27.7 C
Semarang
Wednesday, 8 October 2025

Mengatasi Kesulitan Belajar Membaca pada Peserta Didik

Oleh: Meilina Kurniawati, S.Pd.SD

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Tiap tahun pada tiap kelas pasti terdapat peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. Seperti di kelas 3 SD Negeri Gondangsari 1. Dari 29 peserta didik, ada 10 peserta didik yang mengalami kesulitan membaca.

Kesulitan belajar merujuk pada hambatan atau keterlambatan perkembangan pada salah satu atau beberapa dari proses bicara, bahasa, membaca, menulis, aritmatika, atau mata pelajaran lain sebagai hasil dari hambatan psikologis karena adanya disfungsi syaraf atau adanya hambatan emosi atau perilaku.

Permasalahan ini bukan hasil dari adanya hambatan kecerdasan, hambatan sensoris atau indra, atau adanya hambatan budaya dan hambatan dalam pembelajaran (Kirk, dalam Sotelo-Dynega, Flanagan dan Alvonso, 2011).

Penyebab kesulitan belajar adalah ketidaktepatan atau ketidaksesuaian pembelajaran, ketidaksesuaian dan ketidakcocokan kurikulum, lingkungan kelas, hambatan sosial ekonomi dan banyak lainnya.

Kesulitan belajar yang dialami peserta didik kelas 3 SD Negeri Gondangsari 1 ini adalah kesulitan belajar membaca (disleksia). Peserta didik sering membaca terbalik, misalnya b dibaca d, u menjadi n, m menjadi n, dan sebagainya.

Hal yang ditimbulkan peserta didik ini sering mengacaukan huruf atau kata yang mirip. Misalnya kata ibu menjadi ubi atau iub, dan sebagainya. Akibatnya kemampuan membaca rendah sehingga pencapaian hasil belajar rendah dan lambat dalam melaksanakan tugas-tugas.

Untuk mengatasi hal ini, guru berupaya membuat suasana membaca yang menyenangkan sehingga peserta didik tidak merasa terbebani dengan kegiatan membaca.
Guru mengawali memberikan bacaan-bacaan yang digemari peserta didik. Juga memberikan pendampingan ketika kegiatan membaca sedang berlangsung.

Menghindari celaan ketika peserta didik melakukan kesalahan agar saat membaca peserta didik memiliki kepercayaan diri. Memberi apresiasi seperti apapun hasil membaca peserta didik. Membetulkan ketika peserta didik salah membaca.

Upaya yang dilakukan sekolah antara lain menciptakan sekolah sebagai tempat yang menarik dan menyenangkan. Caranya dengan membuat taman bacaan. Kemudian memfasilitasi majalah dinding, menciptakan pojok baca di tiap kelas. Dan menyediakan ruang perpustakaan.

Sedangkan upaya yang dapat dilakukan orang tua adalah memberikan perhatian sepenuhnya lebih-lebih kaitannya dengan membaca, memberi kesempatan peserta didik mengemukakan masalah belajar membaca yang dihadapinya. Juga membelikan buku yang menarik untuk dibaca.

Peranan bimbingan dan konseling dalam mengatasi peserta didik yang mengalami kesulitan membaca dalam bidang bimbingan belajar juga sangat diperlukan.

Pelayanan bimbingan dan konseling membantu peserta didik mengembangkan kebiasaan belajar yang baik dalam menguasai pengetahuan dan keterampilan. Serta menyiapkannya untuk melanjutkan pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi.

Peranan bimbingan dan konseling sangat besar dalam membantu peserta didik agar mampu membaca dengan lancar. Karena dalam bimbingan dan konseling mewajibkan langkah-langkah yang prosedural dan terstruktur dalam menangani setiap kesulitan atau masalah yang dialami oleh peserta didik.

Langkah-langkah bimbingan dan konseling diawali dengan pengungkapan masalah yang dialami peserta didik sampai penentuan layanan yang tepat serta pelaksanaan pembimbingan.

Konselor dapat memberikan bantuan kepada peserta didik yang kemampuan membacanya masih rendah melalui bimbingan dan konseling dengan layanan-layanan yang sesuai. Seperti penguasaan konten, konseling individual, dan bimbingan kelompok.

Kesulitan membaca peserta didik merupakan masalah yang serius karena dapat mempengaruhi kelanjutan studi peserta didik. Membaca merupakan faktor penunjang penerimaan dan pemahaman peserta didik terhadap semua materi pelajaran.

Permasalahan yang dihadapi peserta didik dalam mengatasi kesulitan belajar dapat diatasi dengan upaya dan kerja sama berbagai pihak. Hasilnya menunjukkan peningkatan. Peserta didik yang mengalami kesulitan membaca tersisa 4 orang. (ut/lis)

Guru SDN Gondangsari 1 Pakis, Kabupaten Magelang


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya