25 C
Semarang
Tuesday, 24 December 2024

Mudah Memahami KPK dan FPB dengan Dakota

Oleh : Samsudin S.Pd

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Matematika adalah pembelajaran yang selalu berhubungan dengan angka, baik penjumlahan, pengurangan, perkalian, maupun pembagian. Bagi sebagian peserta didik yang berlabel anak pintar, adalah pembelajaran yang asyik dan menarik. Namun bagi sebagian besar peserta didik, matematika merupakan pembelajaran yang tidak menyenangkan.

Salah satu penyebabnya, pembelajaran ini dianggap membosankan dan membuat kepala pusing. Membosankan karena menganggap matematika hanya berkutat dengan angka-angka dan tidak menarik. Terutama bagi peserta didik yang lebih suka kegiatan fisik seperti olahraga dan kesenian.

Selain itu pembawaan guru yang terkesan menyeramkan, tidak banyak senyum, dan tidak adanya inovasi dalam pembelajaran, seperti hanya ceramah dan latihan soal, menambah peserta didik tidak menyukai matematika.

Untuk meningkatkan minat peserta didik dalam pembelajaran matematika materi Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK). pada siswa kelas VI SD Negeri Gombong, Kabupaten Batang, maka dalam kegiatan pembelajaran guru menggunakan metode atau alat peraga yang menarik. Yaitu dengan menggunakan Dakon Matematika atau Dakota.

Dengan pembelajaran Dakota ini membuat kegiatan pembelajaran di kelas menjadi lebih hidup dan menarik sehingga meningkatkan minat belajar peserta didik pada pembelajaran matematika materi KPK dan FPB.

Dalam pembelajaran matematika, penggunaan alat peraga mutlak diperlukan pada jenjang sekolah dasar (SD). Pada masa ini, siswa masih berpikir secara konkrit. Alat peraga dapat dimasukkan sebagai bahan pembelajaran apabila alat peraga tersebut merupakan desain materi pembelajaran yang diperuntukkan sebagai bahan pembelajaran.

Menurut Sudjana (2005:90), alat peraga merupakan media pembelajaran yang mengandung atau membawakan ciri-ciri dari konsep yang dipelajari. Selain itu, menurut Kochhar (2008:214), alat peraga adalah perlengkapan yang menyajikan satuan-satuan pengetahuan melalui stimulasi pendengaran, penglihatan atau keduanya untuk membantu pembelajaran. Lain halnya Russefendi (1994:132), memberikan definisi alat peraga yaitu alat untuk menerangkan atau mewujudkan konsep pembelajaran.

Karena itu pembelajaran matematika memerlukan Dakota (Dakon Matematika) sebagai media atau alat peraga untuk meningkatkan pemahaman pembelajaran FPB dan KPK. Dakota adalah media visual dalam pembelajaran matematika yang merupakan inovasi baru sebagai media pembelajaran matematika. Dakota menggabungkan antara permainan tradisional dan pembelajaran matematika. Sehingga selain mampu menjadi media pembelajaran matematika yang menyenangkan, dakota juga melestarikan salah satu permainan tradisional yaitu dakon atau congklak.

Dalam penerapan Dakota pada pembelajaran KPK dan FPB ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Sebelum menggunakan alat peraga dakon, peserta didik harus mengetahui dahulu kelipatan dan faktor suatu bilangan. Langkah untuk mencari KPK dengan dakon dilakukan oleh dua orang. Setiap orang memegang satu angka (misalnya mencari KPK dari 3 dan 4 maka orang pertama fokus pada angka 3 dan orang selanjutnya fokus pada angka 4. Orang pertama yang memegang angka 3, maka dia akan menjalankan biji dakon (mengisi lobang lobang dakon) pada kelipatan tiga. Setelah orang pertama selesai maka orang kedua melanjutkan permainan dengan memasukkan biji dakon pada lubang kelipatan empat kemudian berhenti setelah biji dakon orang pertama dan biji dakon orang kedua berada pada satu lubang yaitu lubang 12. Biji pemain pertama dan pemain kedua berada pada lubang keduabelas maka 12 merupakan KPK dari 3 dan 4. Permainan diulang dengan soal yang berbeda.

Langkah untuk mencari FPB dari 6 dan 4, maka orang pertama menaruh 6 biji dakon dalam lingkaran A dan orang kedua menaruh 4 biji dakon pada lingkaran B. Orang pertama memperhatikan biji-biji pada lingkaran A dan orang kedua memperhatikan biji-biji pada lingkaran B. Orang pertama meletakkan biji pada bilangan yang merupakan faktor dari 6 dan orang kedua meletakkan biji pada bilangan yang merupakan faktor dari 4. Bilangan terbesar di mana terdapat 2 biji dengan warna berbeda merupakan faktor persekutuan terbesar dari kedua bilangan tersebut. Jadi 2 merupakan FPB dari 6 dan 4. Permainan diulang dengan soal yang berbeda.

Dalam setiap metode ataupun alat peraga pasti mempunyai kelebihan dan kelemahan. Setiap guru harus dituntut dapat mengaktifkan kelas dan membuat minat belajar peserta didik meningkat. Oleh sebab itu, perlu adanya kreativitas dan inovasi dari guru. Matematika bukan hanya membutuhkan kemampuan dalam berhitung tetapi juga membutuhkan penalaran atau pemahaman dalam menyelesaikan soal matematika. Untuk memahami, maka diperlukan kreativitas dalam kegiatan belajar dan mengajar.

Banyak faktor yang dapat membantu memudahkan pemahaman matematika salah satunya menggunakan permainan tradisional congklak atau dakon. Congklak atau dakon dapat digunakan dalam memahami konsep KPK dan FPB. Dengan penggunaan metode yang tepat, minat belajar peserta didik akan semakin tinggi, sehingga prestasi belajar peserta didik yang merupakan hasil yang dicapai dalam Pembelajaran KPK dan FPB akan meningkat. (bt/ida)

Guru SD Negeri Gombong, Kecamatan Pecalungan, Kabupaten Batang


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya