RADARSEMARANG.COM, Pendidikan merupakan sumber kemajuan suatu bangsa. Dengan pendidikan yang baik kualitas sumber daya manusia suatu bangsa tersebut dapat ditingkatkan. Secara kuantitas, Indonesia memiliki sumber daya manusia yang sangat besar.
Bahkan tahun 2030, Indonesia akan memasuki masa bonus demografi. Bonus demografi adalah suatu keadaan dimana jumlah penduduk usia produktif lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk nonproduktif.
Berdasarkan data BPS, tahun 2020 jumlah penduduk usia produktif sebanyak 191,08 (70,72% penduduk Indonesia), (https://www.kemenkopmk.go.id/hasil-survei-penduduk-2020-peluang-indonesia-maksimalkan-bonus-demografi).
Bonus demografi akan menjadi bencana apabila penduduk yang jumlahnya banyak tersebut tidak memiliki kualitas yang memadai. Penduduk usia produktif yang tidak dapat memaksimalkan kompetensinya akan kalah bersaing.
Oleh karena itu, pemerintah harus melakukan upaya menyambut bonus demografi untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Yaitu manusia yang sehat dan cerdas, adaptif, inovatif, terampil, dan berkarakter.
Salah satu upaya mempersiapkan bonus demografi adalah dengan memberikan pendidikan yang berkualitas pada penduduknya. Pendidikan yang berkualitas bukan hanya menciptakan generasi muda berkualitas dalam aspek kognitif saja, namun juga berkarakter dan memiliki keterampilan yang sesuai tuntutan zaman.
Pemberian tugas merupakan salah satu metode untuk mengembangkan karakter bagi siswa. Pemberian tugas dapat mengembangkan sikap tanggung jawab, kreatif, analitis, mandiri, jujur dan sebagainya.
Penugasan yang dikerjakan secara berkelompok akan mengasah kerja sama dan kepekaan sosial. Namun volume tugas yang terlalu penuh justru akan membebani siswa. Terlebih saat tugas yang diberikan tidak bermakna dan teknik yang monoton. Hal ini dapat menimbulkan menurunnya semangat belajar siswa.
Salah satu teknik mengurangi volume tugas siswa adalah dengan cara berkolaborasi antarmata pelajaran. Dengan tugas yang bersifat kolaboratif, siswa dapat terkurangi beban tugasnya karena satu tugas dapat dinilai beberapa mata pelajaran. Setiap mata pelajaran memiliki rubrik penilaian sendiri sesuai karakternya.
Dalam pembelajaran “Sistem Reproduksi pada Manusia”, aspek keterampilan dengan bunyi Kompetensi Dasar “Menyajikan hasil penelusuran informasi dari berbagai sumber terkait kesehatan dan upaya pencegahan gangguan pada organ reproduksi” di SMP N 1 Grabag, guru berkolaborasi dengan guru bimbingan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
Hal ini bertujuan mengurasi beban tugas siswa, meningkatkan kualitas media presentasi dan meningkatkan kertercapaian secara kuantitas pengumpulan tugas keterampilan.
Tahapan pertama pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar ini adalah penggalian informasi mengenai kesehatan dan upaya pencegahan gangguan organ reproduksi pada manusia dari berbagai sumber. Siswa dapat menggunakan buku paket, buku referensi, majalah, tabloid atau website yang relevan dan terpercaya.
Selain itu siswa dapat melakukan wawancara terhadap petugas medis seperti dokter atau bidan. Bahkan siswa dapat melakukan wawancara terhadap penderita atau penyintas penyakit pada sistem reproduksi. Dari hasil penggalian informasi tersebut, siswa akan memiliki konsep yang akan disajikannya dalam presentasi.
Tahap selanjutnya, pembuatan media presentasi. Pada tahapan inilah kolaborasi dengan bimbingan TIK diperlukan. Guru TIK akan membimbing siswa membuat media presentasi dalam bentuk power point (PPT). Dengan bimbingan dari guru TIK tingkat keterkumpulan tugas menjadi 100 persen dan kualitas media presentasi meningkat.
Tahap terakhir adalah presentasi. Siswa melakukan presentasi secara berkelompok, menggunakan PPT terbaik dari anggota kelompok. Guru menilai konten dan perfoma siswa dalam presentasi. Dengan kualitas media presentasi yang baik, siswa menjadi lebih percaya diri dalam presentasi. (gr2/lis)
Guru IPA SMPN 1 Grabag, Kabupaten Magelang