RADARSEMARANG.COM, sebuah sekolah ditentukan oleh berbagai faktor antara lain sumber daya manusia. Yaitu seluruh guru dan tenaga pendidikan yang ada, sarana dan prasarana penunjang pembelajaran, sistem managerial dan komunikasi kepala sekolah dengan para pemangku kepentingan yang ada.
Secara umum penyelenggaraan sekolah didukung oleh faktor yang telah disebutkan di atas. Namun demikian secara nyata faktor tersebut dalam mengelola sekolah, perlu pemahaman yang mendalam tentang bagaimana standar pelayanan minimal yang harus dipenuhi.
Ada delapan standar pelayanan minimal yang harus dilaksanakan oleh seorang kepala sekolah. Pertama, standar kompetensi lulusan, kedua standar isi, ketiga standar proses, keempat standar penilaian, kelima standar pendidik dan tenaga kependidikan, keenam standar sarana prasarana, ketujuh standar pembiayaan, dan kedelapan standar pembiayaan.
Dalam mengelola sekolah di SMPN 1 Salaman yang efekif dan produktif perlu adanya komunikasi yang efektif. Artinya, seorang kepala sekolah harus memahami benar regulasi serta mampu berkomunikasi secara efektif kepada seluruh komponen stake holder. Namun, kenyataan yang ada sering terkendala dengan regulasi lain sehingga berbenturan dan menciptakan permasalahan.
Hal ini semisal adanya pernyataan “sekolah gratis.” Konsep inilah yang kadang ditelan mentah-mentah oleh masyarakat. Hal tersebut tentunya perlu adanya komunikasi yang efektif dan terbuka dalam pengelolaan sekolah yang produkif. Apabila tidak ada penjelasan dan sosialissi tentang kepentingan memajukan sekolah, maka bisa menimbulkan miskomunkasi yang berdampak hubungan antara sekolah dan orang tua serta masyarakat menjadi tidak baik.
Menciptakan komunikasi yang baik dan efektif antara sekolah, orang tua dan masyarakat bisa melalui pembentukan paguyuban orang tua, pembentukan komite sekolah sebagai jembatan komunikasi antara sekolah dan orang tua.
Peranan orang tua yang terbentuk dalam paguyuban orang tua kemudian dibentuk pengurus komite adalah salah satu jalan bagus demi memadukan keinginan dari kedua belah pihak. Yaitu kebutuhan dan kepentingan sekolah dan keinginan orang tua dalam memajukan anak untuk menciptakan siswa yang berprestasi sesuai talentanya baik di bidang akademik maupun nonakademik.
Untuk bisa meningkatkan dan memajukan sekolah perlu menggandeng orang tua, masyarakat dalam memikirkan kemajuan sekolah. Selain itu guru dan kepala sekolah harus memiliki kompetensi seperti akademik, kepribadian, paedagogik, sosial.
Menurut Nana Sudjana (2004 :18), kompetensi-kompetensi tersebut sangat menentukan terhadap peningkatan produktivitas kerja guru dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya. Menjadi sumber belajar, menjadi fasilitator bagi para peserta didik untuk melaksanakan aktivitas belajar pada diri peserta didik. Karena guru merupakan kunci keberhasilan sebuah sekolah.
Usaha-usaha untuk meningkatkan produktivitas kerja yaitu menjalalankan visi dan misi, tupoksi, kepemimpinan yang demokratis, supervisi, penilaian program kerja staf sekolah, dalam rangka perbaikan dan pembinaan serta pengembangan (pelatihan) secara optimal. Untuk menciptakan produktivitas sekolah perlu melakukan pendekatan humanisme.
Menurut KBBI, humanis adalah orang yang mendambakan dan memperjungkan terwujudnya pergaulan manusia. Dalam istilah budaya Jawa yaitu “nguwongke uwong”. Menghargai sesama manusia secara seutuhnya sebagai manusia yang sebenarnya.
Melalui pendekatan humanisme diharapkan dapat menciptakan produktivitas sekolah dengan melakukan komunikasi yang efektif dan menggalang kekuatan dari seluruh stake holder yang ada membangun kerja sama yang harmonis, sinergis dan transparansi. (sl/lis)
Kepala SMPN 1 Salaman, Kabupaten Magelang