RADARSEMARANG.COM, DIMULAI tahun 2020 pada masa pandemi COVID-19, implementasi Kurikulum Merdeka atau Kurikulum Prototipe telah diujicobakan pada setidaknya 2500 sekolah penggerak dan juga SMK Pusat Keunggulan yang ada di Indonesia.
Hasilnya, sekolah-sekolah yang telah menerapkan kurikulum ini terbukti empat sampai lima bulan lebih maju dibanding sekolah lain yang masih menggunakan kurikulum sebelumnya, yaitu Kurikulum 2013. Oleh karena itu, pemerintah pun berupaya mengembangkan Kurikulum Merdeka secara lebih lanjut demi penyesuaian strategi belajar di masa pandemi COVID-19.
Kelebihan dari penerapan Kurikulum Merdeka adalah adanya proyek tertentu yang harus dilakukan oleh siswa yang dapat membuat mereka lebih aktif dalam upaya mengeksplorasi diri. Kurikulum ini juga lebih interaktif dan relevan mengikuti perkembangan zaman.
Mata pelajaran Fisika dalam Kurikulum Merdeka SMK, tidak berdiri sendiri melainkan terintegrasi antara natural sciences (Ilmu Pengetahuan Alam) dengan social sciences (Ilmu Pengetahuan Sosial) yang dikenal dengan sebutan Projek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (Projek IPAS). Mata pelajaran ini termasuk kelompok C dan hanya diberikan pada fase E di kelas X.
Strategi pembelajaran yang diterapkan adalah Project Based Learning, yaitu pembelajaran yang dalam penyajiannya mengaitkan hal-hal yang terjadi dalam kehidupan sehari- hari di lingkungan sekitar. Menurut Wahyuni (2019) project based learning adalah model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada pendidik untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek.
Kerja proyek memuat tugas-tugas yang kompleks berdasarkan permasalahan (problem) sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata dan menuntun peserta didik untuk melakukan kegiatan merancang, memecahkan masalah, membuat keputusan, melakukan kegiatan investigasi, serta memberikan kesempatan peserta didik untuk bekerja secara mandiri maupun kelompok.
Hasil akhir dari kerja proyek tersebut adalah suatu produk yang antara lain berupa laporan tertulis atau lisan, presentasi atau rekomendasi.
Senada dengan itu menurut Hosnan (dalam Nurjanah & Esa, 2019) menyatakan bahwa pembelajaran berbasis proyek merupakan strategi pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai sarana pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Penulis sebagai guru mapel Projek IPAS di SMK Negeri 1 Trucuk memanfaatkan kondisi lingkungan sekolah sebagai media pembelajaran yaitu sampah dedaunan/ limbah organik yang banyak terdapat di SMK N 1 Trucuk. Strategi pembelajaran adalah berbasis proyek, membuat briket sampah dedaunan dilanjutkan dengan membandingkan energi kalor yang dihasilkan bila menggunakan bahan bakar briket dengan bahan bakar LPG.
Pembelajaran proyek diawali dengan pembentukan kelompok, dilanjutkan dengan pembagian lembar kerja siswa yang memuat tema tujuan proyek, garis besar kerja proyek serta tugas- tugas yang harus diselesaikan berkaitan dengan proyek. Antara lain mengidentifikasi masalah yang ada di lingkungan sekolah. Dari masalah yang ada siswa mencari informasi cara penanggulangannya. Salah satu caranya dengan memanfaatkan sampah dedaunan menjadi briket.
Siswa melakukan praktik membuat briket. Berkaitan dengan aspek yang ada dalam proyek IPAS yaitu tentang energi dan perubahannya, proyek dilanjutkan dengan menghitung energi kalor yang dihasilkan briket dan membandingkannya bila menggunakan LPG.
Selama pelaksanaan pembelajaran/ proyek, siswa melakukan dokumentasi yang nantinya bersama laporan hasil proyek disusun sebagai portofolio siswa. Selain menyusun portofolio, proyek tersebut wajib dipresentasikan untuk mendapatkan umpan balik dari guru dan siswa kelompok lain.
Melalui mapel proyek IPAS, diharapkan dapat menumbuhkan keterampilan dalam berkomunikasi dan presentasi, mengelola organisasi dan mengelola waktu, melakukan penelitian, penilaian diri dan refleksi, berpartisipasi dalam kelompok serta berpikir kritis sehingga nantinya siswa mampu menyelesaikan permasalahan hidup sehari- hari yang berkaitan dengan fenomena alam dan sosial secara ilmiah dan sesuai konsep sains. (ko/zal)
Guru SMK Negeri 1 Trucuk