RADARSEMARANG.COM, PARADIGMA kurikulum merdeka bagi guru sekolah dasar (SD) merupakan hal yang baru. Peralihan kurikulum 2013 menjadi kurikulum operasional merdeka merupakan hal yang sangat baru. Perubahan kurikulum terjadi secara sistematis sesuai dengan perkembangan zaman dan teknologi.
Lembaga sekolah sering mengubah beberapa kebijakan sesuai dengan peraturan yang terbaru dan disesuaikan dengan kondisi di lembaga sekolah. Beberapa perubahan dimulai dari kurikulum 2013 menjadi kurikulum darurat yang diimplementasikan sesuai dengan kondisi serta mengambil beberapa kompetensi yang dirasa dapat dicapai.
Pada zaman sekarang, guru dituntut untuk beradaptasi dengan teknologi guna mendukung revolusi industri 4.0 (Astutik et al., 2022).
Pengalaman penulis sendiri terkait kemerdekaan belajar masih minim dan belum mampu mengadopsi kemerdekaan belajar. Dipicu oleh cara dan pengalaman guru belajar sewaktu di bangku kuliah dan masih minimnya kreativitas. Bila pendidik tidak kreatif untuk membimbing siswa maka materi menjadi sulit untuk diterapkan.
Dalam hal ini, penulis merasa harus banyak belajar melalui Youtube atau dengan teman, yaitu dengan mencoba menerapkan modul ajar. Modul Ajar merupakan suatu paket belajar yang berkenaan dengan satu unit bahan pelajaran.
Modul Ajar di Kurikulum Merdeka 2022 merupakan pengganti RPP di Kurikulum 2013. Sehingga keberadaannya sangat penting dalam pembelajaran dalam kurikulum merdeka.
Dengan modul, siswa dapat mencapai dan menyelesaikan bahan belajarnya dengan belajar secara individual. Peserta belajar tidak dapat melanjutkan ke suatu unit pelajaran berikutnya sebelum menyelesaikan secara tuntas materi belajarnya.
Dengan modul, siswa dapat mengontrol kemampuan dan intensitas belajarnya. Modul dapat dipelajari di mana saja. Ada tiga teknik yang dapat dipilih dalam menyusun modul. Ketiga teknik tersebut menurut Sungkono dkk (2003:10), yaitu menulis sendiri, pengemasan kembali informasi, dan penataan informasi. Pertama, menulis sendiri. Kedua, pengemasan kembali informasi.
Penulis/guru tidak menulis modul sendiri, tetapi memanfaatkan buku-buku teks dan informasi yang telah ada di pasaran untuk dikemas kembali menjadi modul yang memenuhi karakteristik modul yang baik. Ketiga, penataan informasi (Compilation). Cara ini mirip dengan cara kedua, tetapi dalam penataan informasi tidak ada perubahan yang dilakukan terhadap modul yang diambil dari buku teks, jurnal ilmiah, artikel, dan lain-lain.
Cara menyusun modul ajar kurikulum merdeka adalah, pertama, analisis kondisi dan kebutuhan peserta didik juga sekolah. Kedua, identifikasi ditentukan oleh dimensi Profil Pelajar Pancasila. Ketiga, guru memilih dimensi Profil Pelajar Pancasila yang paling relevan untuk dikembangkan dalam proses pembelajaran. Keempat, tentukan alur tujuan pembelajaran yang akan dikembangkan menjadi modul Ajar yang dibuat guru. Kelima, guru dapat memilih alur tujuan pembelajaran yang dikembangkan oleh sekolah atau mengacu pada alur tujuan pembelajaran yang ada. Keenam, susun modul ajar berdasarkan komponen yang tersedia.
Selain komponen inti, guru dapat memilih komponen sesuai dengan kebutuhan siswa. Ketujuh, pelaksanaan pembelajaran. Guru melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan modul ajar yang telah disusun. Kedelapan, tindak lanjut. Setelah guru melakukan pembelajaran, guru melakukan evaluasi efektivitas modul ajar dan tindak lanjut untuk pembelajaran berikutnya.
Setelah penulis melaksanakan beberapa tahapan dalam membuat modul ajar sebelum mengajar, hasil pembelajaran di SDN 01 Siwalan kelas 1 pada materi “Ayo Bermain”, ternyata dapat mempermudah guru dalam melaksanakan pembelajaran serta kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik. (gp/ida)
Guru Kelas 1 SDN 01 Siwalan, Kecamatan Siwalan, Kabupaten Pekalongan