RADARSEMARANG.COM, Kurikulum 2013 SMK edisi revisi terdapat mata pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan (PKK) sebanyak 7 JP (jam pelajaran) di kelas XI. Dan 8 JP di kelas XII dan termasuk ke dalam kelompok pelajaran C3.
Konten berisi mata pelajaran yang mempelajari sikap dan perilaku wirausaha, peluang usaha produk barang/jasa, hak atas kekayaan intelektual, desain produk, membuat produk sampai menjual produk.
Adanya anggapan jika PKK merupakan mata pelajaran yang sulit, menjadikan prestasi hasil belajar siswa pada akhir semester tidak maksimal.
Penulis mengajar di kelas XI pada mata pelajaran PKK terdapat KD 3.2 Menganalisis peluang usaha produk barang/jasa dan KD 4.2 Menentukan peluang usaha produk barang/jasa. Dari pengamatan, siswa selalu mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran. Kesulitan pada kompetensi dasar menentukan peluang usaha produk barang/jasa, siswa kesulitan produk apa yang akan dibuat, memulai dari mana dan bagaimana membuatnya. Begitu juga pemasarannya.
Siswa pasif dalam mengikuti pelajaran, tidak mampu menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Yaitu menentukan peluang usaha produk barang/jasa. Untuk itu guru mencoba menerapkan metode ATM.
Apa itu metode ATM? Metode ATM bukan merupakan metode pembelajaran yang tidak asing bagi pendidik. Metode ini bersumber dari metode field observation atau metode observasi lapangan. Metode observasi lapangan adalah metode pembelajaran di mana siswa menjadi pengamat atas fenomena yang terjadi secara nyata (Wright, 2000:119).
ATM kependekan dari amati, tiru dan modifikasi. Merupakan metode yang unik dan asyik dalam proses pembelajaran khususnya dalam membuat suatu produk barang/jasa, tanpa berpikir keras menghasikan hasil belajar yang optimal, orisinal dan otentik.
Metode ATM memudahkan siswa mempelajari PKK yang dianggap sulit terutama pada KI-4 yg menuntut produk hasil berupa barang/jasa yang siap untuk di pasarkan atau di jual.
Metode ATM akan menuntun siswa mengamati permasalahan, mencari penyelesaian, dan mempresentasikan hasilnya dengan mengedepankan nilai-nilai karakter rasa ingin tahu, tanggung jawab, disiplin selama proses pembelajaran.
Pembelajaran PKK dengan metode ATM dilakukan dengan tiga tahap. Pertama, tahap mengamati (Amati). Mengamati produk barang/jasa yang akan kita buat dengan sungguh-sungguh, rasa ingin tahu, disiplin, dan santun. Amati pula penggunaan peralatan dan kelengkapan dalam berproduksi dan yang lainnya.
Kedua, tahap menirukan (Tiru). Siswa meniru produk barang/jasa tertentu sesuai dengan kompetensi yang dimiliki. Guru melakukan bimbingan memberi saran dan arahan dalam melakukan kegiatan sampai membantu menyelesaikan kesulitan yang dialami siswa dalam membuat suatu produk.
Apabila belum berhasil sesuai yang diharapkan, siswa harus mengulangi kembali dengan rasa percaya diri dan pantang menyerah hingga diperoleh hasil sesuai yang diharapkan.
Ketiga, tahap memodifikasi (Modifikasi). Setelah mengamati dan meniru suatu produk barang/jasa yang telah kita buat, dilanjutkan dengan modifikasi dari produk atau barang yang telah ada dengan menambahkan ciri khas atau pembeda dengan produk yang sudah ada di pasaran atau produk lain yang tidak dimiliki orang lain. Misal mengubah bentuk, tampilan atau kemasan menarik, atau juga modifikasi pemasarannya.
Pembelajaran dengan metode ATM akan meningkatkan peran serta siswa dan memang secara nyata siswa melakukan proses dalam membuat produk barang /jasa, yang merupakan awal merintis suatu usaha. Proses pembuatan suatu usaha itulah yang dibutuhkan seorang wirausaha muda yang belum pernah melakukan kegiatan usaha.
Siswa dapat mengapresiasikan berbagai produk usaha sesuai keinginannya walau kadang jauh dari kompetensi produktif yang dimiliki. Tetapi seorang bisnisman kadang belum tentu sama dengan kompetensi yang dimilikinya, tinggal bagaimana siswa diajarkan untuk pandai membaca peluang usaha. Itulah salah satu kunci keberhasilan dalam berwira usaha untuk menjadi wirausaha muda yang sukses. (ko/lis)
Guru Produktif TKRO SMKN 10 Semarang