RADARSEMARANG.COM, Perubahan zaman mengakibatkan berubahnya semua aspek kehidupan termasuk pendidikan. Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan formal bagi masyarakat harus selalu melakukan perubahan untuk peningkatan mutu pendidikan.
Mutohar (2013:124) menyatakan “Peningkatan mutu sekolah pada hakikatnya suatu strategi untuk memperbaiki mutu pendidikan dengan jalan pemberian kewenangan dan tanggungjawab pengambilan keputusan kepada kepala sekolah dengan melibatkan partisipasi individual, baik personel sekolah maupun anggota masyarakat”.
Sekolah diharapkan mampu membuat perubahan yang didesain agar lebih responsif pada lingkungan. Artinya perubahan perlu dilakukan suatu sekolah sesuai kebutuhan lingkungan. Sehingga tidak ditinggalkan masyarakat.
Untuk itu, peran pemimpin sangat diperlukan suatu organisasi khususnya dalam membantu proses perubahan. Proses perubahan dari sebuah pendidikan tentunya tidak lepas dari pijakan filosofi bapak Pendidikan kita.
Menurut Ki Hajar Dewantara melalui filosofi Pendidikan dengan ilmu “menumbuhkan padi”, mengingatkan bahwa dalam mewujudkan pembelajaran yang berpusat pada siswa, kita harus secara sadar dan terencana membangun ekosistem yang mendukung pembelajaran siswa. Sehingga mampu menumbuhkan mereka sesuai dengan kodratnya.
Dengan demikian, saat merancang sebuah program di sekolah, baik itu intra kurikuler, ko-kurikuler, atau ekstrakurikuler, maka siswa seharusnya menjadi pertimbangan utama.
Ketika siswa menjadi pertimbangan utama dalam merancang sebuah program, maka mereka sebenarnya memiliki suara (voice), pilihan (choice), dan kepemilikan (ownership) dalam program tersebut.
Lewat suara, pilihan, dan kepemilikan inilah siswa kemudian mengembangkan kapasitas dirinya menjadi seorang pemilik bagi proses belajarnya sendiri.
Tugas kepala sekolah hanya mendorong guru dan tenaga kependidikan untuk mampu menyediakan lingkungan yang menumbuhkan budaya di mana siswa memiliki suara, pilihan, dan kepemilikan dalam apa yang mereka pikirkan, niat yang mereka terapkan, bagaimana mereka melaksanakan niat mereka, dan bagaimana mereka merefleksikan tindakan mereka.
Apabila sekolah sudah mampu menghadirkan suasana yang demikian maka perwujudan dari merdeka belajar.
Perwujudan merdeka belajar dalam sekolah salah satunya mengusahakan program sekolah yang berdampak pada siswa. Program sekolah yang berdampak pada siswa merupakan upaya menumbuhkembangkan kepemimpinan siswa akan menyediakan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan profil positif dirinya. Kemudian diharapkan dapat terwujud sebagai pengejawantahan profil pelajar Pancasila.
Beberapa program sekolah di SDN Kwayangan Kedungwuni sudah berusaha mengarah pada program yang berpihak pada siswa dan mewujudkan kepemimpinan siswa. Program tersebut antara lain Program GeTaR Taman (Gerakan Tanam dan Rawat Taman) dan RiMa Polis (Sehari Bersama Pak Polisi).
Dua program ini merupakan program dari suara (voice) siswa. Program GeTaR Taman, berawal dari aspirasi siswa yang melihat taman sekolah belum dimanfaatkan maksimal. Demikian pula program RiMa Polis, berawal dari gagasan siswa yang penasaran dan ingin dekat dengan para polisi. Peran guru dan kepala sekolah berusaha untuk mewujudkan ide-ide tersebut.
Program GeTaR Taman menumbuhkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab siswa. Karena setelah menanam tanaman akan ada jadwal dimana siswa merawat tanaman dengan cara menyirami dan mengecek secara berkala. Untuk kegiatan RiMa Polis juga memberikan dampak yang luar biasa bagi siswa. Karena dalam kegiatan ini siswa diajak menumbuhkan keberanian yang positif yakni dalam hal menyampaikan pendapat dan keluh kesahnya.
Program sekolah tersebut tidak hanya berpihak pada siswa dan mewujudkan kepemimpinan siswa saja. Tetapi juga memanfaatkan aset di sekitar lingkungan sekolah. Seperti taman dan polisi.
Dalam hal ini peran kepala sekolah sangat penting. Karena harus jeli dalam melihat dan memanfaatkan aset sekitar. Untuk mewujudkan program yang berdampak pada siswa ada hal yang perlu digaris bawahi yaitu bahwa perwujudan program ini memerlukan kolaborasi dari berbagai pihak, tidak hanya kepala sekolah saja. (gp/fth)
Kepala Sekolah SDN Kwayangan, Kedungwuni