32 C
Semarang
Sunday, 15 June 2025

Pembelajaran Seni Budaya sebagai Media Penerapan Pendidikan Karakter

Oleh : Rindati Rusliana, S.Pd

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Kemajuan masa depan Indonesia berada di tangan peserta didik. Pendidikan karakter sebaiknya diterapkan sejak dini agar peserta didik memiliki karakter yang baik. Pendidikan karakter dapat dibentuk melalui keluarga, sekolah, dan masyarakat sekitar.

Hal tersebut sesuai dengan Perpres Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter.

Menurut Kurniasih dan Berlin (2017: 21) pendidikan karakter merupakan salah satu alat untuk membimbing seseorang menjadi lebih baik dan mampu memfilter pengaruh yang tidak baik.

Salahudin dan Irwanto (2013: 42) mengemukakan pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik maupun buruk, memelihara kebaikan, mewujudkan dan menebarkan kebaikan dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.

Presiden mengesahkan delapan belas penguatan pendidikan karakter pada pasal 3 Perpres Nomor 87 Tahun 2017. Pasal tersebut berisi PPK yang dilaksanakan dengan menerapkan nilai-nilai pancasila dalam pendidikan karakter.

Meliputi nilai-nilai jujur, toleran, disiplin, bekerja keras, kreatif, mandiri, demokratis rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan dan bertanggung jawab.

Pendidikan karakter juga diterapkan dalam kurikulum merdeka yang sesuai dengan profil pelajar Pancasila. Menurut Kemendikbud profil pelajar Pancasila merupakan sejumlah karakter dan kompetensi yang diharapkan untuk diraih peserta didik yang didasarkan pada nilai-nilai luhur pancasila.

Nilai-nilai tersebut terdiri dari beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berkebinnekaan global, bergotong-royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.

Penerapan pendidikan karakter ini dapat dilakukan dengan cara mengajak peserta didik mengerjakan salah satu tugas. Pertama, pendidik mengajak peserta didik membiasakan berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran. Berdoa termasuk menerapkan pendidikan karakter beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia.

Kedua, pendidik memberikan tugas secara berkelompok dengan membuat produk dari barang bekas. Peserta didik berdiskusi dengan kelompoknya untuk menentukan bahan dan produk yang ingin dibuat. Barang bekas yang dapat digunakan seperti botol plastik, kardus, sendok plastik, sedotan, kaleng, kaus, tutup botol, dan lain-lain.

Peserta didik diberi kebebasan mengkreasikan barang bekas tersebut. Misalnya tempat tisu dari toples, keranjang dari tutup botol, tempat pensil dari kaleng kemudian diberi hiasan kertas warna warni maupun dicat. Kegiatan tersebut termasuk menerapkan pendidikan karakter kreatif dan peduli lingkungan.

Setiap kelompok mengerjakan tugas bersama-sama secara adil. Kegiatan tersebut termasuk penerapan pendidikan karakter gotong royong karena mengerjakannya bersama-sama. Ketiga, pendidik meminta setiap kelompok mempresentasikan produknya di depan kelas.

Peserta didik menjelaskan nama produk, bahan, manfaatnya, dan harga jual. Kelompok lain mendengarkan, bertanya, memberi saran, dan memberi pujian kepada kelompok yang sedang presentasi. Hal tersebut termasuk penerapan pendidikan karakter bernalar kritis dan berkebhinnekaan global dengan menumbuhkan rasa saling menghargai.

Peserta didik dapat mempromosikan melalui Instagram, Tik Tok, dan WhatsApp. Kegiatan tersebut menerapkan pendidikan karakter bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas dari pendidik. Selain itu, peserta didik menerapkan pendidikan karakter mandiri dengan mencari uang dari bekerja.

Penerapan pendidikan karakter dalam pembelajaran seni budaya ini diharapkan dapat membiasakan siswa dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut akan membentuk watak yang baik untuk diri sendiri dan kemajuan Indonesia. Selain itu, peserta didik memiliki moral yang baik sehingga dapat membedakan yang baik atau tidak untuk diri sendiri. (ut/lis)

Guru Seni Budaya SMKN 1 Salam, Kabupaten Magelang


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya