RADARSEMARANG.COM, Bahasa Inggris adalah bahasa internasional yang sangat penting dalam kehidupan kita di era globalisasi ini. Utamanya berkaitan dengan bisnis, pendidikan, dan pelayanan umum dalam kehidupan manusia.
Kepentingan yang lain bahasa Inggris dipergunakan sebagai alat komunikasi yang diterima secara luas oleh masyarakat.
Bahasa Inggris juga sebagai bahasa utama yang diperlukan oleh perusahaan asing yang ada di Indonesia.
Peserta didik masih enggan berbicara dalam bahasa Inggris, utamanya anak-anak SMP Negeri 1 Srumbung.
Pemerintah telah memutuskan bahasa Inggris sebagai bahasa asing yang harus diajarkan dari sekolah dasar sampai sekolah menengah. Tujuannya, agar generasi muda tidak asing dengan bahasa Idan mereka terdorong untuk berbicara bahasa Inggris.
Juga bisa mengembangkan ilmu pengetahuan. Memperkaya pengetahuan dengan membaca buku, artikel, atau berkomunikasi langsung dengan ahli bahasa yang biasanya mampu untuk berbicara bahasa Inggris. Sehingga murid-murid kita bisa menguasai bahasa Inggris dengan baik.
Tetapi kenyataannya tidak mudah. Siswa masih enggan berbicara dengan orang asing khususnya di SMP Negeri 1 Srumbung. Pengalaman penulis mengajar bahasa Inggris di kelas 8 SMP Negeri 1 Srumbung, siswa sulit berbicara dan bercerita dalam bahasa Inggris.
Mereka juga enggan membaca teks sederhana, maupun undangan sederhana. Mereka takut membuat kesalahan dengan apa yang mereka katakan dan apa yang harus mereka kerjakan.
Berdasarkan kenyataan tersebut, penulis mencari solusi untuk memecahkan masalah ini. Ada banyak faktor yang mempengaruhi hal tersebut seperti motivasi siswa, lingkungan, waktu, keluarga, dan lain-lain sehingga penulis akan mencoba memecahkan masalah ini dengan belajar menggunakan story telling.
Dalam http://en.wikipedia.org/wiki/storytelling, disebutkan story telling adalah penyampaian peristiwa dengan kata-kata dan imajinasi dan improvisasi. Belajar menggunakan story telling secara otomatis siswa belajar membaca, menulis, dan berbicara. Siswa juga berlatih mengungkapkan beberapa kalimat yang sesuai dengan karakter sehingga menambah kesuksesan siswa.
Tanpa disadari dengan belajar bahasa Inggris menggunakan cerita (story telling), kemampuan siswa dalam kosakata (vocabulary), pengucapan (pronounciation), pengejaan (spelling), intonasi (intonation) semakin bertambah.
Siswa merasa senang belajar bahasa Inggris terutama dalam materi narattive. Siswa-siswa senang belajar bercerita utamanya cerita rakyat baik legenda (legend), mitos (myth), cerita rakyat (folklore), cerita peri (fairytale), dan cerita binatang (fabel).
Lebih lebih pada saat ini setiap tahun selalu diadakan lomba bercerita dalam bahasa Inggris (story telling) baik tingkat kecamatan, kabupaten maupun provinsi.
Collin (dalam Isbell dkk., 2004) menegaskan story telling mempunyai banyak kegunaan di dalam pendidikan utama anak. Dia menyimpulkan bahwa story menyediakan suatu kerangka konseptual untuk berpikir, yang menyebabkan anak dapat membentuk pengalaman menjadi keseluruhan yang dapat mereka pahami.
Story menyebabkan mereka dapat memetakan secara mental pengalaman dan melihat gambaran di dalam kepala mereka.
Dengan belajar story telling siswa merasa suka dan terhibur karena tujuan dari teks narattive adalah menghibur pembaca; mengajarkan pada siswa untuk memahami karakter yang bagus, kuat, sabar, jujur, ramah, bijaksana, dan lain-lain; menjadikan siswa-siswa belajar sesuatu cerita tersebut (asal muasal, tempat, daya tarik, dan lain-lain); dan menjadikan semakin tahu cerita lokal dan warisan budaya bangsa.
Penulis simpulkan untuk membangkitkan antusiasme siswa dalam belajar bahasa Inggris dengan mengintegrasikan pelajaran yang mereka sukai. Sehingga menjadikan kebanggaan tersendiri bagi siswa. (ut/lis)
Guru SMPN 1 Srumbung, Kabupaten Magelang