RADARSEMARANG.COM, Cerita pendek (cerpen) mengangkat persoalan kehidupan manusia secara khusus. Tema cerpen berasal dari persoalan keseharian hingga ke renungan filosofis yang dipotret dari kehidupan nyata (Kemendikbud, 2018).
Cerpen merupakan wahana pengembangan imajinasi siswa dalam menuangkan gagasan berbentuk cerita. Siswa kelas IX diharapkan terampil menulis cerpen.
Akan tetapi siswa SMP Negeri 2 Brangsong kelas IX mengalami kesulitan menuangkan gagasan dalam menulis cerpen.
Mereka masih kebingungan dalam memilih gagasan yang akan dikembangkan menjadi sebuah cerpen. Namun, siswa justru asyik berbicara dengan teman lain. Sebagian siswa bersantai-santai sehingga berpengaruh pada rendahnya hasil belajar.
Siswa tidak segera melaksanakan tugas ketika diminta guru untuk menulis cerpen.
Hal tersebut dikarenakan guru tidak menggunakan media belajar yang menarik. Siswa tidak konsentrasi mengikuti pembelajaran. Siswa tidak paham sehingga menulis cerpen pun kurang efektif. Hal tersebut berdampak pada hasil belajar menulis cerpen rendah.
Siswa belum mampu memanfaatkan waktu dengan baik dan hasil belajar kurang maksimal. Siswa belum mempunyai konsep alur cerita yang nyata.
Guru perlu memilih media menulis cerpen yang tepat supaya mampu menciptakan keaktifan siswa. Guru dapat menggunakan media kartu komik guna merangsang motivasi belajar menulis cerpen.
Faktor penghambat keterampilan menulis cerpen antara lain siswa kurang mampu menuangkan gagasan menulis secara cepat.
Sebagian siswa tidak mempunyai perhatian terhadap pembelajaran menulis cerpen. Guru perlu mencari solusi agar siswa dapat aktif belajar dan produktivitas kata meningkat sesuai harapan.
Guru perlu menciptakan suasana yang menyenangkan agar siswa terampil menulis cerpen. Siswa dibiasakan menulis cerpen bermedia kartu komik. Penggunaan media kartu komik dapat meningkatkan motivasi menulis cerpen.
Adapun pelaksanaan pembelajaran menulis cerpen menggunakan media kartu komik meliputi perencanaan, dilanjutkan pelaksanaan, dan diakhiri dengan refleksi. Perencanaan meliputi 1) membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, 2) menyiapkan instrumen penilaian, 3) menyiapkan media pembelajaran kartu komik, 4) menyiapkan materi tentang menulis cerpen, dan 5) membuat desain pembelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran dilakukan secara berkelompok dengan langkah 1) mengamati, 2) bertanya jawab, 3) mengurutkan kartu, 4) mencipta cerpen, dan 5) mengomunikasikan. Instrumen yang digunaan untuk mengambil data menulis cerpen berupa tes dan nontes.
Instrumen tes tulis untuk mengukur keterampilan memproduksi kata menulis cerpen menggunakan media kartu komik. Tes berupa data kuantitatif keterampilan menulis cerpen. Instrumen nontes untuk mengukur perilaku siswa ketika mengikuti pembelajaran. Nontes berupa data kualitatif hasil pengamatan keaktifan siswa selama pembelajaran.
Pembelajaran menulis cerpen bermedia kartu komik dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa. Siswa menulis cerpen sangat antusias bermedia kartu komik karena memudahkan siswa memahami isi, penokohan, karakter, dan latar yang dibaca.
Kartu komik dalam bentuk kartun mudah mengungkapkan karakter tokoh. Selain itu, peran pelaku cerita tergambar dan dirancang untuk memberikan hiburan. Media kartu komik dapat dijadikan media pembelajaran menulis cerpen karena mempunyai sifat sederhana dalam penyajiannya, memiliki unsur urutan cerita yang memuat pesan, dan disajikan secara ringkas serta mudah dicerna.
Penggunaan media kartu komik dapat meningkatkan keterampilan menulis cerpen di SMP Negeri 2 Brangsong.
Nana Sudjana (2011:64) menjelaskan bahwa komik merupakan bentuk kartun yang mengungkapkan karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan yang erat dihubungkan dengan gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan kepada pembaca. Dengan media kartu komik meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. (una)
Guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 2 Brangsong, Kendal