RADARSEMARANG.COM, KURIKULUM Merdeka dilakukan dalam rangka memulihkan pembelajaran melalui pembelajaran bermakna, menyenangkan, dan relevan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan sehingga terwujudnya Pelajar Pancasila yang bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, bergotong royong, serta berkebinekaan global. (Dok: Renstra Direktorat Guru Pendidikan Dasar tahun 2020-2024).
Pembelajaran yang bermakna dan berkualitas tinggi pada kurikulum merdeka yaitu berorientasi pada kebutuhan, kemampuan dan karakteristik setiap siswa. Berbagai model pembelajaran variatif dapat digunakan oleh guru untuk membuat pembelajaran bermakna dengan melibatkan siswa secara aktif sekaligus menumbuhkan minat belajar siswa.
Pembelajaran berdiferensiasi, harus ada lingkungan kelas yang mendukung di mana semua orang di kelas akan menyambut dan merasa diterima, semua orang saling menghormati, siswa merasa seaman mungkin di kelasnya. Mengajar untuk mencapai keberhasilan siswa. Ada kesetaraan yang dirasakan dalam bentuk nyata oleh siswa, guru dan siswa bekerja sama untuk berhasil, (Jamoliddinova 2019:321).
Pemanfaatan teknologi dapat menjadi pilihan guru untuk melaksanakan pembelajaran diferensiasi di dalam kelas. Munculnya teknologi Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR) yang dapat digunakan untuk media pembelajaran, siswa mendapatkan informasi konten pembelajaran yang menyenangkan, menambah pengalaman di dalam dunia pendidikan, membuat pengalaman yang barudi masa depan dan dengan tambahan dukungan teknologi cerdas (AI).
AR dan VR membawa dimensi baru dari interaksi antara perangkat digital dan dunia nyata.
Augmented Reality adalah teknologi yang menggabungkan antara dunia real dan dunia maya. Dengan kata lain, AR menggabungkan benda maya dua dimensi dan ataupun tiga dimensi ke dalam sebuah lingkungan nyata tiga dimensi lalu memproyeksikan benda-benda maya tersebut dalam waktu nyata (real time).
AR ini menambah pengalaman pengguna karena bisa secara langsung berinteraksi dengan dunia nyata dan ditambahkan konten virtual atau khayalan.
Untuk dapat menikmati AR hanya dibutuhkan perangkat yang cukup sederhana yaitu smartphone dan aplikasi AR yang terinstal di perangkat tersebut. Teknologi AR biasanya digunakan pada bidang pendidikan, militer, medis, komunikasi, dan manufaktur. Contoh yang sering digunakan adalah Google Translate yaitu memungkinkan pengguna menerjemahkan kata berbahasa asing yang dilihat menggunakan kamera smartphone seperti papan pengumuman atau rambu-rambu.
Contoh lain penggunaan AR yaitu beberapa filter pada aplikasi TikTok di mana dengan objek wajah kita dapat terlihat menawan seperti filter Belle, Radiance dan berbagai filter lain yang sesuai dengan kebutuhan, Instagram dengan Reels-nya juga menyediakan banyak filter yang menggunakan teknologi AR.
Jenis aplikasi Augmented Reality di bidang Pendidikan antara lain: pertama, Discovery-Based Learning (DBL), ini dapat digunakan untuk memberikan informasi tambahan kepada penggunanya tentang tempat yang ada didunia nyata, sambil secara bersamaan mempertimbangkan objek yang menarik. Jenis aplikasi ini sering digunakan di museum, dalam pendidikan astronomi dan tempat-tempat bersejarah lainnya. Kedua, Object-Modeling (OM), juga dapat digunakan dalam aplikasi Object- Modeling.
Aplikasi tersebut memungkinkan siswa untuk menerima umpan balik visual langsung tentang bagaimana item yang diberikan akan terlihat dalam sudut pandang yang berbeda. Selain itu, OM memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi properti fisik dan melakukan interaksi antar objek. Beberapa aplikasi juga memungkinkan siswa untuk merancang objek virtual untuk menyelidiki sifat fisiknya atau interaksi antar objek.Model 3D yang dihasilkan dapat diputar atau diubah dalam warna, gaya dan memberikan pelajaran di berbagai pandangan Jenis aplikasi ini juga digunakan dalam pendidikan arsitektur dan anatomi manusia.
Ketiga, AR Books membuat tidak adanya kesenjangan antara digital dan fisik dalam pembelajaran. AR books ini memberikan presentasi virtual 3D dan pengalaman interaktif bagi peserta didik. AR Books hadir dengan perangkat khusus, seperti kacamata khusus yang dikenakan pengguna untuk menampilkan karakter 3D yang seolah melompat dari setiap halaman di buku.
Keempat, Game Based Learning (GBL), Pembelajaran Berbasis Game akhir-akhir ini, video game telah menjadi alat yang ampuh dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu, pendidik sering menggunakan permainan untuk menyederhanakan konsep yang kompleks bagi siswa. Dengan teknologi AR, informasi virtual yang ditambah dengan permainan dapat memberikan cara baru dan kuat untuk belajar tentang dunia nyata. Game AR semacam ini biasanya digunakan dalam disiplin ilmu seperti arkeologi, sejarah, antropologi, atau geografi.
Jenis game AR lainnya memungkinkan pengguna untuk membuat objek atau orang virtual dan kemudianmenerapkannya ke lokasi tertentu di dunia nyata. Game AR semacam itu juga menawarkan interaksi dengan objek-objek ini.Kelima, Skill Training.
Pelatihan Keterampilan adalah area dimana aplikasi AR memiliki potensi yang kuat karena konteks virtual yang mereka sediakan. Mereka digunakan untuk melatih individu dalam tugas-tugas tertentu, seperti mekanik perangkat keras di militer atau perawatan pesawat.
Misalnya, dalam perawatan pesawat, mereka menampilkan setiap langkah dalam perbaikan, mengidentifikasi alat yang dibutuhkan, dan menunjukkan instruksi tekstual.
Demikian teknologi AR dapat digunakan oleh pendidik di SMK Negeri 1 Batang dalam materi pelajaran multimedia berupa pembuatan 3D modelling untuk aset pembuatan desain produk, simulasi merakit komputer, pembuatan filter untuk instagram stories mengubah gambar melalui kamera handphone dan filter-filter untuk para konten kreator. Demikian sedikit pemanfaatan AR pada dunia pendidikan. (bt/ida)
Guru Multimedia SMK Negeri 1 Batang