RADARSEMARANG.COM, Di lingkungan sekolah siswa telah diajarkan tentang membuat pantun.
Hal tersebut didukung oleh kurikulum KTSP yang salah satu KD berbunyi “ Menulis pantun yang sesuai dengan syarat-syarat pantun”.
Dengan kurikulum itu siswa diharapkan menjadi mahir membuat pantun.
Dalam pembelajaran di kelas guru harus pandai menggunakan dan memilih berbagai macam strategi dan metode dalam proses pembelajaran.
Termasuk dalam pembelajaran menulis pantun. Guru harus menggunakan metode dan strategi tertentu agar proses pembelajaran menulis pantun lancar dan kompetensi didapatkan siswa.
Dari latar belakang tersebut, penulis menawarkan salah satu strategi dalam pembelajaran menulis yaitu dengan teknik Magic Box.
Pantun merupakan salah satu karya sastra melayu yang sampai sekarang masih dikembangkan. Kata pantun memiliki arti ucapan yang teratur, pengarahan yang mendidik. Pantun juga dapat berarti sindiran.
Menurut Edi Sedyawati ( 2004: 212 ) pantun adalah puisi atau sajak yang berlarik empat ( quatrain ) dengan berirama a b a b, yang terdiri atas dua larik sampiran dan dua larik isi atau makna yang terkandung dalam pantun itu.
Magic Box yang dimaksud adalah kotak atau kubus yang ukurannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan tidak tembus pandang. Kotak digunakan untuk gulungan kertas yang berisi kata-kata yang pada akhirnya kata tersebut digunakan siswa untuk menjadi pantun yang bertema sesuai kemampuan siswa. Sehingga siswa mudah dan pintar, serta mahir dalam proses pembuatan pantun tanpa menggunakan Magic Box.
Strategi ini dapat memberikan kemudahan siswa untuk membuat pantun. Pantun yang dibuat dengan kehendak siswanya tanpa ada campur tangan guru. Guru hanya menentukan tema pantun yang akan dibuat.
Proses pembelajaran dapat dideskripsikan sebagai berikut : Setiap siswa menyediakan dua lembar kertas kecil, dan menuliskan kata-kata yang sesuai dengan instruksi guru.
Setelah seluruh siswa selesai, kemudian kertas-kertas itu digulung kecil dan dimasukkan ke dalam kotak yang telah disediakan guru terlebih dahulu. Secara bergantian siswa maju ke depan kelas dan mengambil dua gulungan tadi yang telah diacak.
Setelah semua siswa mengambil, lalu membukanya, dan setiap siswa telah mempunyai dua kata yang sesuai instruksi guru. Dari dua kata itu, siswa menggunakannya untuk membuat pantun tentang tema yang telah ditentukan terlebih dahulu.
Pembelajaran menulis pantun dengan teknik Magic Box membuat siswa bisa terlebih dahulu memahami apa itu pantun, ciri-ciri pantun, serta tahap-tahap menulis pantun. Siswa menjadi lebih bersemangat dan hasil belajar lebih maksimal. (gp/fth)
Guru SDN 03 Rogoselo, Kecamatan Doro, Kab. Pekalongan