28 C
Semarang
Sunday, 22 December 2024

Tingkatkan Minat Baca Cerita Sejarah dengan Discovery Learning

Oleh: Andhy Prasetyo Nugroho, S. Pd.

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, KONDISI pandemi yang berangsur pulih memberikan dampak positif dalam interaksi sosial. Masyarakat mulai beraktifitas secara normal dalam kesehariannnya. Aktivitas yang terbatas dan biasa dilakukan dengan online berubah dengan interaksi langsung.

Keadaan ini juga dimanfaatkan sekolah untuk memulai pembelajaran secara tatap muka. Perubahan pembelajaran berpengaruh pada aktifitas siswa yang biasa belajar secara daring menjadi datang langsung ke sekolah. Siswa mulai belajar, mengerjakan tugas, dan penilaian di sekolah.

Perkembangan teknologi digital tidak hanya digunakan untuk aktivitas pembelajaran online saat pandemi tetapi juga memudahkan siswa untuk memperoleh informasi dalam kesehariannya. Informasi-informasi yang diperoleh bisa dipahami isinya dengan cara membaca, mendengar, atau melihat video.

Tantangan guru dalam proses pembelajaran adalah membiasakan siswa agar senang membaca. Kompetensi yang masih rendah rendah dikuasai siswa adalah kompetensi membaca cerita sejarah. Materi cerita sejarah kelas XII SMA Negeri 1 Subah masih kurang bisa memahami isi teks karena minat baca yang masih rendah.

Guru berusaha memberikan berbagai contoh teks cerita sejarah yang diambil dari media online atau buku untuk memberikan rangsangan kepada siswa. Permasalahan yang mendasar guru perlu mengembangkan model pembelajaran agar proses pembelajaran lebih menarik dan bermakna.

Menurut id.wikipedia.org, model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi segala aspek sebelum sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala fasilitas yang terkait yang digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam proses belajar mengajar. Salah satu model pembelajaran yang bisa diaplikasikan dalam desain pembelajaran membaca adalah model pembelajaran discovery learning.

Model Discovery Learning adalah memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan (Budiningsih, 2005). Hanafiah (2012) menyatakan bahwa model pembelajaran discovery learning adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis sehingga mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku.

Discovery Learning terjadi bila individu terlibat, terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip. Model pembelajaran discovery learning tepat diterapkan dalam pembelajaran cerita sejarah karena peserta didik dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan seperti mengumpulkan informasi, membandingkan, mengidentifikasi, menganalisis, mengintegrasikan bahan ajar, dan membuat kesimpulan.

Discovery Learning dalam proses pembelajaran dimulai dengan pemberian stimulus. Siswa diberikan kuis dengan potongan cerita sejarah. Potongan-potongan cerita digabungkan untuk menjadi cerita yang runtut. Stimulus atau rangsangan potongan cerita ini bertujuan untuk membangun motivasi belajar dan memusatkan perhatian atau konsentrasi siswa terhadap isi materi yang akan dibahas. Cerita yang sudah tersusun memberikan manfaat ke siswa terbiasa mengidentifikasi masalah dan meningkatkan kemampuan untuk berpikir kritis. Hal ini dapat dilihat dari tingkat partisipasi siswa dalam menanggapi dan memberikan komentar dari cerita yang dibahas.

Langkah kegiatan selanjutnya mengumpulkan data dengan memberikan materi dan lembar kerja cerita sejarah ke siswa. Kegiatan pengumpulan data dalam discovery learning memberi kesempatan untuk mengumpulkan berbagai informasi yang relevan. Siswa secara aktif untuk menemukan sesuatu yang berhubungan dengan permasalahan dalam cerita sejarah. Siswa secara tidak sengaja menghubungkan masalah dengan pengetahuan yang telah dimiliki.

Kegiatan selanjutnya adalah membuktikan jawaban yang telah dilakukan. Langkah ini berguna untuk proses belajar berjalan dengan baik dan kreatif. Siswa secara aktif menelaah jawaban teman dan memberikan pendapat dengan data yang sesuai. Siswa diberikan kesempatan untuk menemukan pemahaman melalui pendapat yang disampaikan teman.

Langkah akhir adalah menarik simpulan yang bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi cerita sejarah dan mengukur pencapaian tujuan pembelajaran. Siswa menyampaikan simpulan mengenai cerita yang telah dibaca dan memberikan kesan. (kj1/zal)

Guru SMAN 1 Subah, Batang


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya