26 C
Semarang
Tuesday, 15 April 2025

Role Playing Bersama Bondan dan Endang dalam Mengenal Busana Adat Temanggungan

Oleh : Indarti Warastuti, S.Pd

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Bondan dan Endang merupakan istilah dalam busana adat Temanggunan. Bondan adalah nama busana adat Temanggungan untuk putra dan Endang untuk putri.

Mengenal busana adat Jawa adalah merupakan salah satu kompetensi dasar pada mata pelajaran bahasa Jawa kelas XII semester gasal.

Busana adat yang dikenalkan adalah busana adat gagrak Yogyakarta, Surakarta dan Temanggungan. Umumnya peserta didik masih awam dengan perbedaan busana tersebut, sehingga perlu teknik khusus agar siswa mampu dengan mudah memahami perbedaan tersebut.

Salah satu contohnya adalah peserta didik harus mampu membedakan blangkon Yogyakarta, Surakarta dan Temanggungan.

Apabila metode yang digunakan hanya dengan ceramah dan menampilkan PPT saja maka peserta didik akan cepat bosan dan pembelajaran menjadi tidak efektif.

Oleh karena itu diperlukan metode yang tepat untuk mengajarkan materi ini.

Di SMA Negeri 2 Temanggung, metode yang digunakan dalam pembelajaran materi busana adat jawa adalah bermain peran (role playing).

Menurut Yamin (2007), bermain peran adalah metode yang meletakkan interalisasi antara dua siswa atau lebih tentang suatu topik atau situasi. Siswa melakukan peran masing-masing sesuai dengan pokok yang ia yakini. Mereka berinteraksi dengan sesama peran secara terbuka. Metode ini dapat dipergunakan dalam mempraktikan pelajaran yang baru

Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

Menghangatkan Suasana dan Memotivasi Peserta Didik. Motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk mengadakan perubahan demi mencapai tujuan tertentu. Tahap ini lebih banyak dimaksudkan untuk memotivasi peserta didik agar tertarik pada masalah karena itu tahap ini sangat penting dalam bermain peran dan paling menentukan keberhasilan.
Memilih Peran.

Memilih peran dalam pembelajaran, tahap ini peserta didik dan guru mendiskripsikan ciri-ciri busana adat Yogyakarta, Surakarta dan Temanggungan. Kemudian guru membagi kelas menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok Yogyakarta, Surakarta dan Temanggungan.

Di depan kelas sudah tersedia bagian-bagian baju adat tersebut. Bagaimana mereka bisa menerjemahkan setiap kalimat, dan peserta didik diberi kesempatan untuk memilih busana yang ada sesuai dengan kelompoknya.

Menyusun Tahap-Tahap Peran. Menyusun tahap-tahap baru, pada tahap ini para pemeran memilih bagian busana adat Jawa mana yang akan dikenakan.

Menyiapkan Pengamat. Menyiapkan pengamat, sebaiknya pengamat dipersiapkan secara matang dan terlibat dalam kelompok pemeran tersebut agar semua peserta didik turut mengalami dan menghayati peran yang dimainkan dan aktif mendiskusikannya.

Pemeran. Pada tahap ini para peserta didik mulai beraksi secara spontan, sesuai peran masing-masing. Pemeran dapat berhenti apabila para peserta didik telah merasa cukup.
Diskusi dan Evaluasi.

Setelah melakukan peran, langkah berikut adalah analisis dari bermain peran tersebut. Para pemain diminta untuk mengemukakan pakaian yang dikenakan, demikian pula dengan peserta yang lain. Diskusi dimulai dengan melontarkan sebuah pertanyaan, para peserta didik akan segera terpancing untuk diskusi. Apabila ada peserta didik yang salah mengambil bagian dari pakaian adat maka akan segera teridentifikasi.

Membagi Pengalaman dan Mengambil Kesimpulan. Pada tahap ini peserta didik saling mengemukakan baju adat yang dia pakai sudah sesuai atau belum.

Dengan menggunakan metode role playing tersebut, pembelajaran Busana Adat Jawa di SMA Negeri 2 Temanggung menjadi lebih menyenangkan dan menarik. Semua peserta didik terlibat secara aktif di dalamnya, sehingga suasana kelas tidak membosankan. Selain itu peserta didik juga mendapatkan pengalaman baru. (ut/lis)

Guru Bahasa Jawa SMA Negeri 2 Temanggung


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya