27 C
Semarang
Tuesday, 17 December 2024

Mengembangkan Desain dan Olah Tekstil dengan PjBl

Oleh : Sulasminingsih, S.Pd

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam. Di mana konten akan lebih optimal jika peserta didik memiliki cukup waktu mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.

Guru memiliki keleluasaan memilih berbagai perangkat ajar. Sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik.

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (Hadi, 2003 : 2). SMKN 1 Tengaran sudah menjalankan kurikulum merdeka selama dua tahun.

Dalam perjalanan yang singkat ini sekolah harus banyak belajar atas segala perubahan yang ada. Perubahan tidak hanya terjadi pada penyebutan istilah. Tapi juga kebiasaan baik itu kebiasaan guru maupun kebiasan siswa. Yang paling penting adalah kebiasaan pola pikir, pola pikir yang terbuka pada perubahan zaman, mengambil nilai positif dan mengikutinya untuk kemajuan dunia pendidikan.

Dalam kurikulum merdeka istilah tujuan pembelajaran berubah menjadi capaian pembelajaran dan capaian pembelajaran akan tertuang pada alur tujuan pembelajaran.

Capaian Pembelajaran Elemen: Pada akhir fase F, peserta didik mampu mengembangkan desain dan olah tekstil yang disesuaikan dengan kebutuhan industri dan kebudayaan daerah (batik/tenun/motif printing/mengolah bahan), membuat desain hiasan (renda/sulaman/kancing hias/bordir).

Untuk dapat melanjutkan fase selanjutnya siswa dituntut menyelesaikan capaian pembelajaran pada fase sekarang.

Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur pembelajaran dengan sistematis untuk mengelola pengalaman belajar siswa agar tujuan belajar tertentu yang diinginkan bisa tercapai (Suprihatiningrum, 2013 : 145). Model pembelajaran yang dipilih adalah Project based learning (PjBL). PjBL adalah suatu pendekatan komprehensif yang memberikan petunjuk bagi peserta didik, bekerja secara individu atau kelompok, dan berhubungan dengan topik di dunia nyata.

Langkah-langkah pembelajaran model (Project based learning) diawali dari penentuan pertanyaan mendasar (start with essential question), menyusun perencanaan proyek (design project), menyusun jadwal (create schedule). Dilanjutkan memantau siswa dan kemajuan proyek (monitoring the students and progress of project), penilaian hasil (assess the outcome).

Pada capaian ini anak-anak XI Busana 3 SMK Negeri 1 Tengaran belajar untuk mendesain tekstil, menuangkan desain tersebut dalam karya nyata, lalu membuat desain busana yang sesuai dengan bahan tekstil tersebut. Mulai mendesain busana sampai siap pakai siswa mengeksplor kemampuan baik pengetahuan maupun keterampilannya. Guru berperan sebagai fasilitator, dan guru disini bukan satu satunya sumber belajar. Karena siswa bebas mengakses pengetahuan lewat berbagai media yang ada.

Pembelajaran dengan model PjBL sangat sesuai untuk pelajaran praktek. Siswa lebih cepat dan mudah dalam memahami materi. Sebab mereka terjun langsung dalam dunia nyata atau praktek riil. Siswa juga lebih asik dan menikmati pembelajaran, dan tentunya itu semua akan berimbas pada hasil belajar mereka.

Lebih dari 80 persen yang mencapai Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP). Pada kurikulum sebelumnya KKTP disebut KKM.

Dari hasil praktek tersebut siswa mendapatkan banyak ilmu dari berbagai sumber. Mereka lebih paham proses pembuatan busana mulai dari pembuatan kain sampai menjadi busana yang bisa mereka pakai sendiri. Siswa lebih percaya diri dalam memakai hasil karya sendiri. Karena mulai pembuatan motif, desain, dan produksi dilakukan sendiri. Kurikulum merdeka lebih memerdekakan anak dalam berkarya!. (*/fth)

Guru Busana SMK Negeri 1 Tengaran, Kabupaten Semarang


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya