25 C
Semarang
Tuesday, 24 December 2024

Gadget jadi Penyebab Utama Murid Malas Belajar

Oleh : Sumiati S.Pd.

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, KEBANYAKAN orang tua menggunakan gadget sebagai cara mudah untuk mendiamkan anak yang sedang rewel, atau saat orang tua sedang sibuk sehingga penggunaannya tidak terkontrol. Cara yang mereka gunakan secara tidak langsung menimbulkan banyak efek negatif untuk anak-anak mereka.

Bahkan menjadikan anak sibuk dengan dunianya sendiri atau ketergantungan sehingga tidak tertarik lagi melakukan aktivitas lain seperti belajar, menggambar, melukis, menulis, dan kegiatan lainnya. Selain membuat anak tidak produktif, bermain gadget juga akan mempengaruhi perilaku bahkan mental anak yakni akan lebih mudah lebih tersinggung jika orang tua mengambil atau tidak memberikan ponsel atau gadgetnya kembali.

Dampak lainnya, anak lebih malas berpikir, karena dengan gadget yang dimainkan lebih mudah atau simpel dibandingkan harus menggambar dan sebagainya. Jadi anak akan melakukan yang mudah saja. Tidak mau aktivitas berat, seperti belajar, menggambar, atau menulis. Ini tentu menjadi hal yang harus diperhatikan oleh para orang tua.

Selain perubahan perilaku, bahaya gadget dengan waktu lama akan mempengaruhi kesehatan. Seperti saat menatap layar gadget dengan jangka waktu yang lama, justru akan meningkatkan risiko gangguan mata seperti miopia dan mata lelah.

Penulis yang mengajar di SD Negeri 03 Randumuktiwaren, Kecamatan Bojong, Kabupaten Pekalongan, punya beberapa cara yang dapat dilakukan para orang tua dalam menghadapi anak yang malas belajar. Pertama, batasi waktu bermain gadget. Perkembangan teknologi yang semakin maju membuat penggunanya semakin bertambah dan bervariasi. Mulai dari orang dewasa hingga anak-anak. Bagi orang dewasa mungkin sudah bisa mengontrol dirinya dalam menggunakan teknologi, berbeda dengan anak-anak.

Seringkali anak-anak menggunakan teknologi seperti gadget tanpa tahu batasan waktu. Apalagi jika orang tua tidak memperhatikannya. Jika dibiarkan terus menerus, anak akan menjadi kecanduan dalam bermain gadget sehingga melupakan kewajibannya yang lain yaitu belajar. Jadi, orang tua perlu memberikan batasan kepada anak dalam menggunakan gadget. Bila perlu, orang tua bisa membuat jadwal khusus kegiatan anak dalam satu hari. Dengan begitu, pembagian waktu anak akan lebih teratur, kapan waktunya untuk bermain dan kapan waktunya untuk belajar.

Kedua, bermain sambil belajar. Dunia anak-anak memang tidak bisa lepas dari bermain. Namun kewajiban lain yang harus dilakukan adalah belajar. Kita tentu tidak bisa memaksakan anak untuk belajar, kita juga tidak seharusnya membiarkan anak terusterusan bermain hingga lupa untuk belajar.

Maka kedua hal tersebut yaitu bermain dan belajar dapat dikolaborasikan. Orang tua bisa berinovasi untuk membuat permainanpermainan yang mengandung unsur pembelajaran didalamnya. Hal ini akan membuat anak merasa lebih enjoy dalam belajar.

Ketiga, berikan Reward. Memberikan reward atau hadiah kepada anak karena prestasi yang dicapai akan membuat anak menjadi termotivasi dan semangat untuk belajar lebih giat lagi. Namun perlu diingat, sebelum memberikan reward orang tua perlu memberi pemahaman kepada anak bahwa belajar merupakan kewajibannya, tujuan dari belajar adalah agar anak memiliki pengetahuan yang luas. Sementara reward adalah pemacu belajarnya.

Jangan sampai anak menjadi salah pemahaman dan menganggap tujuan belajar dan berprestasi adalah agar mendapatkan hadiah dari orang tuanya. Itulah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi anak yang malas belajar.

Perlu diingat bahwa peran orang tua sangat penting dalam memantau perkembangan anak serta mengarahkan anak ke jalan yang benar. Maka dari itu sebelum memberikan pengertian kepada anak mengenai hal yang benar dan salah, orang tua perlu memberikan contoh terlebih dahulu melalui sikap dan perilakunya. (gp/ida)

Guru SD Negeri 03 Randumuktiwaren, Kecamatan Bojong, Kabupaten Pekalongan


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya