26.4 C
Semarang
Monday, 23 June 2025

Meningkatkan Literasi Membaca Siswa lewat Tugas Proyek

Oleh : Sri Handayani S.Pd.

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, BUKU bacaan merupakan salah satu alat pelajaran yang paling penting dalam penyelengaraan pendidikan. Buku bacaan ini dipakai oleh siswa dan masyarakat sebagai suatu mata air yang senantiasa memancarkan airnya ke permukaan tanah.

Tanpa ada buku bacaan pendidikan formal dan nonformal tidak bisa berjalan dengan lancar. Itulah sebabnya dikatakan bahwa “Buku adalah guru yang tidak pernah bohong”.

Berdasarkan pengamatan penulis, hampir tiap mata pelajaran di sekolah ada buku paket sebagai buku wajib dan buku pendampingnya. Ini diadakan agar tujuan pendidikan tercapai, yaitu bisa mencerdaskan bangsa khususnya peserta didik.

Di tempat kerja, penulis juga sudah ada jadwal literasi setiap Senin sebelum pembelajaran selama 30 menit. Dari kegiatan tersebut, tujuannya meningkatkan minat baca siswa, sehingga meningkatkan hasil belajarnya.

Namun tujuan itu tidak bisa tercapai secara optimal karena kurangnya minat baca siswa, dari tiap kelas yang anggotanya 32 orang siswa, baru antara 10-12 anak yang memiliki minat baca tinggi. Sehingga kurang dari 50 persen. Untuk itulah, penulis menerapkan metode pemberian tugas kepada siswa sebagai tugas proyek dalam waktu satu semester.

Setiap siswa diwajibkan membaca minimal 3 buku bacaan. Siswa diberikan kebebasan untuk memilih buku yang disukai. Siswa diberi pengarahan untuk meminjam buku di perpustakaan atau boleh juga memakai buku sendiri yang dimiliki di rumah. Setelah siswa membaca, dilanjutkan menuliskan hasil bacaannya di jurnal membaca yang sebelumnya sudah diberikan. Siswa mendata buku-buku yang dibaca dan menilai (memberikan komentarnya) mengenai isi buku tersebut serta alasannya.

Awalnya siswa merasa berat, namun dengan diberikan pengarahan, bimbingan, serta motivasi bahwa tugas tersebut bisa dikerjakan di rumah. Para siswa diajak mengunjungi perpustakaan sekolah untuk meminjam buku-buku yang tipis dulu agar cepat selesai membacanya, kemudian mereka melakukan sesuai arahan.

Mereka harus bisa memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Siswa kelas VII yang memiliki waktu luang pada saat kakak kelasnya (kelas IX) ujian biasanya tidak masuk sekolah (belajar sendiri di rumah).

Waktu inilah yang penulis manfaatkan untuk mendorong siswa agar mengerjakan tugas tersebut. Dari beberapa hari libur (belajar sendiri di rumah), siswa memiliki tugas yang terarah dan jelas,baik itu materi/bahan yang harus dipelajari maupun waktunya mereka sudah diberitahu untuk pengumpulan tugas proyek tersebut sebelum pelaksanaan Penilaian Akhir Tahun (PAT)

Dari kegiatan tersebut, siswa mulai suka membaca buku perpustakaan sekolah juga ramai dikunjungi banyak siswa. Semula hanya beberapa siswa yang meminjam buku dan yang dipilih buku yang jumlah halamannya sedikit.

Saat ini sudah banyak siswa yang menyukai buku-buku tebal, bahkan beberapa siswa mampu membaca beberapa novel ternama yang jumlahnya ratusan halaman dalam satu semester.

Sesuai waktu yang disepakati, ternyata 90 persen siswa bisa mengumpulkan tugas proyek literasi baca tersebut dengan lancar dan sukses. Penulis yakin dengan metode pemberian tugas proyek bisa meningkatkan minat baca siswa yang berujung pada peningkatan hasil belajar mereka.

Literasi terbukti bisa membentuk generasi mandiri dan berprestasi. Semoga pengalaman penulis bisa berarti untuk Anak Negeri. Salam Literasi! (wa2/ida)

Guru SMP Negeri 1 Warungasem


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya