31.8 C
Semarang
Wednesday, 8 October 2025

Dinamika Budaya dalam Pembelajaran IPS Kurikulum Merdeka dengan P5

Oleh: Dhian Purwiyastuti, S.Pd.

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Maraknya pemberitaan seorang penyanyi wanita yang membuka dan melemparkan pakaian ke penonton di Palu dalam minggu ini seolah menjawab keprihatinan bangsa Indonesia akan dampak bebas dan deras masuknya budaya luar yang tidak sesuai dengan Pancasila yang menjunjung tinggi adat ketimuran bangsa Indonesia yang sopan, halus budi pekerti, dan menjunjung tinggi nilai-nilai agama.

Hal yang sebenarnya oleh Mendikbudristek telah diupayakan pencegahannya dengan mencanangkan Kurikulum Merdeka pada pembelajaran pasca pandemi Covid 19. Melalui Kurikulum Merdeka yang memberikan ruang seluas-luasnya pada peserta didik untuk tumbuh dan berkembang sesuai fitrahnya sebagai manusia, Mendikbudristek telah membaca bahwa derasnya arus informasi melalui berbagai media yang langsung dapat diakses masyarakat harus ada upaya agar pelajar di Indonesia tetap menjadi manusia dengan prinsip-prinsip hidup yang berakar dari budaya Indonesia yang ada pada sila-sila dalam Pancasila.

Kurikulum Merdeka mencanangkan adanya Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) sebagai kegiatan kokurikuler berbasis proyek dirancang untuk menguatkan upaya pencapaian kompetensi dan karakter sesuai dengan Pancasila sehingga sangat sesuai dengan pandangan Ki Hajar dewantara ysng berpandangan bahwa pendidikan tidak akan terlepas dari nilai-nilai karakter (budi pekerti), fisik, dan pikiran peserta didik yang kelak akan menjadi ‘manusia’ di masyarakat.

Hal ini juga dikemukakan oleh tokoh muda pendidikan Andriani Safitri dalam jurnal rilisan berjudul “Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila: sebuah Orientasi Baru Pendidikan dalam Meningkatkan Karakter Siswa Indonesia”, yang mengatakan profil pelajar Pancasila yang tercantum di dalam Kurikulum Merdeka berguna untuk mengembangkan karakter dan kemampuan peserta didik dalam melaksanakan kegiatan belajar.

Sebagai salah satu mata pelajaran di SMP Negeri 1 Taman, maka pembelajaran IPS juga harus menjadi benteng masuknya budaya dan pengaruh-pengaruh budaya luar yang memberi efek negatif memasukan program pengajaran yang memberi Penguatan Profil Pelajar Pancasila agar membekali siswa dengan berbagai keterampilan dan memupuk karakter asli bangsa Indonesia yang halus budi pekerti dan selalu mengakar pada nilai-nilai luhur yang dikandung dalam Sila-sila Pancasila.

Proyek dalam pembelajaran IPS hendaknya saling terkait dengan proyek pada pembelajaran yang lain sehingga pembelajaran akan memberi nuansa dan isi yang berkesinambungan membentuk pribadi tangguh dan kuat, pandai dan trampil dalam pengetahuan, serta bijaksana dalam mengambil keputusan.

Hal yang tidak dapat diabaikan juga bahwa guru harus memberi contoh dan teladan bahwa meski budaya berkembang dan teknologi makin pesat namun sikap dan budi pekerti seorang guru IPS tetap sopan, lembut, dan penuh pengertian namun tegas dan pasti dalam mengambil keputusan dan bertanggung jawab atas resiko dan akibat yang ditimbulkan.

Proyek pembelajaran IPS yang sesuai dengan Penguatan Profil Pelajar Pancasila dalam pembelajaran di SMP yang sesuai dengan perkembangan usia remaja, pembimbingan guru yang intensif, peran keluarga, dan lingkungan yang baik diharapkan dapat mengerem atau bahkan menghapus pengaruh negatif dalam dinamika budaya masyarakat Indonesia.

Pendidikan memang menjadi tugas kita semua, guru dan sekolah memberi pembelajaran secara formal, masyarakat mendidik sesuai budaya serta adat istiadat setempat, serta keluarga menjadi benteng utama menhentikan pengaruh negatif dari derasnya informasi yang masuk dengan adanya internet diharapkan menjadi benteng pelindung generasi muda yang sesuai dengan harapan bangsa. (*)

Guru IPS SMP Negeri 1 Taman, Kabupaten Pemalang


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya