27 C
Semarang
Tuesday, 14 October 2025

Media Interaktif Jigsaw dan Snow Ball Tingkatkan Pemahaman Peluang Usaha

Oleh : Amin Prajogo

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Berubahnya kurikulum 13 menjadi kurikulum merdeka belajar mengubah cara belajar mengajar baik guru atau siswa di kelas. Bahkan menuntut perubahan paradigma dunia pendidikan dalam belajar mengajar agar sesuai perubahan zaman.

Penulis adalah pengajar mata pendidikan pelatihan (diklat) Projek Kreatif dan Kewirausahaan (PKK) materi Peluang Usaha untuk jurusan Tata Boga untuk di kelas XI Kuliner 1 dan Kuliner 2 di SMK Negeri 1 Purwodadi.

Mata pelajaran ini dimaksudkan agar siswa bisa melihat peluang usaha di sekitar tempat tinggal siswa dan di lingkungan sekolah. Maka guru dalam mengajar harus mengubah cara mengajar yang dulu kelas oriented atau guru oriented menjadi siswa oriented.

Dulu guru pusat ilmu pengetahuan. Bahkan semua informasi, transfer ilmu pengetahuan, sumber belajar, semua dari guru. Bahkan guru juga yang menentukan dalam pembelajaran. Tapi sekarang berubah. Siswa yang jadi pusat pendidikan dan siswa diberi kebebasan untuk mencari dan menemukan semua permasalahan yang telah ditugaskan oleh guru.

Guru sebagai fasilitator dalam membimbing siswa, membutuhkan metode belajar jigsaw dan snow ball untuk memudahkan siswa dalam memahami dan mengerti pembelajaran peluang usaha yang ada. Guru dalam menyampaikan materi pembelajaran peluang usaha menggunakan metode pembelajaran dan media pembelajaran di muka kelas.

Siswa dipersiapkan untuk mencari informasi dan pemahaman tentang pengertian, tujuan, dan manfaat peluang usaha, sebelum membuka usaha. Langkah yang ditempuh guru adalah, membentuk kelompok yang terdiri atas 6 siswa dalam satu kelompok. Sedangkan dalam satu kelasnya ada 36 siswa.

Lantas guru memberikan umpan balik berupa sebuah pertanyaan “Siapakah orang yang dikatakan sebagai seorang wirausaha atau bukan seorang wirausaha di sekitar rumah tempat tinggalmu dan di sekitar sekolah, dan tunjukan contoh tokoh yang dapat disebut seorang wirausaha sukses?”

Guru mengulangi lagi pertanyaan tersebut kepada siswa untuk menjelaskan secara rinci yang dimaksud seorang wirausaha dan memberikan klasifikasi yang termasuk seorang wirausaha atau bukan seorang wirausaha. Akhirnya setiap siswa mengajukan seorang sebagai contoh beserta bidang yang digeluti dalam berwirausaha.

Dalam diskuis ini, siswa melakukan observasi sesuai langkah-langkah sebagai berikut, yakni memilih siswa sebanyak 6 orang ke dalam satu kelompok kerja dan mencatat dalam laporan kerja siapa yang menjadi ketua dan sekretaris dalam kelompok.

Siswa melakukan literasi lewat observasi melalui literature buku-buku di perpustakaan, buku-buku pelajaran dan literature dari internet.

Kreteria tersebut kemudian dicatat dalam buku laporan apakah seseorang dapat dimasukkan ke dalam kategori seorang wirausaha dan yang bukan seorang wirausaha. Kriteria yang masuk ke dalam seorang wirausahawan diidentifikasi dan ditulis ke dalam table dan yang bukan seorang wirausaha juga ditulis ke dalam table agar mudah sebagai pembanding dalam menentukan kriteria tersebut.

Mencari contoh seseorang yang ada di sekitar tempat tinggal yang sesuai dengan kriteria tersebut dan setiap siswa mengusulkan satu nama beserta tempat tinggalnya. Menyusun laporan diskusi dan dipersiapkan dibacakan di muka kelas dan diberi tanggapan kepada peserta kelompok lain.

Pembelajaran cara ini bisa mengugah minat belajar siswa secara nyata. Bahkan membuat kelas menjadi hidup dan menyenangkan dengan berbagai adu argumentasi dan pendapat yang berbeda-beda tetapi saling mencari titik temu.

Dengan begitu, beragam permasalahan dapat dipecahkan melalui diskusi kelas dengan durasi waktu 4 jam @ 45 menit. Sebab waktu selama itu akan jenuh jika hanya diisi dengan ceramah dan guru yang menjelaskan materi monoton secara terus menerus.

Perubahan kurikulum merdeka belajar akan bermakna jika semua guru mau belajar dan memahami keinginan dan makna dalam pembelajaran yang selalu berubah-ubah sesuai tuntutan zaman. Merdeka belajar membuat siswa enjoy dan senang sesuai dengan bidang yang disukai dalam belajar dan bebas untuk berkreasi dengan karakternya.

Perkembangan dunia pendidikan dan pengalaman yang singkat ini bisa menjadi contoh dan suri tauladan yang baik untuk teman-teman seprofesi dalam mengelola kelas yang diampunya. (ump2/ida)

Guru SMK Negeri 1 Purwodadi


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya