32 C
Semarang
Sunday, 15 June 2025

Menanamkan Jiwa Kewirausahaan di Sekolah Dasar

Oleh: Nanang Farid, S.Pd.SD

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, PERKEMBANGAN zaman yang semakin pesat mengakibatkan banyaknya pengangguran, kemiskinan, dan persaingan tenaga kerja.

Sektor pendidikan harus berperan aktif dalam menyiapkan sumber daya manusia yang mampu menghadapi tantangan tersebut.

Menyiapkan generasi yang berjiwa tangguh, terampil dan kompeten. Generasi yang tak hanya mencari dan menunggu pekerjaan namun dapat menciptakan lapangan kerja.

Pendidikan yang bisa dilakukan untuk hal tersebut salah satunya adalah yang berorientasi pada jiwa kewirausahaan. Pendidikan kewirausahaan ini haruslah ditanamkan sejak dini untuk melatih mereka mempersiapkan masa depan.

Menurut Fahmi (2013:1) Kewirausahaan adalah suatu ilmu yang mengkaji tentang pengembangan dan pembangunan semangat kreativitas serta berani menanggung risiko terhadap pekerjaan yang dilakukan demi mewujudkan hasil karya. Adapun sikap yang harus dimiliki seorang wirausaha dalam kehidupan sehari-hari yaitu disiplin, komitmen tinggi, jujur, kreatif, inovatif, mandiri, dan realistis.

Untuk menanamkan jiwa kewirausahaan, maka kita perlu memahami karakteristik anak usia pendidikan dasar agar kita dapat menyesuaikan kegiatan-kegiatan apa saja yang cocok untuk anak usia Sekolah Dasar (SD) ini. Adapun karakteristik anak usia SD secara umum adalah anak senang bermain, senang bekerja dalam kelompok, senang bergerak dan senang melakukan sesuatu secara langsung.

Dengan karakteristik yang demikian maka ketika di lingkungan sekolah, seorang pendidik atau guru harus memperhatikan kegiatan yang cocok untuk menanamkan jiwa kewirausahaan.

Sekolah sebagai lembaga formal wajib membimbing, mengarahkan dan menanamkan pada siswa karakter kewirausahaan yang baik seperti kreatif, mandiri, kepemimpinan, mampu memecahkan masalah, tidak mudah putus asa, mampu mengelola
uang dan dapat berinteraksi dengan orang lain.

Kegiatan awal yang saya lakukan dengan mengadakan sosialisasi tentang pentingnya wirausaha dalam mempersiapkan masa depan, selanjutnya pembentukan kelompok kerja yang disesuaikan dengan karakteristik dan minat anak.

Ketika semua teori sudah mereka peroleh maka praktek budidaya tanaman sayuran di sekolah harus segera dilakukan. Kegiatan ini dilakukan di kebun sekolah ada pula beberapa anak yang memilih menanam di polybag.

Dengan bimbingan guru, anak diajari memulai menanam tanaman sayuran yang mudah ditanam dan tidak memerlukan perawatan yang sulit seperti kangkung, tomat, cabai, bayam, sawi, dan daun bawang.

Kegiatan yang dilakukan sehari-hari dengan memantau kondisi tanaman, diberi air secukupnya, pupuk dan mencabut tanaman pengganggu. Kegiatan ini dilakukan 2-3 bulan.

Agar mencapai tujuan, maka proses belajar merawat tanaman ini harus mengajarkan rasa tanggungjawab terhadap tanaman masing-masing kelompok dengan harapan mereka bisa mendapatkan hasil panen yang baik.

Setelah itu, anak berkunjung ke pasar tradisonal untuk mengamati produk pertanian yang biasa dijual oleh pedagang. Dengan adanya kegiatan ini, anak secara langsung belajar tentang kegiatan ekonomi yang ada di pasar, interaksi tersebut dilakukan dengan wawancara terhadap para pedagang. Anak terlihat sibuk, senang, dan selalu mencatat hal yang dilakukan dalam buku jurnal kegiatan siswa.

Setelah beberapa bulan maka dengan bimbingan guru, anak memanen hasil pertanian yang sudah mereka tanam. Anak merasa gembira dengan kegiatan ini, mereka secara langsung mengalami proses belajar memanen dan mengemas hasil tanaman yang mereka tanam sebelumnya. Tujuan pengemasan ini diperlukan untuk menaikkan nilai jual sebuah produk.

Kegiatan akhir dari praktek wirausaha dengan mengadakan Market Day yaitu kegiatan pameran atau bazar yang diselenggarakan oleh sekolah dimana siswa dapat menjual hasil kebun yang sudah dikemas. Dalam kegiatan ini siswa dapat berperan langsung sebagai wirausahawan sekaligus mempraktekkan kegiatan ekonomi.

Dengan adanya rangkaian kegiatan tersebut maka jiwa wirausaha dapat tertanam dalam jiwa anak sejak dini. Seperti yang diterapkan di SDN Blado 03, Kabupaten Batang. (bt/zal)

Guru SDN Blado 03, Kabupaten Batang


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya