RADARSEMARANG.COM, Dalam proses pendidikan, tujuan pembelajaran sangat berperan dalam menentukan hasil belajar yang akan dicapai. Nawawi ( 1981 : 127) mengatakan berdasar tujuannya hasil belajar dibagi menjadi tiga macam.
Yaitu hasil belajar yang berupa kemampuan keterampilan atau kecakapan dalam melakukan atau mengerjakan suatu tugas, termasuk di dalamnya keterampilan menggunakan alat, hasil belajar yang berupa kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan tentang apa yang dikerjakan, dan hasil belajar berupa perubahan tingkah laku.
Salah satu hasil belajar adalah berupa keterampilan atau kecakapan dalam melakukan atau mengerjakan suatu tugas. Disini Penulis ingin menyampaikan bahwa Story Telling adalah hasil belajar dari salah satu keterampilan berbahasa yaitu Speaking. Story Telling merupakan kecakapan peserta didik dalam menggunakan Bahasa Inggris secara aktif untuk bercerita.
Untuk mengajarkan Communication, menggunakan Story Telling sebagai sarananya. Dengan mempraktekkan Story Telling harapannya peserta didik mampu mengembangkan kemampuan komunikasinya untuk mempromosikan suatu produk, tempat atau jasa.
Penulis membimbing peserta didik dari kelas XII DPIB1 SMK Negeri 5 Semarang di tahun 2021. Kami memilih KD 3.5 tentang Descriptive Text. KD tersebut kami pilih karena akan mendeskripsikan sebuah tempat yang akan kami promosikan.
Project Based Learning dipilih sebagai model pembelajarannya. Melakukan proses pembelajaran secara virtual, karena pandemi Covid 19. Karena itu juga menggunakan Wa sebagai media. Karena media tersebut murah dan mudah digunakan.
Kami mulai membimbing peserta didik. Mulai menentukan langkah- langkah yang sesuai dengan model pembelajaran yang kami pilih yaitu Project based Learning. Pertama yang dilakukan adalah menentukan topic. Topic yang akan dijadikan judul harus ditentukan terlebih dahulu. Akhirnya diputuskan “Seven Iconic Places of Semarang Old City “ sebagai judulnya. Judul tersebut menggambarkan tujuh tempat yang menjadi Icon di Kota Lama Semarang.
Langkah kedua dari model pembelajaran PJBL yang dipilih adalah pembuatan Mind Mapping. Topic yang sudah ditentukan dipecah menjadi sub topic. Sub Topicnya terdiri dari nama dari ketujuh gedung yang akan dipromosikan. Kemudian dari sub topic kita pecah lagi menjadi informasi detail mengenai kondisi dan kegunaan masing-masing gedung tersebut. Setelah itu mencari kosa kata yang dirangkai menjadi kalimat, menjadi sebuah paragraf yang menggambarkan masing-masing gedung tersebut.
Langkah ketiga Penyusunan jadwal project. Dimulai dengan mengatur jadwal Karena project yang dibuat adalah Descriptive Text yang dikemas dalam sebuah vlog. Dimulai membentuk team beranggotakan tiga orang dan membagi tugas. Sekalipun berbagai tugas, mereka tetap menyelesaikan produk secara bersama-sama. Dimulai belajar cara membuat Story Telling dalam bentuk presentasi yang tujuannya promosi.
Langkah keempat adalah Pelaksanaan dan Monitoring Project. Peserta didik mulai berlatih menggambarkan tempat tempat tersebut secara lisan melalui video yang mereka buat sendiri. Masing masing peserta didik menggambarkan tempat tempat yang menjadi bagiannya.
Di tahap ini kami banyak belajar. Karena di tahap ini kami menemukan banyak kelemahan dan kekurangan di fluency, expression, clarity, dan performance. Sehingga kami harus mengulanginya berkali kali agar produk yang kami hasilkan berkualitas baik.
Langkah kelima adalah Menguji hasil ( presentasi project ). Mulai terjun ke lapangan. Ditemukan kendala karena peralatan kurang memenuhi syarat. Disamping itu tempat yang yang kunjungi ramai. Sehingga terpaksa mencari hari lain dan mengganti peralatan yang lengkap.
Langkah keenam adalah evaluasi dan refleksi. Di tahap ini kami membagikan vlog tersebut ke MGMP Bahasa Inggris Sekolah. Mengevaluasi produk dengan meminta saran dan masukkan dari rekan-rekan guru. Menerima saran dan masukkan tentang teknis. Musik yang mengiringi vlog terlalu keras dan tidak sesuai dengan tema.
Disamping itu vokal peserta didik kurang jelas karena mereka berbicara sambil memakai masker. Setelah melakukan refleksi produk yang dihasilkan menjadi lebih baik. Suara terdengar jelas, volume musik yang mengiringinya diperkecil, dan masker peserta didik ditarik ke bawah ketika berbicara.
Akhirnya vlog tentang Story Telling yang menggambarkan tujuh tempat yang menjadi icon di Kota Lama Semarang berhasil diselesaikan dengan baik. Vlog berisi tentang Story Telling Kekinian. Story Telling selain bisa digunakan mempromosikan sebuah produk juga bisa digunakan untuk membangun jiwa wirausaha peserta didik.
Guru SMKN 5 Semarang