RADARSEMARANG.COM, Pendidikan adalah kunci perbaikan kualitas sumber daya manusia. Sehingga perbaikan kualitas pendidikan harus senantiasa ditingkatkan. Kebijakan di bidang pendidikan harus melakukan terobosan secara konsisten dan berkelanjutan.
Indonesia harus melakukan strategi baru dalam memperbaiki dan meningkatkan kualitas bangsa melalui pendidikan yang bermutu. Sehingga mampu menghasilkan manusia-manusia yang unggul, cerdas dan kompetitif.
Perbaikan kualitas pendidikan harus dilakukan secara menyeluruh oleh semua pihak. Baik pemerintah, guru, peserta didik, maupun orangtua siswa. Salah satu aspek yang mempengaruhi kualitas pendidikan adalah model pembelajaran.
Dengan model pembelajaran yang tepat akan membawa dampak positif dalam menciptakan proses pembelajaran yang berkualitas. Hasil belajar yang optimal sehingga berujung pada perbaikan kualitas pendidikan yang lebih baik.
Sistem pendidikan di Indonesia disesuaikan dengan perubahan zaman dimana kurikulum harus menyesuaikan dengan keadaan saat ini. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah kurikulum 2013 pada tingkat dasar yang menggunakan pendekatan saintifik yaitu kelas II, III,V,dan VI, dan kurikulum merdeka yaitu kelas I dan IV.
Kenyataannya, keterampilan berpikir kritis siswa kurang. Sehingga mempengaruhi hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi perkembangbiakan tumbuhan dan hewan, kelas VI, SD Negeri Tingkir Tengah 01 Kota Salatiga.
Dengan diterapkan model guided discovery learning diharapkan siswa lebih memahami mata pelajaran IPA materi perkembangbiakan tumbuhan dan hewan. Siswa mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritisnya supaya mendapatkan hasil belajar lebih baik dari sebelumnya.
Model penemuan (discovery) merupakan pembelajaran yang menekankan pada pengalaman langsung. Pembelajaran dengan model penemuan lebih mengutamakan proses dari pada hasil.
Model guide discovery learning adalah suatu pendekatan mengajar dimana guru memberi contoh-contoh topik spesifik dan memandu siswa untuk memahami topik tersebut (Eggen dan Kaunchank, 2012).
Metode guided discovery learning menurut Alkrismanto (2003:4), peranan guru dalam penemuan termbimbing (guided discovery learning) diungkapkan dalam lembar kerja penemuan terbimbing.
Lembar kerja ini biasanya digunakan dalam memberikan bimbingan kepada siswa dalam dalam menemukan konsep rumus. Penyusunan lembar kerja jenis ini diawali dari guru menyiapkan secara lengkap tahap demi tahap dalam menjelaskan adanya suatu sifat, prinsip, atau rumus.
(http://ahlimetodepembelajaran.blogspot.com/2016/09/metode-pembelajaran-penemuan-terbimbing.html).
Berikut ini adalah langkah dalam mengaplikasikan model guided discovery learning menurut Kemendikbud (2013). Yakni menentukan tujuan pembelajaran, menentukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal, minat, gaya belajar, dan sebagainya), memilih materi pelajaran, menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara induktif (dari contoh-contoh generalisasi).
Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh, ilustrasi, tugas, dan sebagainya untuk dipelajari siswa, mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang konkret ke abstrak; melakukan penilaian proses dan hasil belajar.
Pembelajaran menggunakan model guided discovery learning untuk meningkatkan kompetensi keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar dilakukan dengan langkah-langkah: memberikan orientasi permasalahan pada siswa, mengorganisasi siswa untuk mengamati dan menemukan.
Kemudian melakukan penyelidikan, mengembangkan dan menyajikan hasil pemecahan, dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Dengan diterapkannya guide discovery learning dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar siswa, mata pelajaran IPA materi perkembangbiakan tumbuhan dan hewan, kelas VI, SD Negeri Tingkir Tengah 01 Kota Salatiga. (ut/lis)
Guru SD Negeri Tingkir Tengah 01, Kota Salatiga