RADARSEMARANG.COM, Pembelajaran Agama Islam (PAI) di sekolah menekankan pada peningkatan iman dan takwa kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Pemberian pengalaman langsung untuk dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari, terlebih dalam hal ibadah dan muamalah.
Pendidikan Agama Islam merupakan mata pelajaran yang wajib ada di tiap tingkat SMA atau SMK. Menurut Muhaimin (2004: 76), Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar dalam kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan yang dilakukan secara berencana dan sadar atas tujuan yang hendak dicapai. Pendidikan Agama Islam juga diarahkan untuk mempersiapkan peserta didik memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang ilmu dan pengetahuan agama sebagai bekal kehidupan di dunia dan akhirat.
Permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan Pendidikan Agama Islam yaitu pada aspek metodologi pembelajaran, di mana guru masih bersifat normatif, teoritis dan kognitif yang mana kurang mampu mengaitkan serta berinteraksi dengan materi-materi pelajaran yang lainnya. Proses belajar yang diselenggarakan di sekolah sebagai pusat pendidikan formal sebagai upaya untuk mengarahkan pada diri individu secara terencana baik dari segi kognitif, afektif dan psikomotor.
Metode pembelajaran mempunyai kedudukan yang sangat penting untuk pencapaian tujuan karena menjadi sarana dalam penyampaian materi pelajaran. Zuhairini dan Abdul Ghafir (2004: 54) menyatakan bahwa metode berarti jalan atau cara yang yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu, dan metode mengajar adalah suatu cara yang harus dilalui untuk menyampaikan bahan pengajaran agar dapat mencapai tujuan pengajaran. Penggunaan metode yang tepat akan menentukan efisiensi dan efektifitas pembelajaran.
Pendidik perlu memahami hakekat metode dan relevansinya dengan tujuan utama Pendidikan Islam terbentuknya pribadi yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. Metode kisah pembelajaran pendidikan Islam bertujuan menjadikan proses dan hasil pembelajaran agama Islam agar lebih berdaya guna dan berhasil guna serta menimbulkan kesadaran kepada peserta didik untuk mengamalkan ketentuan ajaran agama Islam melalui tehnik motivasi yang menimbulkan semangat belajar yang tinggi.
Metode kisah merupakan salah satu metode mendidik dengan keindahan, keajaiban dan pesonanya sendiri. Karena kisah disukai oleh semua orang, baik tua maupun muda, apalagi untuk anak-anak. Bahkan dalam Alquran dan hadis banyak menceritakan kisah maupun sejarah masa lalu. Kisah yang termaktub dalam Alquran dan hadis merupakan salah satu metode pendidikan untuk membina kepribadian peserta didik atau dalam menyampaikan materi aspek akhlak. Oleh karena itu, sangat tepat ketika menyampaikan materi aspek akhlak dengan menggunakan metode kisah.
Pemilihan metode yang tepat sesuai dengan materi yang disampaikan berdampak pada pencapaian hasil belajar siswa. Metode kisah merupakan metode yang dipandang tepat dalam menjelaskan materi tentang akhlak. Penggunaan metode kisah dalam aspek akhlak ini menyesuaikan dengan materi yang sedang dibahas.
Misalnya, materi tentang kejujuran untuk kelas X semester 1 dikaitkan dengan kisah Rasulullah dengan kejujurannya sehingga mendapatkan gelar Al Amin, materi tentang menghindari minuman keras untuk kelas XI semester 1 dikaitkan dengan kisah seorang pemuda yang meminum khamr yang menyebabkan beberapa kemaksiatan.
Ketika menyampaikan materi aspek akhlak, anak-anak akan lebih mudah memahami materi yang disampaikan jika diberikan kisah yang nyata dari kisah-kisah terdahulu. Hal ini selain berdampak pada peningkatan pemahaman diharapkan juga siswa-siswa mampu untuk menerapkan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam interaksi kegiatan disekolah maupun di rumah. (una/ton)
Guru SMA Negeri 1 Candiroto Temanggung