RADARSEMARANG.COM, Cerita pendek (cerpen) merupakan karya kreatif, lahir dari kreativitas penulisnya.
Menulis cerpen merupakan persoalan kreativitas yang lekat dengan kemampuan individu untuk memunculkan nilai baru terhadap hal-hal yang diciptakannya.
Kreativitas bisa digali dan ditumbuhkembangkan.
Untuk menggali kreativitas kadang memerlukan waktu yang tidak sedikit. Masih minimnya dukungan porsi waktu menjadikan pembelajaran menulis cerpen belum maksimal.
Maka, fungsi sastra yang bersifat dulce et utile atau menyenangkan dan bermanfaat, belum banyak menyentuh ranah aspek menulis.
Cerpen adalah suatu karangan pendek yang berbentuk karangan naratif atau prosa yang mengisahkan kehidupan manusia yang penuh perselisihan, cerita yang mengharukan, atau cerita yang menggembirakan dan bagi pembaca akan menimbulkan kesan-kesan yang sulit dilupakan (Lailasari dan Nurlaila, 2006:22).
Pembelajaran penulisan cerpen merupakan salah satu materi pada pelajaran bahasa Indonesia yang dipelajari di kelas IX tepatnya pada Kompetensi Dasar (KD) 4.6 yaitu mengungkapkan pengalaman dan gagasan dalam bentuk cerita pendek dengan memperhatikan struktur dan kebahasaan.
Menulis menurut Keraf (2011:1) adalah keterampilan seseorang dalam menuangkan ide, pikiran, pengetahuan, fakta-fakta, perasaan dan pengalaman hidup yang ditulis dalam bahasa yang baik, jelas, dan mudah dipahami oleh pembaca. Sedangkan menulis cerpen menurut Sumardjo (2001:85) adalah seni keterampilan menyajikan cerita.
Kenyataan yang ditemui penulis saat mengajarkan menulis cerpen di kelas IX SMPN 1 Srumbung, siswa kurang berminat pada kegiatan menulis cerpen.
Terkadang mereka sulit memilih pengalaman hidupnya atau pengalaman hidup orang di sekitarnya untuk dituangkan dalam sebuah cerita naratif yang imajinatif. Untuk itu perlu strategi pembelajaran yang membuat siswa senang sehingga terpacu menulis cerpen.
Salah satu strategi yang penulis lakukan adalah dengan memutar video inspiratif sebagai pemantik atau stimulus agar muncul ide-ide yang menjadi dasar dalam menulis cerpen.
Video inspiratif berisi segala sesuatu yang dapat memberikan inspirasi dan dorongan melakukan hal positif. Misalnya video inspiratif tentang pentingnya pendidikan, bagaimana meraih impian, bersyukur, bersedekah, pentingnya kerja sama, menggapai cita-cita, motivasi belajar, hormat kepada orangtua dan sebagainya.
Tayangan video menjadi scaffolding menuntun imajinasi membangun dan merumuskan unsur instrinsik dalam cerpen. Adapun langkah praktis yang dilakukan, dimulai dengan siswa melihat tayangan beberapa video inspiratif. Untuk mengingatkan pemahaman unsur cerita secara utuh dapat dilanjutkan tanya jawab tentang unsur-unsur pembangun cerpen.
Selanjutnya, guru memaparkan langkah-langkah menulis cerpen dengan memperhatikan unsur-unsur pembangun cerpen.
Langkah berikutnya, guru mengarahkan siswa menemukan ide cerita berdasarkan video inspiratif yang sudah dilihat.
Siswa diarahkan menentukan tokoh utama, masalah, siapa tokoh antagonis, bagaimana latarnya, dari mana awal ceritanya, di mana latarnya, dari mana awal ceritanya dan bagaimana akhir ceritanya.
Setelah unsur-unsur cerita diketahui, siswa diarahkan menyusun kerangka cerita, dilanjutkan mengembangkan cerita secara utuh. Langkah terakhir, siswa dipersilakan menyunting berdasarkan rubrik yang telah disiapkan guru dan diakhiri memberi judul cerpen.
Pembelajaran menulis cerpen dengan stimulus video inspiratif mampu memantik ide bagi siswa dalam menulis cerpen. Hal ini tampak saat siswa menentukan tema yang merupakan ide pokok atau pikiran utama, menentukan alur yang membantu pembaca menangkap gambaran utuh dari cerita.
Tayangan video juga juga membantu siswa dalam menentukan tokoh dan penokohan, menentukan jenis latar cerita sehingga tersaji sebuah cerpen yang menarik. Dengan stimulus video inspiratif tersebut kebuntuan siswa untuk mendapatkan ide dan mengolahnya menjadi sebuah cerpen dapat teratasi. (mj/lis)
Guru Bahasa Indonesia SMPN 1 Srumbung, Kabupaten Magelang
