28 C
Semarang
Monday, 14 April 2025

Pembelajaran Sejarah dalam Bingkai Infografis

Oleh : S.A Purwanto

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, SEIRING dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, belajar sejarah bisa memanfaatkan kecanggihan informasi digital. Salah satunya dengan memanfaatkan produk digital yang tumbuh subur yakni infografis sejarah, yang banyak tersebar di Facebook, Instagram, Youtube, dll.

Media visual sejarah publik ini mampu menyampaikan pengetahuan sejarah secara praktis namun padat informasi sekaligus menarik.

Istilah infografis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2016) diartikan sebagai informasi yang disampaikan dalam bentuk grafik. Infografis berasal dari kata infographics. Dalam bahasa Inggris singkatan dari information dan graphics yang merujuk pada bentuk visualisasi data (Pang & Agung, 2018, p.8).

Dalam wikipedia, infografis dijelaskan sebagai visual grafis yang berisikan informasi atau pengetahuan yang bertujuan untuk mengedukasi hal-hal kompleks untuk pembaca dengan cepat dan jelas.
Infografis dibuat untuk menyajikan data atau informasi kompleks dalam format yang mudah dimengerti. Infografis tercetak salam bentuk poster atau flayer yang populer di abad ke-20.

Pada awal abad ke-21, infografis beralih ke format digital. Infografis dalam platform online bisa menyebar dan viral sejak tahun 2010-an. Infografis menjadi begitu populer karena menyajikan konten visual yang lebih dominan daripada teks. Konten visual ternyata lebih cepat diproses oleh otak manusia dibanding konten tertulis. Artinya proses belajar cenderung menjadi lebih cepat.

Menurut Hendra Kurniawan yang mengutip Pang & Agung, 2018, p.8, infografis dipublikasikan dalam dua format yakni infografis statis dan infografis dinamis yang biasa disebut motion graphic. Infografis statis atau infografis saja, berbentuk gambar statis berisi tabel, grafik (ilustrasi maupun gambar), dan teks.

Sementara motion graphic berbentuk video yang berisi komposisi visual bergerak (animasi) dari elemen-elemen infografis dengan alur yang mudah dimengerti. Infografis memiliki keunggulan menjelaskan informasi yang tidak dapat diceritakan dengan baik oleh teks dan gambar. Infografis efektif dalam memudahkan pembaca memahami sebuah konten informasi tanpa harus menganalisis secara mendalam.

Pengajaran sejarah di sekolah bertujuan agar siswa memperoleh kemampuan berpikir historis dan pemahaman akan peristiwa sejarah. Melalui pengajaran sejarah, siswa diharapkan mampu mengembangkan kompetensi untuk berpikir secara sinkronis dan diakronis (kronologi) tentang pengetahuan masa lampau. Hal itu dapat digunakan untuk memahami dan menjelaskan proses perkembangan dan perubahan masyarakat serta keragaman sosial budaya pada masa sekarang. Terpenting di era global ini, sejarah diharapkan mampu menumbuhkan jati diri bangsa pada kehidupan masyarakat dunia.

Karena itu, guru sejarah mencoba menerapkan metode dan model pembelajaran untuk proses pembelajaran di sekolah. Tetapi siswa dan siswi masih kurang pemahaman sejarahnya. Menurut Martix dan Hodson dalam Muhammad Azhari dkk (2022), penggunaan infografis adalah langkah penting menuju pengembangan pendekatan pedagogis yang mengacu pada visual.

Ada beberapa alasan, 1) siswa lebih suka visualisasi informasi; 2) menggunakan gambar di kelas dapat mendorong literasi visual secara umum di antara semua siswa dengan berbagai karakteristik; 3) kegiatan merancang diagram atau representasi visual oleh siswa membantu mereka untuk berpikir kritis.

Penerapan Media Infografis Statis dalam pembelajaran di SMK Negeri 10 Semarang sudah dilakukan misalnya pada Capaian Pembelajaran (CP) tentang pemahaman konsep sejarah yang sinkronik dan diakronik. Kegiatan ini dimulai dari, 1) pembuatan kelompok terdiri atas 1 kelompok 2 siswa yang diberi kebebasan memilih anggotanya; 2) guru menentukan peristiwa sejarah Indonesia; 3) siswa secara demokratis memilih peristiwa sejarah Indonesia dipimpin ketua kelas; 4) memilih konsep sinkronik atau diakronik; 5) membaca literasi peristiwa sejarah yang dipilih; 6) men-download background tampilan peristiwa sejarah dan karakter tokoh sejarah yang didapat untuk kemudian diupload di Canva; 7) membuat desain Infografis melalui Canva, hasil jadi diunduh; 8) meng-upload di media sosial dan mencetaknya pada ukuran poster A3/A3+; 9) melakukan presentasi; dan 10) tanya jawab di dalam kelas.

Dari pelaksanaan kegiatan pembelajaran, ada dampak positif bagi peserta didik yang tertantang untuk belajar peristiwa sejarah Indonesia. Bahkan, akhirnya siswa dapat membedakan konsep sejarah yang sinkronik dan diakronik. Lebih dari itu, konsep dasar sejarah semakin mudah dipahami dan menarik untuk dibicarakan. Siswa menjadi semakin mengetahui peristiwa sejarah mana yang perlu dianalisis dengan pendekatan sinkronik atau diakronik. (ko/ida)

Guru Sejarah SMK Negeri 10 Semarang


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya