RADARSEMARANG.COM, Matematika merupakan salah satu pelajaran yang tidak begitu disenangi, bahkan banyak di antara peserta didik mengatakan matematika adalah “momok”. Mengapa begitu? Karena peserta didik kurang terampil dalam hitung-menghitung, ada yang tidak paham dengan rumusnya. Ada juga yang beralasan sulit.
Padahal ketika kita mulai bisa berbicara, kita sudah diajarkan dengan matematika, yaitu belajar benyebut angka. Dan ketika dalam kehidupan sehari-hari kita semua tidak lepas dari yang namanya berhitung.
Proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh kemampuan guru dalam memainkan fungsinya sebagai pemimpin, fasilitator, teman dan sebagai pelayan. Dalam praktik pembelajaran, guru banyak menghadapi permasalahan. Di antaranya kurang alat peraga sehingga kurang menarik minat belajar dari peserta didik. Agar peserta didik tidak lagi beranggapan seperti di atas, maka langkah-langkah yang perlu ditempuh di antaranya menggunakan media yang tepat dan menarik.
Apalagi peserta didik sudah dua tahun lebih hanya mengikuti pelajaran dengan jarak jauh (PJJ). Ketika guru mengadakan Zoom, peserta didik hanya unjuk nama. Setelah laptop dinyalakan peserta didik melakukan kegiatan lain.
Dengan permasalahan di atas, maka pembelajaran pada materi operasi dasar bilangan yaitu penjumlahan, pengurangan, perkalian dan penjumlahan diperlukan permainan yang menarik.
UU RI No 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 40 ayat 2A menyatakan pendidikan dan tenaga kependidikan berkewajiban menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis. Untuk itu guru harus menggunakan, memanfaatkan, mengembangkan bahkan memodifikasi sarana yang akan digunakan sesuai situasi dan kondisi sekolah.
Permainan akan membantu peserta didik untuk lebih memahami materi dan membantu mengerjakan soal-soal yang berhubungan dengan operasi hitung bilangan bulat. Menurut Santrock (2007 : 216-217) permainan adalah aktivitas menyenangkan yang dilakukan untuk bersenang-senang.
Tedjasaputra (2005 : 39-45) mengatakan bermain adalah suatu kegiatan yang menyenangkan. Bermain juga merupakan pengalaman belajar yang sangat berguna untuk anak.
Salah satu permainan yang bisa disampaikan kepada peserta didik adalah TTM (teka-teki matematika). TTM terdiri dari 3 level. Masing-masing level memiliki tingkat kesukaran yang berbeda. Level 1 merupakan level terendah (hanya operasi penjumlahan dan pengurangan), level 2 merupakan level sedang (operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian). Sedangkan level 3 merupakan level dengan tingakat kesukaran tinggi (terdiri dari operasi perkalian, pembagian, bentuk akar dan bilangan berpangkat).
Dalam permainan ini kita fokus hanya sampai level 2, yaitu operasi hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Dalam permainan ini siswa harus mengerjakan soal pada TTM secara berurutan dari no 1 hingga terakhir. Karena siswa belum bisa mengerjakan soal nomor n jika siswa belum menjawab soal no (n-1).
Selain itu ketika memainkan TTM ini siswa diharuskan mengerjakan soal operasi bilangan terlebih dahulu sebelum mengklik jawaban.
Teka-teki silang yang dibuat oleh guru menggunakan media cetak . Media cetak yang dibuat berupa kertas hasil print teka-teki silang matematika. Soal-soal pada TTM ini dikerjakan dengan cara berkelompok.
Setelah semua kelompok menyelesaikan soal, bergantian presentasi di depan kelas dan kelompok lain menanggapi. Peserta didik merasa senang bisa menyelesaikan soal-soal pada operasi hitung pada bilangan bulat pada level 1. Lalu penasaran dan tertantang untuk menyelesaikan soal ke level berikutnya. Dan ternyata bisa.
Setelah pembelajaran dengan permainan TTM (teka-teki matematika) dilaksanakan ternyata pembelajaran pada peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Muntian pada materi operasi hitung bilangan bulat, berlangsung menarik, menyenangkan. Dapat membantu meningkatkan kemampuan berhitung peserta didik. Ketika guru meminta komentar tentang model pembelajaran teka-teki silang ini, sebagian besar mengatakan sangat menyenangkan. Peserta didik juga mampu membuat teka-teki silang matematika baik level 1 maupun level 2. (ut/lis)
Guru Matematika SMPN 1 Muntilan Kabupaten Magelang