RADARSEMARANG.COM, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran wajib dalam pendidikan di tingkat dasar maupun menengah di Indonesia.
IPS merupakan mata pelajaran yang berintegrasi atau terpadu dari ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan sehingga dapat mengembangkan kemampuan menjadi warga negara yang baik.
Depdiknas (2009:16) menyatakan tujuan pendidikan IPS di tingkat sekolah dasar adalah agar siswa memiliki kemampuan mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya, memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis serta rasa ingin tahu.
Dalam pembelajaran keaktifan belajar siswa merupakan unsur dasar yang penting dalam keberhasilan. Karena pembelajaran tidak hanya mentransfer pengetahuan dari guru kepada siswa namun juga menciptakan situasi yang dapat membawa siswa aktif dalam belajar untuk mencapai tingkah lakunya.
Rendahnya hasil belajar IPS di SD Negeri 01 Langensari pada materi jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi masyarakat kurang diminati.
Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan sekolah. Rendahnya hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran karena masih berpusat pada guru.
Komunikasi yang terjadi lebih banyak satu arah yaitu dari guru ke siswa, dalam mengikuti pembelajaran siswa terlihat pasif. Siswa lebih banyak menerima materi yang dijelaskan guru daripada mencari sendiri. Kemudian dalam pelaksanaan diskusi saat pembelajaran berlangsung tidak dikelompokkan secara heterogen.
Hal ini berdampak pada adanya penumpukan siswa yang akademiknya tinggi dalam satu kelompok. Serta kurangnya kerja sama antarsesama siswa.
Untuk itu penulis mencari strategi pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa. Berdasarkan permasalahan tersebut penulis melakukan model pembelajaran yang menekankan pada aktivitas siswa. Yakni model pembelajaran kooperatif learning tipe Numberred Head Together (NHT).
Number Head Together adalah suatu model pembelajaran yang lebih mengedepankan kepada aktvitas siswa dalam mencari, mengolah,dan melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya dipresentasikan di depan kelas (Rahayu, 2006).
Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik. Tipe ini di kembangkan oleh Kagen dalam Ibrahim (2000:28).
Langkah-langkah pembelajaran NHT adalah pertama membentuk kelompok secara homogen, setiap kelompok beranggotakan 4-6 siswa. Setiap anggota memiliki satu nomor, guru mengajukan pertanyaan untuk didiskusikan bersama kelompok.
Setelah menggunakan strategi model NHT siswa terlihat lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran, serta mampu menciptakan pembelajaran yang bermakna. Sehingga hasil belajar siwa meningkat.
Kelebihan pembelajaran NHT dapat meningkatkan kemampuan prestasi siswa dan pemahaman mengenai suatu pembelajaran serta dapat meningkatkan keterampilan sosial siswa.
Dapat disimpulkan melalui strategi pembelajaran NHT dapat meningkatkan motivasi belajar IPS pada siswa kelas V SD Negeri 01 Langensari.
Menurut Nana Sudjana (2009) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan. Yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
Faktor intern adalah yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Sedangkan faktor ekstern yang ada di luar individu (Slameto, 2003). (gp/lis)
Guru Kelas V SDN 01 Langensari Kec. Kesesi, Kabupaten Pekalongan