RADARSEMARANG.COM, Kurikulum Merdeka bertujuan untuk mengasah minat dan bakat anak sejak dini dengan berfokus pada materi esensial, pengembangan karakter, dan kompetensi peserta didik.
Menurut Kemdikbud Ristek, rencananya Kurikulum Merdeka akan dijalankan sebagai opsi tambahan terlebih dahulu selama 2022-2024 dalam rangka pemulihan pembelajaran pasca pandemi.
Setelah itu, nanti diharapkan sudah bisa fully implemented secara nasional. Tahun 2024 Kemdikbud Ristek akan mengkaji ulang mengenai implementasi Kurikulum Merdeka berdasarkan evaluasi selama masa pemulihan pembelajaran.
Dari pengalaman penulis terkait kemerdekaan belajar masih minim, belum memiliki buku teks yang ada saat ini dinilai masih berkualitas cukup rendah. Akibatnya ada siswa tidak dapat menerima kegiatan belajarnya dengan baik dan tepat.
Di sisi lain tidak sedikit yang dalam belajarnya mengalami berbagai kesulitan.
Akibat program Merdeka Belajar, siswa didorong untuk lebih merdeka dalam belajar dan mengubah perspektif pembelajaran. Di mana mulanya kegiatan pembelajaran di Indonesia lebih berpusat pada guru, kemudian lebih berpusat kepada siswa.
Selama ini kegiatan pembelajaran memang lebih didominasi pengajar. Sedangkan guru dituntut untuk melaksanakan kurikulum.
Guru dituntut mampu beradaptasi dengan segala perubahan yang terjadi saat ini dan di masa depan nanti. Karena pembelajaran Indonesia setidaknya bisa seperti pendidikan di negara maju lainnya yang lebih mengedepankan kebutuhan peserta didik.
Langkah awal yang harus penulis lakukan adalah menjalin lebih dekat dengan peserta didik.
Agar mengetahui karakteristik dan keahlian siswa yang diajarnya. Karakteristik berasal dari kata karakter yang berarti ciri, tabiat, watak, dan kebiasaan yang dimiliki oleh seseorang yang sifatnya relatif tetap. Karakteristik peserta didik dapat diartikan keseluruhan pola kelakukan atau kemampuan yang dimiliki peserta didik sebagai hasil dari pembawaan dan lingkungan, sehingga menentukan aktivitasnya dalam mencapai cita-cita.
Penulis fokus pada melihat minat belajar siswa, yang mana minat merupakan faktor penting dalam proses pembelajaran, dan perlu untuk selalu ditingkatkan. Implikasinya dalam proses pembelajaran terutama menghadapi tantangan abad 21.
Penulis menerapkan berbagai model pembelajaran yang menyenangkan (enjoyable learning), menantang dan inovatif, menyampaikan tujuan/manfaat mempelajari suatu tema/mata pelajaran, serta menggunakan beragam media pembelajaran.
Langkah kerja penulis antara lain : Pertama, diawal pembelajaran terlebih dahulu mengemukakan tema yang akan dipelajari. Kedua, menyampaikan materi secara singkat. Ketiga, Meminta siswa untuk membaca materi.
Keempat, menyampaikan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Kelima, kemudian untuk melihat kemampuan awal peserta didiknya dilakukan pretest/tes awal terlebih dahulu. Keenam, Guru membahas tema melalui media permainan ular tangga yang menjadi kesukaannya peserta didik tentang materi yang telah disiapkan (Belajar melalui media Permainan Ular Tangga).
Setelah melalui pengamatan dari tahap awal hingga tahap inti, suasana kelas tampak antusias, aktif, dan menyenangkan. Setelah materi dipahami dan waktunya cukup maka guru mengakhiri pelajaran dengan kegiatan penutup. Dengan dimilikinya minat belajar yang tinggi oleh peserta didik maka hasil belajar tentunya akan menjadi lebih baik.
Keterlibatan peserta didik dalam belajar sangat penting. Karena apabila peserta didik terlibat aktif dalam belajar maka hasilnya tentu akan baik. Menurut Armanto, joyful learning yaitu sebuah pendekatan yang dapat membuat siswa memiliki motivasi untuk terus mencari tahu dan terus belajar.
Harapan dari penulis adalah agar peserta didik dengan mempelajari karakteristik anak akan meningkatkan hasil belajarnya. (gp/fth)
Guru Kelas I SDN 01 Pait, Kec Siwalan Kab. Pekalongan