RADARSEMARANG.COM, Pendidikan merupakan bidang yang penting untuk diperhatikan. Melalui pendidikan yang baik, seseorang akan menjadi baik pula. Sudah menjadi kebutuhan masyarakat Indonesia untuk memenuhi akal pikiran dengan ilmu-ilmu yang berkembang mengikuti kemajuan zaman.
Usaha mengenalkan anak kepada Allah sebagai penciptanya merupakan kegiatan pokok yang harus dilaksanakan dalam mengembangkan nilai dan agama moral anak serta proses pengembangan afektif yang berlandaskan pendidikan agama. Meningkatkan kemampuan menghafal merupakan salah satu komponen dalam kemampuan kognitif yaitu mengingat.
Salah satu bentuk pelatihan untuk meningkatkan kognitif anak pada ingatannya dan membantu perkembangan rohani anak yaitu menghafal Asmaul Husna.
Pembelajaran mengenai Asmaul Husna menjadi salah satu indikator tercapainya P5 di SD N 02 Tenogo yaitu membentuk berkepribadian anak islami, berakhlak mulia serta memiliki aqidah yang lurus. Tetapi, pengenalan Asmaul Husna masih sebatas pembiasaan P5 yang dipraktikkan sebelum memulai kegiatan belajar mengajar yang wajib diikuti guru dan seluruh siswa siswi SDN 02 Tenogo pada Implementasi Kurikulum Merdeka Mengajar (IKM) dan belum secara intensif. Sehingga anak masih mengalami kesulitan menghafal.
Berdasarkan pengamatan, penulis dan guru sudah memperkenalkan Asmaul Husna kepada anak didik. Alhamdulillah anak-anak sudah mengenalnya. Namun mereka sulit sekali untuk menghafal dengan ucapan yang benar. Khususnya kelas rendah yaitu kelas 3. Dari 14 Asmaul Husna hanya 10 yang mampu diulang anak itu pun hanya ada 6 dari 13 anak yang menghafal tanpa salah. 4 anak dibimbing, sementara 3 anak baru dapat menyebut akhir-akhirnya saja. Padahal penulis mengharap anak dapat menghafal sebanyak 42 Asmaul Husna dalam kegiatan belajar selama 1 bulan.
Mengenalkan asmaul Husna sangat penting. Ini dapat menjadi langkah awal agar anak mengenal sang pencipta. Melalui kemampuan menghafal, anak akan mengenal Asmaul Husna dengan lebih baik. Tetapi, penerapan P5 Untuk menghafal asmaul Husna tidak boleh membebani anak dan harus memperhatikan perkembangan anak.
Penulis memberikan tindakan untuk melatih anak menghafal Asmaul Husna dengan metode pembelajaran yang menyenangkan. Yakni dengan metode jaritmatika Alquran.
Metode ini menggunakan buku-buku jari tangan kanan. Buku-buku jari tangan kanan berjumlah empat belas dengan ibu jari terhitung dua buku. Hitungan pertama mulai dari buku jari kelingking paling bawah ke atas kemudian dilanjutkan buku jari manis dari bawah ke atas dan selanjutnya sampai ibu jari hingga hitungan empat belas.
Kelebihan metode ini yaitu mudah dan praktis dilakukan karena menggunakan media tangan sendiri. Kekurangannya yaitu kurang diketahui pendidik dikarenakan metode ini merupakan metode baru yang diciptakan oleh Ustadz Habiburrahmanuddin.
Penggunaan metode jaritmatika dengan buku-buku jari sebagai ruang untuk angka juga dilaksanakan di India. Metode menghitung dengan jari di India sudah diajarkan orang tua di rumah dan guru disekolah. Jari dapat direpresentasikan sebagai angka, demikian juga jari yang dibatasi garis (buku-buku jari).
Penulis memiliki harapan agar anak belajar secara menyenangkan dalam menghafal Asmaul Husna dan mengucapkan secara benar untuk langkah awal pemahaman anak terhadap agama dan mengenal sang pencipta. (gp/fth)
Guru SDN 02 Tenogo, Kec. Paninggaran, Kab. Pekalongan