RADARSEMARANG.COM, SEKOLAH dan pendidikan merupakan bekal masa depan untuk peserta didik. Di era milenial sekarang ini, kegiatan pembelajaran yang dilakukan selalu berpusat pada peserta didik.
Guru sebagai fasilitator dalam ketercapaian tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, kita harus dapat memfasilitasi pembelajaran peserta didik dengan baik, dengan cara menyiapkan kegiatan pembelajaran yang kreatif, inovatif dan menyenangkan.
Antusiasme merupakan minat besar terhadap sesuatu, kegairahan, gelora semangat (KBBI:59). Antusiasme juga bisa dimaknai sebagai perasaan senang dan minat yang kuat terhadap sesuatu.
Jika siswa memiliki antusiasme terhadap pembelajaran yang disajikan dapat dipastikan bahwa proses pembelajaran akan berlangsung kondusif dan menyenangkan.
Metode eksperimen merupakan salah satu metode yang dapat memacu siswa untuk lebih aktif dan bersemangat dalam kegiatan pembelajaran. Eksperimen merupakan percobaan atau mencoba (KBBI:290).
Metode eksperimen merupakan suatu cara menyampaikan materi pelajaran dengan mempraktikkan atau mencoba sesuatu secara langsung suatu proses untuk mencapai tujuan (Winarno Surakhmad, 1999).
Sesuatu dalam konteks ini dapat berwujud benda-benda konkret, benda tiruan, atau suatu proses dari melakukan sesuatu. Sehingga metode eksperimen dapat diartikan sebagai suatu proses cara mengajar dengan menggunakan alat peraga. Sehingga metode eksperimen tidak terlepas dari alat peraga atau media pembelajaran.
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran perpindahan panas melalui eksperimen dapat dilakukan perkelompok belajar. Guru membagi siswa satu kelas menjadi beberapa kelompok belajar, kemudian guru memberikan informasi tata cara percobaan/eksperimen yang akan dilakukan dan bahan-bahan yang harus disiapkan dalam kegiatan eksperimen.
Eksperimen yang dilakukan kelas 6 pada mupel IPA materi perpindahan panas adalah perpindahan secara konduksi (melalui perantara), konveksi (terjadi pada zat cair dan gas) dan radiasi (melalui pancaran).
Alat dan bahan yang digunakan adalah lilin, korek api, gelas ukur untuk zat cair, sendok aluminium, tungku pemanas dan kacang hijau. Pada konduksi menggunakan sendok aluminium yang dicelupkan air yang sudah dipanaskan, lalu siswa mengamati perpindahan panasnya.
Pada waktu kegiatan pengamatan, peserta didik diizinkan untuk bertanya tentang hal-hal baru yang mereka temukan selama proses pengamatan.
Dari hasil kegiatan eksperimen pertama, penulis dapat mengajak siswa berdiskusi atau sekadar tanya jawab proses terjadinya peristiwa perpindahan panas. Dapat mengajukan pertanyaan tentang perpindahan panas secara konveksi sebagai pancingan terhadap peserta didik sebelum melakukan eksperimen yang kedua.
Setelah eksperimen pertama selesai, lanjut dengan eksperimen kedua, yaitu perpindahan panas secara konveksi. Disiapkan gelas ukur yang diisi air dan kacang hijau, lalu dipanaskan dengan lilin. Setelah beberapa saat, air mulai mendidih, siswa mengamati pergerakan kacang hijau.
Selama peserta didik mengamati biji kacang hijau yang mulai bergerak, kita dapat memberikan beberapa pertanyaan terkait dengan proses perpindahan panas secara konveksi. Untuk perpindahan panas secara radiasi, anak anak diminta mendekatkan telapak tangannya ke lilin yang menyala, dan diminta untuk mengamati apa yang terjadi pada tangannya yang didekatkan ke lilin yang menyala.
Setelah kegiatan eksperimen selesai, para peserta didik menuliskan laporan hasil pengamatan pada lembar pengamatan yang telah disediakan. Kemudian peserta didik menyampaikan laporan hasil pengamatan mereka secara lisan dan bergantian. Percobaan dan pengamatan secara langsung pada objek tertentu dapat merangsang peserta didik untuk aktif dan kreatif mencocokkan penjelasan materi yang diterima dengan objek yang diamati.
Dengan begitu, pembelajaran akan menjadi menyenangkan. Peserta didik aktif mengikuti pembelajaran, serta merangsang para peserta didik untuk berpikir kritis dalam menemukan contoh-contoh baru atau ide baru dalam pembelajaran. (wo/ida)
MI Izzul Islam Jetakkidul, Kecamatan Wonopringgo, Kabupaten Pekalongan