagai guru kelas VI SD Negeri Pagumenganmas, Kecamatan Karangdadap, Kabupaten Pekalongan, mencoba salah satu model pembelajaran model cooperative learning tipe jigsaw.

Model pembelajaran ini dipilih karena melatih siswa bertanggung jawab terhadap proses belajar mereka sendiri dalam mendapatkan informasi untuk memecahkan masalah yang didapatkan (Agus Suprijono, 2009: 54).

Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang berbasis kelompok, di mana dalam pelaksanaannya melibatkan siswa untuk berdiskusi memecahkan permasalahan atau pertanyaan yang diberikan oleh guru.

Dengan adanya model pembelajaran berbasis kelompok akan membuka kesempatan siswa untuk berbagi pengetahuan, mengalaman tugas, tanggung jawab, memperbaiki pemahaman, dan mengevaluasi.
Tipe pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk belajar lebih optimal karena siswa didorong untuk aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pembelajaran untuk mencapai hasil belajar yang maksimal.

Dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, setiap individu dalam kelompok tersebut mendapatkan tanggung jawab untuk mengkaji secera mendalam konsep yang sedang dipelajari. Model pembelajaran ini dibagi menjadi beberapa tahap pelaksanaan. Tahap pertama, siswa dibagi menjadi kelompok asal, dimana setiap individu dalam kelompok bertanggung jawab untuk memahami materi yang telah diberikan oleh guru. Tahap kedua, membentuk kelompok ahli, di mana anggota yang berada dalam kelompok ahli terdiri dari anggota kelompok asal yang memegang tanggung jawab materi yang sama pada kelompok asal.

Hal inilah yang melatarbelakangi penulis untuk menerapkan model pembelajaran jigsaw berbantuan media Pop-Up Book dalam pembelajaran IPS kelas VI SD Negeri Pagumenganmas. Kenapa model pembelajaran ini dipilih? Sebab, Pop-up book merupakan jenis buku yang ketika dibuka akan timbul atau menampilkan bentuk tiga dimensi, sehingga buku ini dapat menyampaikan pesan dengan kesan lebih nyata.

Sebelum menerapkan model pembelajaran tersebut, kondisi pembelajaran yang digunakan masih kurang optimal, guru masih menggunakan model pembelajaran konveksional. Sehingga hasil belajar siswa terutama dalam pembelajaran IPS masih rendah. Hal ini terlihat dari banyaknya siswa yang belum mencapai KKM yang telah ditetapkan. Namun setelah menggunakan model pembelajaran jigsaw berbantuan media Pop-Up Book, hasil pembelajaran meningkat. Jumlah siswa yang mencapai KKM di atas 95 persen, jauh di atas hasil sebelumnya yang hanya 65 persen.

Untuk penerapannya, siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil. Jumlah anggota dalam kelompok disesuaikan dengan konsep atau topik yang akan dipelajari. Untuk mengoptimalkan kerja kelompok tersebut, sebaiknya dibentuk kelompok heterogen, baik dari segi kemampuan atau karakteristik lainnya. Jumlah siswa dalam satu kelompok juga harus dibatasi, agar kelompok-kelompok yang terbentuk dapat bekerja sama secara efektif. Apabila jumlah anggota dalam satu kelompok makin banyak, maka dapat mempengaruhi keefektifan kerja sama antar para anggotanya.

Setelah itu, setiap anggota kelompok ditugaskan untuk mempelajari materi tertentu. Kemudian siswa-siswa atau perwakilan dari kelompok masingmasing bertemu dengan anggota-anggota dari kelompok lain untuk mempelajari materi yang sama.

Selanjutnya, materi tersebut didiskusikan serta dipelajari setiap masalah yang dijumpai sehingga perwakilan tersebut dapat memahami dan menguasai materi tersebut. Selanjutnya masing-masing perwakilan tersebut dapat menguasai materi yang ditugaskan kemudian masing-masing perwakilan tersebut kembali ke kelompok asalnya.

Selanjutnya masing-masing anggota tersebut saling menjelaskan pada teman satu kelompoknya sehingga temannya dapat memahami materi yang ditugaskan oleh guru.

Terakhir, siswa diberi tes atau kuis, hal tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah siswa sudah dapat memahami materi. Dengan demikian, secara umum penyelenggaraan model belajar Jigsaw dalam proses belajar mengajar dapat menumbuhkan tanggung jawab siswa sehingga terlibat langsung secara aktif dalam memahami suatu persoalan dan menyelesaikannya secara kelompok atau kerja sama. (gp/ida)

Guru Kelas SDN Pagumenganmas, Kecamatan Karangdadap, Kabupaten Pekalongan


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya