RADARSEMARANG.COM, Informatika merupakan mata pelajaran yang mengenalkan ilmu komputer dan seni pemrograman untuk siswa SMA dengan keberagaman latar belakang dan pengalaman teknologi.
Notasi algoritma merupakan materi SMA kelas X yang dirasa masih sulit bagi sebagian siswa.
Notasi algoritma merupakan notasi yang digunakan untuk menuliskan langkah-langkah dalam pembuatan suatu program menggunakan bahasa pemrograman.
Notasi algoritma mempelajari bentuk-bentuk dasar algoritma dan penulisan notasi algoritma harus dituliskan sesuai kaidah sehingga mudah dimengerti dan diterjemahkan.
Berdasarkan pengalaman penulis dalam mengajar materi Notasi Algoritma kelas X di SMA Negeri 1 Temanggung, pada saat menggunakan metode ceramah terlihat bahwa aktivitas dan hasil belajar siswa tidak sesuai yang diharapkan yaitu rata-rata kelas masih berada di bawah KKM.
Siswa cenderung pasif dalam menjawab pertanyaan guru. Rendahnya hasil belajar siswa ditengarai karena penggunaan model dan media yang belum optimal yang dilakukan penulis dalam menuntaskan materi tersebut.
Penggunaan model yang konvensional berupa ceramah dan media yang kurang variatif dianggap menjadi bagian dari permasalahan di atas. Minat belajar sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Menurut Slameto (2013) minat memiliki pengaruh besar terhadap belajar baik proses maupun hasilnya, yaitu bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Minat mempunyai peran penting terhadap kegiatan belajar siswa sebab dengan minat akan melakukan sesuatu yang diminatinya.
Siswa yang berminat terhadap pembelajaran informatika akan mempelajarinya dengan sungguh-sungguh dan senang mengikuti pelajaran. Selain itu, dapat menyelesaikan setiap tugas dan kesulitan-kesulitan dalam belajar.
Salah satu solusi yang dianggap tepat adalah dengan menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL). Model pembelajaran CTL membantu guru dalam mengaitkan antara materi yang dipelajarinya dengan situasi kehidupan nyata siswa dan mendorong siswa mengaitkan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat mengembangkan dan meningkatkan kreativitas anak dalam memecahkan suatu masalah yang ada di lingkungannya. Karena dengan berpikir kreatif melibatkan rasa ingin tahu dan bertanya murid sehingga permasalahan ini terpecahkan dengan mengembangkan antar-permasalahan dengan konteks kehidupan nyata yang dihadapinya (Elaine, 2006).
Tahapan dalam penggunaan model pembelajaran CTL yang dilakukan adalah penulis menjelaskan kompetensi yang harus dicapai siswa dan pentingnya materi ajar Notasi Algoritma dalam kehidupan. Kemudian siswa dibagi menjadi kelompok yang beranggotakan 4 orang setiap kelompok.
Tiap kelompok ditugaskan melakukan observasi mengenai notasi algoritma yang telah ditentukan penulis yang berkaitan dalam kehidupan sehari-hari. Melalui instrumen observasi atau angket siswa diminta mencatat berbagai hal yang ditemukan. Siswa mendiskusikan hasil temuan mereka sesuai kelompok masing-masing. Kemudian dilanjutkan presentasi. Setelah selesai, siswa menyimpulkan hasil observasi dan diskusi.
Berdasarkan hasil pengamatan ketika diskusi siswa sangat antusias mengemukakan ide dan pendapatnya. Siswa yang merasa kurang, menjadi terbantu oleh siswa yang lebih menguasai dan moodle sebagai sarana pendukung . Pembelajaran pun terasa menyenangkan.
Tidak terkesan bosan. Ketika presentasi terlihat kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah.
Pembelajaran dengan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning berbantuan moodle mampu menggerakkan siswa dalam pembelajaran yang awalnya pasif kemudian menjadi aktif dan terlibat langsung dalam pembelajaran.
Selain itu, hasil penilaian harian siswa juga meningkat. Hal ini menunjukkan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning berbantuan moodle dapat meningkatkan minat siswa dalam belajar. (mj/lis)
Guru SMA Negeri 1 Temanggung