31 C
Semarang
Tuesday, 22 April 2025

Dengan Think Talk Write, Siswa Semakin Antusias Membaca Materi Pelajaran

Oleh: Iih Subyanti, S.Pd.

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Sering kita dengar istilah membaca adalah jendela dunia, karena dengan membaca kita seolah bisa “berkeliling dunia”. Artinya, dengan rajin membaca kita menjadi tahu, ada apa dan sesuatu yang ada di belahan dunia lainnya.

Di era globalisasi ini, membaca tidak melulu dari buku. Namun dari digital, siswa juga bisa membaca untuk menambah pengetahuan. Namun sayangnya, minat membaca anak sekolah di tanah air masih cukup rendah.

Ini juga yang terjadi pada anak didik penulis di kelas 6 SD Negeri 3 Pengalusan, Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalinggga, yang malas membaca materi pelajaran IPS yang penulis berikan.

Jika dikaitkan dengan literasi, boleh dibilang budaya literasi anak didik penulis termasuk rendah. Literasi sendiri menurut Kemendikbud (2016:2) adalah kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan berbicara.

Salah satu contoh saat penulis memberikan materi pelajaran IPS tentang organisasi negara-negara Asia Tenggara atau ASEAN. Karena siswa malas membaca materi yang penulis berikan, mereka menjadi sulit memahami materi yang penulis berikan.

Untuk menyiasatinya, penulis kemudian mencoba menerapkan metode pembelajaran Think Talk Write.

Menurut Huinker dan Laughlin (1996:82) menyatakan bahwa “Model pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) membangun pemikiran, merefleksi, dan mengorganisasi ide, kemudian menguji ide tersebut sebelum peserta didik diharapkan untuk menulis”.

Penulis membentuk beberapa kelompok diskusi, kemudian memberikan materi pelajaran tentang ASEAN, untuk di baca bersama-sama. Setelah materi dibaca, penulis kemudian meminta siswa untuk mendiskusikan materi yang mereka baca.

“Ayo ,setelah dibaca bersama, kalian diskusikan dengan teman kelompok kalian, apa-apa yang belum kalian ketahui” begitu penulis meminta kepada anak didik saat proses diskusi kelompok berlangsung.

Setelah mereka berdiskusi saling melengkapi materi yang mereka belum ketahui, penulis kemudian meminta siswa untuk menuliskan pengetahuan yang mereka ketahui tentang organisasi negara-negara Asia Tenggara tersebut.

Diskusi adalah percakapan ilmiah yang berisikan pertukaran pendapat, memecahkan ide-ide dan pengujian pendapat yang dilakukan oleh orang yang tergabung dalam kelompok untuk mencari kebenaran (Mansyur MPA).

Setelah berdiskusi, satu persatu siswa, penulis minta maju untuk menuliskan jawaban di papan tulis dari pertanyaan tentang materi ASEAN. Ternyata, hampir sebagian besar mampu menjawab pertanyaan penulis. “Coba Azka, tulis di papan tulis, siapa pendiri ASEAN?” Begitu salah satu pertanyaan penulis, yang dijawab dengan benar oleh siswa.

Dari metode pembelajaran Think Talk Write yakni membaca, berdiskusi, dan menulis, membuat siswa lebih antusias dalam mengikuti pelajaran. Karena seperti ngobrol dengan teman-temannya dalam suasana belajar yang lebih cair, siswa yang kesulitan biasanya akan meminta bantuan penulis.

Hal ini membuat siswa lebih mudah memahami materi yang penulis berikan. Hasilnya, siswa menjadi semakin gemar membaca, dan nilai pelajaran anak didik terjadi peningkatan yang cukup signifikan. (*)

Guru Kelas 6 SD Negeri 3 Pengalusan, Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya