31.5 C
Semarang
Tuesday, 7 October 2025

Pembelajaran Menulis Pantun dengan Permainan Sambung Kata

Oleh : Nur Janah S.Pd.SD

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Ruang lingkup pembelajaran Bahasa Indonesia mencakup empat aspek penting. Mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Keterampilan menulis sebagai salah satu dari keterampilan berbahasa yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia.

Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang digunakan dalam komunikasi secara tidak langsung.

Keterampilan menulis tidak didapatkan secara alamiah. Tetapi harus melalui proses belajar dan latihan.

Berdasarkan sifatnya, menulis merupakan keterampilan berbahasa yang produktif dan reseptif. Dalam kegiatan menulis, harus terampil memanfaatkan grafologi, kosakata, struktur kalimat, pengembangan paragraf, dan logika berbahasa.

Dalam Kamus Besar bahasa Indonesia disebutkan menulis adalah melahirkan pikiran atau perasaan seperti mengarang dalam bentuk tertulis.

Menurut Tarigan ”menulis merupakan suatu keterampilan yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung”.

Salah satu bentuk puisi lama adalah pantun. Selain itu ada juga bidal, mantra, seloka, gurindam, syair, ruba’i dan nazam. Pantun terdiri atas dua bagian, yakni bagian pengantar disebut sampiran dan bagian isi pantun.

Umumnya, pantun bersajak silang, misalnya pantun empat baris bersajak a/b/a/b. Setiap baris pantun terdiri atas empat kata (Nurhadi, Dawud, Yuni Pratiwi, 2007 : 38)

Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara. Perkataan pantun berarti ibarat, seperti, umpama, laksana. Pantun termasuk puisi asli Indonesia. Pantun sangat populer di kalangan masyarakat karena digemari orang. Bentuk yang sama dengan pantun terdapat pula dalam bahasa-bahasa daerah di Indonesia.

Pantun dapat dipergunakan untuk menyatakan segala macam perasaan atau curahan hati baik untuk perasaan senang, sedih, cinta, benci dan dapat juga dipergunakan untuk anak-anak, pemuda maupun orang tua.

Dalam menulis sebuah pantun, seorang penulis harus mampu mengembangkan imajinasi dan idenya. Seorang penulis harus terampil dan peka terhadap keadaan sekitar, karena dengan melihat keadaan sekitar penulis bisa mengoptimalkan imajinasi dan ide yang dimiliki.

Sebagai salah satu upaya mengoptimalkan imajinasi dan ide yang dimiliki siswa dalam menuliskan pantun, perlu metode pembelajaran yang menarik. Salah satunya yakni menggunakan permainan sambung kata. Permainan ini dinilai sangat efektif dalam merangsang kreativitas siswa dalam menuliskan sebuah pantun secara cepat dan spontanitas.

Penulis sebagai guru kelas di SDN Karangdadap, Kecamatan Karangdadap, Kabupaten Pekalongan juga menerapkan permainan sambung kata dalam pembelajaran penulisan pantun. Hasilnya, penggunaan metode permainan sambung kata efektif dalam pembelajaran menulis pantun.

Selain dapat merangsang imajinasi dan ide yang dimiliki siswa, penggunaan metode permainan membuat pembelajaran menjadi lebih menarik. Ketika guru melemparkan kata-kata di baris pertama dan kedua (baris sampiran), para siswa berlomba-lomba membuat kata-kata yang menarik untuk isi di baris ketiga dan keempat.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa salah satu keuntungan metode permainan sambung kata ini di antaranya dapat mengubah situasi pembelajaran yang membosankan menjadi menyenangkan. Terciptanya pembelajaran yang menyenangkan, tentu akan meningkatkan motivasi pembelajaran siswa, sehingga proses transfer ilmu pengetahuan dapat berjalan dengan baik.

Meski demikian, kekurangan dalam penerapan metode ini di antaranya terbatasnya kemampuan guru tetap dalam memberikan persepsi yang menarik, sehingga siswa kurang semangat mengikuti permainan sambung kata tersebut. Maka perlu ada penyampaian yang baik dan menarik sebelum menerapkan metode permainan sambung kata kepada siswa. (gp/fth)

Guru Kelas SDN Karangdadap Kecamatan Karangdadap, Kabupaten Pekalongan


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya