26 C
Semarang
Tuesday, 17 December 2024

Tingkatkan Kedisiplinan Siswa melalui Konseling dengan Teknik Reinforcement

Oleh : Durotun Nafisah, S.Pd

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Dalam penerimaan siswa baru pada tahun 2022 masih menggunakan sistem penerimaan jalur zonasi. Siswa yang diterima di sekolah berdasarkan jarak tempuh yang terdekat dari rumah ke sekolah. Sehingga dengan sistem penerimaan jalur zonasi tersebut sekolah tidak dapat menyaring siswa yang mempunyai potensi maupun nilai akademik yang tinggi.

Dari 60 persen siswa yang diterima melalui sistem zonasi mempunyai karakteristik yang heterogen. Karakteristik siswa yang heterogen tersebut di antaranya berbeda dalam kepribadian, kecerdasan, akhlak, keterampilan.

Karakteristik yang heterogen tersebut berdampak pada ketidakdisiplinan siswa, baik tidak disiplin dalam mengikuti proses belajar maupun mematuhi peraturan sekolah.

Hal semacam tersebut terjadi pada kelas X SMAN 1 Temanggung yang penerimaan siswa barunya menggunakan sistem zonasi.

Ketidakdisiplinan siswa dalam mematuhi peraturan sekolah tersebut sangat mengganggu proses pembelajaran di sekolah, sehingga kedisiplinan perlu ditegakkan agar selalu menjadi sekolah yang nyaman dan tertib.

Menurut R.I Sarumpaet (1990: 101) disiplin ialah suatu aturan dan tata tertib yang digunakan dalam menjalankan sebuah sekolah atau rumah tangga. Setiap sekolah maupun rumah tangga harus mempunyai kedisiplinan.

Menurut Moeliono (1993 : 208) disiplin artinya ketaatan (atau kepatuhan kepada peraturan dan tata tertib, atau norma, dll). Dari pengertian tersebut kedisiplinan dapat dilihat dari ketaatan (kepatuhan) siswa tehadap aturan yang berkaitan dengan proses pembelajaran di sekolah yang meliputi jam masuk sekolah, kepatuhan siswa berpakaian, kepatuhan dalam mengikuti proses belajar mengajar di sekolah.

Sikap kedisiplinan pada siswa kelas X tersebut di atas sekarang sudah mulai menurun. Hal tersebut dilihat dari pengamatan banyak siswa kelas X yang tidak disiplin dengan melanggar tata tertib sekolah. Di antaranya datang ke sekolah terlambat, membuat surat izin palsu. Membolos dan tidak bersemangat pada mata pelajaran tertentu.

Ketidakdisiplinan tersebut dapat mengganggu proses pembelajaran dan menyebabkan hasil yang dicapai tidak maksimal. Oleh karena itu perlu ada upaya yang efektif bagi guru BK untuk mengatasi permasalahan kedisiplinan siswa yaitu melalui konseling dengan teknik reinforcement (penguatan) untuk menerapkan disiplin terhadap siswa agar terciptanya lingkungan belajar yang kondisif.

Menurut Moh Uzer Usman (2010: 80) penguatan (reinforcment) adalah segala bentuk respons bersifat verbal maupun nonverbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa yang bertujuan untuk memberikan informasi ataupun umpan balik (feedback) bagi siswa atas perbuatannya sebagai suatu tindakan dorongan ataupun koreksi.

Penguatan dapat dilakukan secara verbal dan nonverbal, dengan prinsip kehangatan dan keantusiasan, kebermaknaan dan menghindari penggunaan respons negatif.

Konseling dengan teknik reinforcement siswa yang tidak disiplin diberikan bimbingan untuk bertingkah laku yang sesuai dengan aturan yang ditegakkan di sekolah. Setelah siswa berubah perilakunya diberikan penguatan dalam bentuk penghargaan atau pujian terhadap perubahan perilaku yang baik tersebut.

Teknik ini memberikan penguatan yang arahnya memberikan dorongan, tanggapan atau hadiah bagi siswa yang telah berubah perilaknya menjadi disiplin dan merasa dihormati serta diperhatikan.

Contoh guru memberikan kepercayaan dan tanggung kepada siswa untuk mengajak teman-temannya satu kelas untuk menegakkan kedisiplinan terhadap peraturan sekolah maupun dalam mengikuti proses pembelajaran. Berdasarkan contoh tersebut, konseling dengan teknik reinforcement yang dilakukan guru BK dapat meningkatkan kedisiplinan siswa dalam mematuhi peraturan sekolah dan mengikuti proses belajar mengajar.

Konseling dengan teknik reinforcement dapat membuat siswa menjadi bangga terhadap perubahan perilaku siswa ke arah kedisiplinan sehingga siswa akan selalu mempertahankan perilaku yang baik dan siswa mampu menciptakan suasana lingkungan sekolah yang nyaman.

Siswa bahkan mampu memahami dan menyadari bahwa kedisiplin itu penting untuk keberhasilan yang dalam mencapai masa depan yang lebih baik. (ut/lis)

Guru BK SMA Negeri 1 Temanggung


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya