28 C
Semarang
Monday, 16 June 2025

PJBL dengan Metode 3D CLO Tingkatkan Kompetensi Desain Fesyen

Oleh: Yeny Kosasih, S.Pd,

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, SEJAK diberlakukannnya Kurikulum Merdeka (Kumer), desain fesyen merupakan pilihan kejuruan yang melatarbelakangi perkembangan teknologi disruptif pada dunia usaha dan industry (DUDI), link and Macth, sehingga kemajuan teknologi industry mengajak kita untuk menerapkan konsep Bring Industry to School yaitu Bring Atitude, Bring Project and Bring Best Learning. Dalam menyelaraskan pengembangan kurikulum tersebut dapat dilaksanakan dengan pembelajaran berbasis PJBL, asesmen dan uji sertifikasi di sekolah.

PJBL singkatan dari Project Based Learning dimana suatu proses pembelajaran yang menyatu pada proses produksi. Siswa diberikan pengalaman belajar pada situasi yang nyata dengan suasana industry dengan melibatkan seluruh mata pelajaran.

Siswa belajar mulai dari menganalisis persyaratan produk/ jasa order dari perencanaan, proses produksi, evaluasi proses, penilaian hasil produksi, mutu produk, pemasaran, distribusi dan penjualan produk yang berkualitas. Untuk itu, peserta didik perlu dilatih dengan cara, alat dan mesin yang sama seperti yang digunakan dalam pekerjaan, mereplekasi lingkungan kerja sesuai DUDI, dilatih berulang ulang secara langsung atau individual dalam kebiasaan berfikir dan bekerja seperti di DUDI dan memperhatikan permintaan pasar. (Charles A Prosser).

Rendahnya kualitas pembelajaran Desain Fesyen karena proses pembelajaran tidak berpihak pada siswa sebagai seorang pembelajar yang belajar dimana saja, dengan siapa saja dan kapan saja. Disini guru sebagai fasilitator yang memfasilitasi peserta didiknya, sebagai mentor dan Coach.

Untuk memperbaiki kualitas pembelajaran Desain Fesyen dengan menerapkan PJBL metode CLO 3D yang sangat menarik dan disesuaikan dengan karakteristik serta kebutuhan siswa, sehingga diharapkan dapat tumbuh dan berkembang sesuai zamannya.

Kelebihan dari PJBL adalah pembelajaran yang seimbang antara pengetahuan, keterampilan dan sikap, mudah memusatkan perhatian siswa dalam belajar pada satu project, meningkatkan efektifitas pembelajaran, memiliki penguasaan kompetensi lebih dalam dan lebih berkesan, mengarahkan peserta didik agar mampu bekerja secara professional, menyiapkan peserta didik memiliki kompetensi hard skill dan soft skill, membudayakan budaya kerja industry terutama budaya mutu, efisiensi, kreatif dan mandiri, dan memberikan wahana pengalaman belajar siswa dengan pengalaman yan berhasil (kemendikbud).

Software CLO 3D salah satu software yang digunakan dalam pola digital. software CLO 3D dapat dioperasikan baik dengan komputer maupun laptop. software CLO 3D dipilih karena fitur lengkap, mudah digunakan, tersedia video tutorial, dapat disimpan dalam format tertentu, dan software gratis sehingga tidak memberatkan peserta didik dalam membuat desain. (Rahmawati, dkk).

Menurut Muhdhor CLO 3D, dapat dikembangkan dengan metode PJBL sehingga dapat meningkatkan kompetensi Peserta didik untuk mengeluarkan pikiran, pendapat, saran dan merefleksi sehingga peserta didik lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran, selain itu ada link and match antara materi yang diberikan dengan situasi di industry atau dunia nyata sehingga peserta didik paham dan mengerti hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan sehari hari yang berorientasi pada profil pelajar pancasila, diataranya, beriman bertakwa dan berakhlak mulia, mandiri, bernalar kritis, kreatif, gotong royong dan berkebinekaan global.

Berdasarkan orientasi permasalahan yang dihadapi sebagai konteks untuk peserta didik belajar berfikir kritis dan terampil dalam memecahkan masalah dan membantu mengasah kompetensi dan kemampuan berfikir akhirnya hasil belajar desain fesyen dengan metode CLO 3D Busana kelas X SMK Negeri 1 Pringapus, Kabupaten Semarang dapat meningkat. (una/zal)

Guru SMKN 1 Pringapus, Kabupaten Semarang.


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya