RADARSEMARANG.COM, Kebudayaan Jawa kaya akan nilai-nilai luhur yang harus dilestarikan. Di tengah gempuran arus globalisasi yang semakin pesat, lambat laun kebudayaan Jawa semakin tergerus. Hal itu ditandai dengan minimnya pengetahuan tentang budaya Jawa.
Bergesernya bahasa Ibu yang awalnya menggunakan bahasa Jawa menjadi bahasa Indonesia, juga turut menjadi penyebab minimnya pengetahuan tentang budaya Jawa di kalangan siswa. Kosakata yang dipahami siswa semakin sedikit. Hal tersebut tentu menghambat siswa dalam menggali nilai-nilai luhur budaya Jawa.
Salah satu materi kebudayaan Jawa yang harus dipelajari siswa di kelas 2 SD adalah mengenal Pandhawa. Para tokoh Pandhawa terkenal dengan karakter baik, budi pekerti yang luhur, kemampuan berperang yang mumpuni, serta kecerdikan yang tidak diragukan lagi. Dengan mempelajari tokoh Pandhawa diharapkan siswa dapat mengambil karakter baik yang dimiliki oleh para tokoh.
Minimnya kosakata Bahasa Jawa dan minat terhadap budaya jawa yang rendah, tentu menjadi tantangan tersendiri bagi guru dalam mendampingi siswa belajar Pandhawa. Perlu strategi khusus agar tujuan pembelajaran bisa tercapai dan pembelajaran menjadi lebih efektif dan menyenangkan bagi siswa. Salah satu strategi yang bisa diterapkan guru adalah dengan melakukan permainan kartu kalimat.
Menurut Mayasari (2018), kartu kalimat adalah kartu berwarna dengan bentuk persegi panjang yang berisi kalimat sederhana yang kemudian penggunaannya dirangkaikan dengan permainan. Namun, sebelum memulai permainan dengan kartu kalimat, guru mengenalkan tiruan wayang Pandhawa pada siswa. Siswa bersama dengan guru menyebutkan nama para tokoh Pandhawa tersebut. Setelah siswa mengidentifikasi baru permainan kartu kalimat dimulai.
Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan adalah guru adalah sebagai berikut: pertama, guru membuat kartu kalimat berdasarkan bacaan yang ada di buku teks siswa. Kalimat disusun sesederhana mungkin dengan bahasa yang mudah dipahami siswa. Kedua, siswa diminta untuk membaca bacaan tentang tokoh Pandhawa bersama-sama.
Ketiga, siswa secara acak mengambil 1 kartu kalimat yang disediakan oleh guru. Siswa membaca kalimat yang ada pada kartu yang diperoleh. Siswa diberi waktu kurang lebih 5 menit untuk memahami kalimat dan menemukan jawaban tokoh wayang yang sesuai dengan kartu yang diperoleh.
Keempat, siswa kemudian berlari menuju wayang yang sesuai dengan deskripsi pada kartu kalimat yang diperoleh. Kelima, setelah semua siswa menemukan wayang yang sesuai dengan kartu kalimat, siswa diminta untuk membaca satu per satu kartu kalimat.
Siswa berkelompok pada tiap tokoh Pandhawa, mulai dari Yudhistira hingga Nakula dan Sadewa. Siswa yang lain diminta menyimak dan memberi masukan apabila ada jawaban teman yang salah. Setelah selesai, kartu kalimat dikumpulkan dan dimulai permainan lagi. Permainan kartu kalimat akan selesai setelah semua siswa bisa menjawab dengan benar.
Dengan adanya permainan kartu kalimat tersebut, siswa akan merasa senang sehingga pembelajaran tidak membosankan. Selain itu, siswa lebih mudah memahami materi tentang mengenal Pandhawa. Siswa tidak harus membaca teks yang panjang dan melelahkan. Apalagi dengan kosakata yang jarang dijumpai dalam kehidupan sehari-harinya.
Dengan kalimat sederhana yang ada pada kartu kalimat, kegiatan belajar bisa lebih menyenangkan sehingga tujuan pembelajaran bisa tercapai secara maksimal. Dampak lainnya adalah siswa bisa meneladani sifat baik yang dimiliki para Pandhawa. Siswa asyik bermain, guru puas dengan pembelajaran yang dilakukan. (ks/ton)
Guru Kelas II SDN Salatiga 06, Kota Salatiga