RADARSEMARANG.COM, Secara alamiah setiap manusia pasti menyukai perbuatan dan karakter yang baik.
Menurut Muchlas Samani karakter dapat dimaknai sebagai nilai dasar yang membangun pribadi seseorang, terbentuk baik karena pengaruh hereditas maupun pengaruh lingkungan, yang membedakannya dengan orang lain. Serta diwujudkan dalam sikap dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari (2011:23).
Begitu juga dengan karakteristik peserta didik yang baik pastilah menjadi keinginan semua orang. Karakter yang baik akan membuat manusia memiliki hubungan sosial yang baik dengan sesama manusia lainnya. Oleh karena itu penting memahami karakter untuk kemudian diarahkan menuju karakter diri yang lebih baik.
Tidak semua peserta didik memiliki karakter yang baik. Dalam sebuah kelas bisa jadi ada berbagai karakteristik peserta didik mulai dari yang paling menyenangkan hingga paling tidak disenangi. Ini hal alamiah karena peserta didik datang dari berbagai lingkungan berbeda.
Guru perlu menyikapi hal ini dengan baik. Salah mengenali karakter, akan menghambat proses belajar mengajar. Bisa jadi peserta didik akan menjadi malas, tidak memperhatikan atau bahkan tidak mengerjakan tugas apabila guru tidak memahami karakter siswa tersebut. Maka, mengenali dan memahami karakter dari peserta didik sangat penting untuk dikuasai.
Menjadi teladan untuk perilaku peserta didik
Guru harus menjadi sosok yang ditiru oleh peserta didiknya. Siswa akan lebih mudah menyerap pengetahuan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut mengharusksn guru menjadi teladan peri laku baik bagi anak didik.
Senantiasa mengevaluasi diri
Sebelum mengenali karakteristik peserta didik ada baiknya guru mengenali dan mengevaluasi dirinya sendiri. Jangan sampai ketika terjadi kasus siswa meninggalkan kelas, malas-malasan dalam belajar, berisik di dalam kelas, lantas langsung menyalahkan siswa sebagai penyebab kesalahannya. Guru harus terlebih dahulu mengevaluasi diri, jangan-jangan ada yang salah dalam cara mengajar.
Memahami lingkungan sekitar anak
Ada dua hal yang membentuk karakteristik seorang anak.Yaitu lingkungan sekitar dan pengalaman yang pernah dialami. Lingkungan sekitar anak sangat berpengaruh terhadap karakter yang dimiliki. Bisa saja anak yang tumbuh dalam keluarga yang broken home dan sering mengalami kekerasan, akibatnya tidak mampu fokus dan berkonsentrasi di sekolah.
Mengenali peserta didik lebih dalam
Pengertian lebih dalam merupakan akumulasi proses panjang bagaimana karakter tersebut bisa terbentuk. Mengetahui hubungan antara detail-detail informasi serta pengalamannya dan hubungannya dengan karakteristik peserta didik tersebut.
Lakukan pendekatan psikologis
Metode pendekatan psikologis di antaranya dengan wawancara, bertanya hal-hal yang penting dan dekat dengan anak. Hal ini guru akan lebih banyak mendapat respons dan informasi mengetahui karakteristik peserta didiknya.
Perlakuan siswa dengan adil
Guru harus berlaku adil. Jangan pernah berikan perlakuan yang berbeda satu sama lain, kecuali dalam hal khusus yang memang dibutuhkan. Adil tidak berarti sama rata, tetapi memberikan sesuatu sesuai porsinya dan bijaksana. Masuki dunia mereka
Terkadang peserta didik merasa sungkan dan malu apabila diminta menunjukkan atau bahkan menyampaikan apa yang menjadi minat bakatnya di kelas. Oleh karena itu guru lebih baik menerapkan pola jemput bola dengan mengobservasi yang menjadi minat dan bakat para peserta didik dengan terjun langsung ke aktivitas yang disenangi peserta didik.
Jadilah sahabat
Kedekatan emosional dapat membantu guru memahami karakteristik siswa. Oleh karena itu diperlukan inisiatif dari guru untuk lebih dekat dan menjadi sahabat dari siswa supaya lebih mengenali karakter dan perilaku peserta didiknya.
Itulah beberapa cara mengenali karakteristik peserta didik yang sangat berguna untuk mengatur strategi belajar dan menyesuaikan metode pembelajaran di sekolah. Karakter yang dikenali kemudian bisa diarahkan ke arah yang lebih baik, supaya peserta didik tidak hanya cerdas kognitif saja, tetapi juga efektif dan emosional. (ut/lis)
Guru MINU Rowolaku, Kajen Pekalongan