RADARSEMARANG.COM, SEKARANG ini kita sebagai warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia sedang mengalami masa- masa sulit. Hampir di semua sektor mengalami dampak yang sangat dahsyat.
Mulai dari sektor perekonomian, perbankan, perindustrian, kesehatan, bahkan sampai Pendidikan pun terkena dampaknya. Di Indonesia bahkan di seluruh dunia sedang dihebohkan dengan adanya Corona Virus Disease (Covid-19).
Pada akhir Desember (2019) Coronavirus pertama kali muncul di kota Wuhan, China. Awal tahun 2020 virus corona menyebar di Indonesia.
Hal ini menyebabkan seluruh negara menerapkan kebijakan lockdown dalam rangka mencegah penyebaran virus corona. Di Indonesia sendiri memberlakukan sistem PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar).
Kondisi seperti ini mengharuskan warganya untuk tetap stay at home, bekerja dirumah (work from home), beribadah dirumah, dan belajar dirumah (BDR).
Munculnya Covid-19 menjadi kendala bagi semua kalangan di dunia terutama di dunia pendidikan. Dampak Covid-19 terhadap dunia pendidikan sangat besar dirasakan oleh guru, kepala sekolah, peserta didik dan juga orang tua.
Akibat pandemi yang tinggi, Universitas dan perguruan tinggi di seluruh dunia di tutup (Fredy et al.,2020) dan berlaku sampai tingkat SD (Sekolah Dasar) dan TK (Taman Kanak-kanak).
Dengan adanya penutupan sekolah, maka pemerintah mengambil langkah yaitu melaksakan pembelajaran secara online/daring. Hal ini dilakukan supaya anak-anak sekolah dasar (SD) tetap mendapatkan ilmu.
Meskipun pembelajarannya tidak disekolahan, anak-anak SD tetap belajar dari rumah (BDR) mereka masing-masing. Pembelajaran daring memang tidak mudah karena pada umumnya anak-anak SD tidak terbiasa dengan sistem ini.
Guru harus memastikan kegiatan belajar mengajar (KBM) tetap berjalan. Sebagai guru tidak hanya dituntut untuk ahli dalam menyampaikan materi/bahan ajar secara offline (tatap muka dikelas), tetapi dituntut juga dapat menggunakan sistem pembelajaran daring.
Demikian pula, pembelajaran yang dilaksanakan di SDN Tritis Nalumsari, Jepara, Jawa Tengah, yang menggunakan pembelajaran daring, atau belajar dari rumah (BDR) dengan melalui bimbingan dari orang tua di rumah.
Pembelajaran daring memanfaatkan jaringan internet dalam proses pembelajaran sehingga peserta didik memiliki keleluasaan waktu belajar bisa dilakukan dimana saja.
Siswa dapat berinteraksi dengan guru melalui grup whatsapp, youtube, via zoom. Proses pembelajaran secara daring atau pembelajaran jarak jauh ini dapat berhasil tergantung dari karakteristik siswa.
Menurut Heru purnomo dalam pikiran rakyat media network pembelajaran jarak jauh dengan penerapan metode pemberian tugas secara daring bagi para siswa melalui whatsapp grup.
Banyak guru mengimplementasikan cara-cara beragam belajar di rumah, dari perbedaan belajar basisnya tetap pembelajaran daring. Ada yang menggunakan video mengajar dikelas seperti biasa, kemudian dikirim ke aplikasi whatsapp grup.
Dampak dari Covid-19 terhadap dunia pendidikan sangat besar. Bagi bapak Abdul Bakar,S.pd. sebagai guru di SDN Tritis pembelajaran daring dirasa kurang efektif untuk anak-anak Sekolah Dasar, karena pembelajaran daring dilakukan dirumah masing-masing, maka guru juga kurang maksimal dalam memberikan materi pembelajaran. Sehingga menjadikan materi tidak tuntas dan penggunaan media pembelajaran daring juga dirasa kurang maksimal.
Hal ini mengakibatkan anak-anak SD merasa sangat jenuh dan bosan dengan pembelajaran daring.
Kita sebagai pendidik berharap semoga pandemi segera berakhir, agar pembelajaran tatap muka bisa dilaksanakan seperti sebelum ada pandemi. Penerapan pembelajaran model daring di sekolah dasar ternyata kurang efektif bila dibandingkan dengan pembelajaran tatap muka. Karena dengan pembelajaran daring anak- anak tidak bisa kontak sosial dengan gurunya maupun dengan teman- temannya. (ag2/zal)
Guru SDN Tritis Nalumsari, Jepara