RADARSEMARANG.COM,KEBERHASILAN siswa dalam mempelajari materi fisika tidak hanya ditentukan oleh seberapa pandai siswa tersebut mengerjakan soal-soal fisika, tetapi juga ditentukan seberapa maksimal siswa memahami konsep materi fisika yang telah dipelajarinya.
Penguasaan konsep yang kurang atau lemah juga akan mengakibatkan siswa mengalami kesulitan saat harus menyelesaikan soal-soal fisika yang diberikan guru.
Siswa hanya dapat menyelesaikan dengan baik soal-soal yang telah diberikan contoh oleh guru. Dan jika soal sudah di variasi dengan konsep materi sebelumnya siswa akan mengalami kesulitan dalam menjawab soal tersebut.
Hal ini sejalan dengan Masril (2008), bahwa siswa seharusnya tidak hanya sekedar menghafal pelajaran tetapi dalam pembelajaran siswa mampu memahami konsep-konsep yang diajarkan sehingga siswa dapat memecahkan dan mencari solusi dari suatu persoalan yang dihadapi.
Agar siswa mampu memahami konsep-konsep yang diajarkan dan siswa dapat memecahkan dan mencari solusi dari suatu persoalan yang dihadapi, guru fisika hendaknya dalam mengajar yang menarik perhatian siswa sehingga siswa berminat untuk mempelajari fisika. Untuk menarik perhatian siswa, guru fisika harus memilih strategi pembelajaran yang tepat dan menarik.
Siswa sering mengalami kesulitan memahami konsep-konsep fisika ketika mempelajari materi Induksi Elektromagnetik yang merupakan salah satu materi fisika yang dipelajari di kelas XII semester gasal. Kesulitan ini disebabkan konsep yang dipelajari bersifat abstrak.
Untuk mengatasi kesulitan tersebut sebagai solusi alternatif adalah dalam kegiatan pembelajaran fisika materi Induksi Elektromagnetik kelas XII di SMAN 1 Muntilan, guru mencoba mengggunakan model SSCS dengan memanfaatkan Phet Simulasi dalam kegiatan pembelajaran dengan tujuan untuk merangsang para siswa untuk menggunakan data atau fakta hasil pengamatan studi eksperimennya sehingga mempermudah siswa memahami konsep induksi elektromagnetik.
Model pembelajaran Search Solve Create Share (SSCS) adalah model pembelajaran yang efektif, praktis, dan mudah untuk digunakan. Model SSCS terdiri dari 4 fase yakni Search, Create, and Share. Pada fase Search, siswa diminta mencari pertanyaan yang berkaitan dengan induksi elektromagnetik yakni tentang gaya Lorentz, percobaan Faraday dan Hukum Lenz yang akan diselidiki melalui laboratorum virtual (Phet Simulasi).
Setelah pertanyaan tersusun berikutnya siswa masuk di fase Solve, siswa merancang dan melaksanakan eksperimen dengan memanfaatkan laboratorium virtual Phet simulasi, untuk memecahkan pertanyaan maupun permasalahan yang diperoleh pada fase sebelumnya. Fase ke tiga yakni fase Create, dimana pada fase ini siswa mengumpulkan data, menganalisis data, serta menginterpretasikan data yang mereka peroleh saat eksperimen.
Data yang diperoleh saat eksperimen dianalisis kemudian disimpulkan dan menyusun laporan untuk dikomunikasikan sebagai hasil temuan mereka. Dan fase yang terakhir yakni fase Share. Pada fase Share, siswa menyampaikan dan mengevaluasi hasil temuan mereka. Di setiap fase ternyata semua siswa terlihat antusias mengikuti dan terlibat aktif. Sedangkan guru dalam kegiatan ini hanya berperan sebagai fasilitator.
Ternyata dengan menggunakan model SSCS dengan Phet Simulasi dalam pembelajaran Induksi Elektromagnetik siswa menjadi lebih tertarik sehingga di semua fase siswa antusias terlibat aktif dan siswapun merasa lebih mudah memahami konsep fisika yang sedang mereka pelajari.
Peningkatan pemahaman konsep induksi elektromagnetik dapat di lihat dari adanya peningkatan yang signifikan siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan guru dan prestasi belajar fisika. (una/zal)
Guru SMAN 1 Muntilan, Kabupaten Magelang